Chaeyoung menutup payungnya saat dia sudah sampai dihalte bus. Seragamnya sedikit basah karena payungnya tak mampu menahan percikan air hujan agar tak mengenai baju seragamnya.
Dia bertengkar kecil dengan Junho tadi dan dia malas untuk pulang bersama pemuda itu. Chaeyoung pergi menembus hujan dengan payungnya dan meninggalkan Junho begitu saja. Sementara Yeonjun dan Soobin tak membawa mobil kesekolah. Akan lebih buruk jika dia membonceng Yeonjun ataupun Soobin.
Chaeyoung mengambil tempat duduk ditengah tengah. Meski dia tau posisinya tak akan merubah apapun.
Ponselnya berbunyi. Ada nama kakaknya dilayar.
"Iya kak"
"Chae, kakak terjebak macet karena ada pohon besar tumbang menutupi jalan raya. Kau mau menunggu kakak? sepertinya bus juga tidak beroperasi karena macet. Juga cuaca yang tidak mendukung untuk berkendara"
Chaeyoung terdiam diposisinya. Hujan sangat lebat dan dia hanya sendirian dihalte. Dia juga daritadi tidak melihat adanya kendaraan yang melintas.
Chaeyoung memekik saat terdengar suara petir yang sangat keras.
"Chaeyoung, adik kakak kau disana? kau baik baik saja?"
"i-iya kak, aku sedang bersama Yeonjun, kami menunggu hujan reda. Dia tertidur"
"syukurlah. Tunggu hujan reda dan pulang dengan Yoenjun oke? jika tidak, tunggu kakak"
"Ah iya. Kakak hati hati"
"Kau juga"
Telfon dimatikan kakaknya dan Chaeyoung kembali berdiam.
Dia hanya menunggu keajaiban hujan akan reda secepatnya dan dia bisa berjalan pulang. Dia bisa menunggu bus dihalte berikutnya.
Chaeyoung memejamkan matanya dan memegang payungnya erat erat saat petir kembali menyambar dan menimbulkan suara menggelegar.
Dia takut.
Dia benar benar sendirian disini.
"Dasar batu, sudah kubilang untuk pulang denganku"
Chaeyoung membuka matanya dan mendongak. Dia menemukan Junho yang sedang menatapnya dengan pandangan marah.
Percikan air hujan membuat rambut Junho sedikit basah. Bahkan celana pemuda itu sudah basah hingga diatas mata kaki.
Tanpa pikir panjang, Junho segera menarik tangan Chaeyoung dan memasukkannya kedalam mobil.
Junho menyugar rambutnya yang telah basah saat dia sudah duduk dikursi kemudi.
Petir kembali menyambar dan Chaeyoung hanya bisa diam sambil memegang payungnya walaupun sudah berada didalam mobil Junho.
Pemuda itu mengemudikan mobilnya menjauhi area halte karena disana banyak pohon dan dia takut jika ada pohon tumbang dan mengenai mereka.
Setelah menemukan tempat yang pas meskipun masih terguyur hujan Junho memberhentikan mobilnya. Sekolah sudah tutup hingga ia tak bisa parkir disana.
Dia melihat Chaeyoung yang mencengkeram payung biru yang ada ditangannya.
Tak pikir panjang, Junho mengambil jemari gadis itu perlahan agar melepas cengkeraman pada payung itu.
Junho menaruh payung biru yang tak asing baginya ke jok belakang dan menatap Chaeyoung lekat lekat.
Junho mencari hoodie miliknya di jok belakang siapa tau ada. Dia tak mungkin memberikan hoodie yang dipakainya pada Chaeyoung karena kondisinya juga basah karena dia yang nekat turun dari mobil tanpa payung.
Bukannya hangat, gadisnya malah semakin kedinginan.
"Buka bajumu dan pakailah"
Chaeyoung menatap tajam Junho yang mengukulurkan sebuah hoodie kuning yang tidak terlipat padanya.
Tapi apa tadi?
Buka baju? didepan Junho?"
"Aku tak akan melihat, kaca mobil ibuku juga gelap. Tak akan ada yang melihatmu"
Chaeyoung membuang wajahnya keliar jendela dan kembali tersentak kala petir kembali menyambar.
"Chaeyoung jangan keras kepala"
Chaeyoung mau tak mau mengambil benda itu dari tangan Junho setelah mendengar suara Junho yang berubah datar.
"Jangan melihat"
Junho lalu menutup kepalanya dengan tudung hoodie dan mendongak. Punggungnya disenderkan pada jok mobil dan menutup matanya.
"Sudah"
Junho kembali membuka matanya dan melihat Chaeyoung sudah mengenakan hoodie miliknya.
Baju seragamnya pun sudah terlipat rapi dan sedang dimasukkan kedalam tas.
Chaeyoung menutup matanya kembali dan mencengkeram tasnya saat suara petir menyapa pendengarannya.
Junho segera meraih jemari itu dan menggenggamnya. Menaruh tas Chaeyoung di jok belakang dan memeluk gadis itu.
"Jangan takut, ada aku"
Chaeyoung berjengkit kembali di pelukan Junho saat petir kembali menyambar.
Junho memberi usapan hangat pada punggung Chaeyoung dan mengecupi puncak kepala gadis itu.
"Ada aku, jangan takut"
"Jun tak bisakah kita menrduh di cafe saja?"
Suara Chaeyoung terdengar pelan karena teredam oleh dada Junho dan tertutupi suara hujan lebat diluar sana"
"Cafe daerah sini tak memiliki tempat parkir sayang, kau mau kita berjalan dari tempat parkir dan kembali basah?"
"kalau begitu jalankan mobilnya ke cafe yang memiliki tempat parkir"
"sangat riskan Chae. Mobil lain pun menepi disini"
Ada sekitar 5 mobil yang berdiam ditempat yang sama dengan tempat mereka sekarang. Karena memang cuaca sangat buruk.
"Aku sudah mengirim pesan pada kak Eunwoo jika kau ada bersamaku"
Junho mengusap rambut basah Chaeyoung. Pasti rasanya dingin apalagi rambut itu kian memanjang sekarang.
Sebuah fakta yang berhasil disembunyikan mereka selama tiga bulan ini adalah Chaeyoung yang sudah menjadi kekasih Cho Junho.
Tak ada yang tahu tentang ini. Kak Eunwoo ataupun mama Yeji sekalipun.
______________________
______________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...