Dia tau jika senja tak pernah serius dengan segala pendarnya. Berpindah kesana kemari, datang lalu pergi seakan tak memiliki beban. Senja hanya bergurau mengenai tinggal, dia tak pernah bisa menetap disatu tempat.
Seperti sekarang ini, dia melihat senja sedang bercengkrama dengan sang malam. Dia hanya bisa menatap dengan diam sambil berpikir, apa yang membuatnya jatuh pada senja?
Senjanya terlihat begitu bahagia sekarang, pendarnya menenangkan. Cahayanya berpijar indah menembus cakrawala yang mulai menggelap.
Senja indah.
Tapi bukan miliknya.
Senja selalu meninggalkan sang surya untuk menemui sang malam.
Dia tak bisa meraih senja karena senja tak pernah tertuju untuknya.
Dia hanya berdoa pada tuhan agar secepatnya mengirimkan rembulan untuknya agar dia bisa melupakan pendar senja yang membuatnya jatuh cinta.
Getar ponsel yang ada ditangannya membuyarkan semua lamumannya akan senja, surya, malam, dan rembulan.
Kakak
Kakak sudah sampaiDia segera menghabiskan Ice Americano nya dan mengemasi barangnya yang masih tercecer dimeja. Membuat perhatian sahabat sahabatnya beralih padanya.
"Mau pulang sekarang Chae?"
Chaeyoung tersenyum menanggapi pertanyaan Lia.
"Kak Eunwoo sudah menunggu, dia bisa mengamuk kalau aku tidak cepat. Bye bye semuaa"
Chaeyoung melangkah pergi menjauh dari dua orang disana.
Selama 17 tahun Chaeyoung hidup dia tak pernah merasakan apa yang namanya memiliki kekasih. Eunwoo selalu posesif jika menyangkut adik kecilnya itu.
Tidak boleh berpacaran.
Tidak boleh dekat dengan lelaki lain.
Tidak boleh berkencan dengan lelaki.
Apa dia tak takut jika Chaeyoung malah menyukai perempuan?
Chaeyoung melihat kakaknya dengan setelan kantor dan kacamat hitam sedang berdiri disamping mobilnya sambil bermain ponsel. Tak sedikit pula murid perempuan yang berbisik mengenai kakaknya. Chaeyoung risih.
Dia setengah berlari lalu membuka pintu mobil, dengan cepat memasukkan kakaknya kedalam mobil.
Chaeyoung duduk dikursi penumpang dengan sedikit kesal. Eunwoo hanya terkekeh melihat bibir adiknya yang mencebik.
"Kenapa?"
"Tidak"
Lelaki 25 tahun itu dengan cepat menjalankan mobilnya untuk keluar dari area sekolah.
"Kak, pernah jatuh cinta?"
"Pernah"
"Apa cinta kakak terbalas?"
"Tidak"
Chaeyoung menegakkan posisinya dan menghadap kakaknya. Matanya bulatnya membelalak lebar.
"Serius?"
Eunwoo mengangguk.
Gila.
Orang setampan dan semapan Eunwoo saja cintanya tak terbalas?
Chaeyoung akui bahwa kakaknya ini tampan, sangatlah tampan. Mata sipit, hidung mancung, kulit bersih tanpa noda. Mata Eunwoo akan melengkung indah saat dia tertawa atau tersenyum. Senyumanya juga sangat manis.
Tubuh tinggi proporsional dan otak seksi semakin membuat kadar ketampanannya meningkat.
Perempuan mana yang bisa menolak kakaknya? Perempuan bodoh mana yang menolak lelaki sesempurna Eunwoo?
"Kak Eunwoo aku serius"
"Kakak juga serius Chaeng"
Chaeyoung kembali membenahi posisi duduknya lalu mengeluarkan botol tumblr dari tasnya. Meminum air dari dalam sana dan menghela napas pelan.
"Apa yang membuat dia menolak kakak? dan siapa orangnya?"
"Aku saja tak pernah menyatakan perasaan"
"Bodoh, siapa perempuannya?"
"Anggota girlgroup"
Chaeyoung kembali membelalakkan matanya. Kakaknya pernah terlibat cerita cinta dengan anggota girlgroup mana?
Dia yakin jika wanita ini sangat cantik. Buktinya Eunwoo suka.
"Hint selanjutnya kak"
Eunwoo menyentil dahi Chaeyoung dengan gemas. Adiknya sangat ingin tau sekali.
"Tidak ada, pikir saja sendiri"
"Aaaah kak Eunwoo"
Eunwoo terkekeh.
"Kim Doyeon"
Chaeyoung sukses menyemburkan air minumnya lalu terbatuk dengan keras. Melihat Chaeyoung seperti itu, Eunwoo hanya tertawa keras tak berniat membantu.
Salah sendiri kepo.
*********
Selepas kepergian Chaeyoung. Yuna datang dengan mata berair dan mulai menangis tersedu didepan Junho.
Serius, dia tak tau harus melakukan apa. Biasanya Soobin, Yeonjun, dan Chaeyoung yang akan mengatasi Yuna. Tapi dia tau jika kedua orang itu sudah tidak ada disekolah sekarang. Lantas dia harus bagaimana?
Lia memindah duduknya, sekarang dia duduk tepat disamping Yuna. Membawa gadis yang lebih muda kedalam pelukannya. Memberikan kata kata penenang walaupun tak berimbas banyak. Tangisan gadis itu semakin keras.
"Hey ada apa?"
Pertanyaan Lia dianggap angin lalu oleh Yuna. Gadis itu tetap menangis tersedu.
Sepuluh menit berlalu, dengan Lia yang memeluk Yuna yang menangis dan Junho yang hanya menontoninya.
Kini gadis 16 tahun itu sudah lebih tenang dan sedang menatap Lia dengan pipi penuh air mata dan mata yang memerah.
"Kak Lia, aku melihat kak Beomgyu mencium Minju"
Yuna kembali menangis. Kali ini gadis itu mengangkup wajahnya dengan kedua tangannya.
Mereka semua tau jika Yuna dan lelaki bernama Beomgyu sudah menjalin hubungan selama 2 minggu.
Mendengar penuturan Yuna, Junho menjadi emosi. Dia tak mengenal Beomgyu tapi dia mengetaui bagaimana orangnya.
Berani sekali dia menyakiti Yuna.
Belum pernah dijambak Chaeyoung?
Untung saja tak ada Chaeyoung disini. Jika ada, mungkin Chaeyounh sudah mengamuk dan menyisir seisi sekolah mencari lelaki itu.
"Bagaimana kak"
Lia tak tahu harus menjawab apa. Dia juga tak tau harus bagaimana menanggapi Yuna.
Sontak mereka menatap Junho saat lelaki itu bangkit dari duduknya dan menyebabkan kursi membuat suara gaduh.
"Mau kemana Jun?"
"Mencari Beomgyu"
__________________
__________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...