Seperti biasa, mereka menghabiskan waktu makan siang dengan berkumpul dikantin dan memakan makan siang. Setelah itu sisa waktu digunakan untuk berbicara hal hal random.
Ada yang berbeda dengan formasi mereka. Biasanya Lia yang duduk disamping Junho, kini Lia duduk disamping Chaeyoung dan menggeser posisi Soobin.
Junho dan Lia bahkan tak saling menyapa seharian.
Soobin sadar tapi pura pura tak sadar. Sedangkan Chaeyoung dia benar sedang saling diam.
"Jika kalian lulus aku disini dengan siapa?"
Yuna merengut sambil menyuapkan pangsit kemulutnya.
"Temanmu kan banyak"
Yeonjun menimpali dari ujung sana. Dia sibuk mengeluarkan saus dari botol yang benar benar susah untuk dikeluarkan.
Akhirnya dia memilih untuk memakan sosisnya tanpa saus.
"Sini biar kucoba"
Lia mengambil alih saus didalam botol plastik itu dari Yeonjun dan mencoba mengeluarkannya.
"Kau tak dekat dengan Jisung, Yun?"
"Jisung? Jisung Park atau Jisung Han? jika Jisung Han aku dekat"
"Jisung Park"
Chaeyoung mengabaikan tatapan tajam yang berasal dari Junho didepan sana.
"Oh tidak, dia tak pernah main dengan perempuan kak"
Chaeyoung mengangguk angguk. Saat dia bicara dengan Yuna, matanya terganggu dengan gerakan Lia yang berkutat dengan botol saus.
"Mana"
Chaeyoung menarik pelan botol itu dan melihat ujung botol. Ternyata botolnya masih baru dan pembatasnya belum dipotong.
Lia dan Yeonjun hanya menyengir saat melihat Chaeyoung yang memutar bola matanya.
"Oh iya, kalian akan kuliah dimana?"
Pertanyaan itu terlontar dari seorang Choi Soobin yang terkenal sangat santai menghadapi hidup.
Sedikit mengejutkan.
"Aku ikut kak Eunwoo saja"
"Tetap disini, aku tak bisa meninggalkan ayahku"
"Mom menyuruhku belajar Fashion di Parris
"Lalu kau Jun?"
"London"
"IYAKAN KALIAN SEMUA AKAN PERGI JAUH"
Teriakan Yuna membuat seisi kantin menoleh pada mereka. Tapi mereka tetap mengabaikannya karena memang hal itu biasa.
"Astaga Choi Yuna"
Yeonjun dengan cepat membungkam mulut Yuna agar anak itu tak berbicara lagi.
"Kau mau ke London?"
Chaeyoung bertanya dengan nada datar kearah Junho yang sedang bermain ponsel.
"Iya, belajar bisnis"
Chaeyoung mengangguk lalu melihat kearah Yuna yang masih merengut.
"Utututu Yuna ditinggal sendirian"
"Kalian jahat"
"Kiliin jihit"
"aish Choi Yeonjun"
Lia segera menahan Yuna yang ingin memukul Yeonjun dengan tangan kanannya. Sementara Yeonjun sudah tergelak dikursinya.
"Kak Chaeyoung"
Perhatian mereka teralihkan kearah suara seorang lelaki yang memanggil Chaeyoung. Dibelakang gadis itu sudah berdiri Park Jisung dengan rambut yang meneteskan keringat.
"Ya"
"Boleh titip ponsel kak Jeno? tadi tertinggal dilapangan"
"Oh oke"
Setelah menyerahkan ponsel hitam milik Jeno. Jisung tersenyum simpul dan pergi dari gerombolan anak sendok emas yang sedang menikmati waktu istirahatnya.
Chaeyoung menyadari tatapan Junho yang menajam namun dibiarkannya. Biar saja sahabatnya itu kepanasan sampai harus mandi air es.
Bel jam pelajaran berbunyi membuat mereka harus meninggalkan kantin.
"Nanti pulang bersama"
Ucap Junho dingin ditelinganya
"Aku dijemput kak Eunwoo"
"Mobilku diparkiran sayap kanan"
"Terserah, aku dijemput kak Eunwoo"
************
Pelajaran bahasa Jepang Yuta Sensei benar benar membosankan bagi Soobin. Sedari tadi dia tak memperhatikan penjelasan Yuta Sensei tapi malah menggambar.
Dia tak tau apa tujuan sekolah ini memilih pelajaran bahasa Jepang sebagai pelajaran tambahan.
Sesekali Soobin melirik Yeonjun yang mengantuk diujung sana sambil menopang kepalanya.
Mereka lebih memilih dikeluarkan dari kelas dan tidur di UKS daripada belajar sekarang. Tapi sayangnya Yuta Sensei orang yang santai. Asal mereka masuk kelas saja sudah bagus. Tak seperti Mrs. Hyo yang tak segan segan mengeluarkan mereka dari kelas.
Bel berbunyi dan Soobin dengan cepat menempelkan kepalanya dimeja. Hal tersebut juga dilakukan Yeonjun.
Mereka sangat sangat mengantuk.
Tak ada lima menit mereka menempelkan kening dimeja lalu terdengar suara Mr. Hyo yang menyapa.
"Oke class"
Astaga, cobaan apalagi ini?
***********
Yuna sedang berjalan sendiri dikoridor sekolah karena dia sangat malas masuk kelas. Dia berniat ingin membolos sendirian dilapangan basket indoor tapi sayang, ada seorang lelaki dengan rambut blonde yang sedang bermain bola disana.
"Kau bisa main?"
"Kau menantangku?"
"Yang kalah harus membelikan Frappucino untuk yang menang"
Lelaki itu melempar bola padanya. Dengan cepat dia mengambilnya dan medribble bola kearah Ring basket. Hampir sampai namun bola berhasil direbut lelaki itu dan dia yang berhasil memasukkannya.
Kali ini Yuna tak mau kalah, dia harus bisa menang dan mendapatkan Ice Frappucino gratis.
Dia merebut bola dan ingin berlari namun sayang, rambut panjangnya tersangkut dikancing baju teman sebayanya itu.
"aaaa"
Dia ingin berbalik namun tubuhnya ditahan.
"Kau jangan berbalik, nanti susah"
Mau tak mau Yuna menurut, membiarkan lelaki itu melepaskan rambut panjangnya dari kancing seragam temannya.
"Sudah?"
"Belum"
"Kau menyukai kak Chaeyoung?"
"Siapa yang tidak menyukainya?"
"Bukan itu maksudku, menyukai dalam hal lebih"
Lelaki itu terkekeh membuat Yuna bingung.
"Ini kali pertama kita bicara dan kau berani mengintrogasiku huh?"
"Memangnya siapa kau hingga aku tak berani?"
"Aku Park Jisung"
Jisung berlari meninggalkan Yuna kearah bola basket dan memasukkannya ke Ring.
"Aku menang, kau belikan Ice Frappucino ya"
Yuna mengerjapkan matanya bingung saat Jisung pergi begitu saja meninggalkannya sendirian.
________________
________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...