3

254 61 7
                                    

Hari ini mungkin hari terburuk baginya.

Pagi hari sudah disambut oleh teriakan yang saling bersaut didalam rumah. Sampai disekolah dia dihukum karena telat. Dan sekarang, sahabatnya mengacuhkannya karena seorang gadis baru.

Gadis dengan wajah teduh dan senyum menawan. Tutur kata serta tingkah laku halus.

Apa gadis ini seorang putri raja?

Gadis ini sudah 3 hari bersama mereka dan mengambil miliknya. Tempat duduk disebelah lelaki bersurai hitam itu miliknya. Dan gadis ini mengambilnya.

Sekarang, dia bisa melihat binar bahagia dimata sahabatnya kala gadis itu tersenyum.

Dia sebal.

"Nanti kita pulang bersama?"

"Tidak bisa, aku bersama Yuna"

"Kak Chaeng-

Yuna yang ingin berbicara menjadi bungkam kala melihat sorot tajam Chaeyoung yang diberikan untuknya.

Junho menatap bingung pada Chaeyoung. Kenapa dengan anak ini?

"Chae, kau kenapa?"

Chaeyoung hanya fokus pada ponselnya dan tak menghiraukan pertanyaan Junho.

"Chaeyoung"

Dengan tak sabar, Junho langsung mengambil ponsel gadis itu dan dihadiahi teriakan protes yang membuat seisi kantin melihat mereka.

Bahkan Soobin yang sedang memakan kimbab nya pun tersedak dan Yuna sedang membantunya sekarang.

Yeonjun mencoba menahan lengan Chaeyoung agar tak menyerang Junho sekarang. Mereka masih disekolah, dia tak mau jika Chaeyoung masuk BK karena menyerang sahabatnya sendiri.

Chaeyoung menatap sengit pada Junho lalu meninggalkan lelaki itu dalam kebingungan.

Ponsel putih ditangannya bergetar membuatnya reflek melihat kearah benda itu. Sebuah notifikasi pesan dari seseorang yang mungkin sedang bermasalah dengan Chaeyoung.

Mama

Dear kau harus memilih, mama atau papa? waktumu tak banyak saya...

Dengan rasa ingin taunya, Junho membuka aplikasi pesan itu dan membaca semua percakapan mereka.

Kenapa Chaeyoung tak pernah cerita masalah ini?

Kenapa Chaeyoung tak bercerita jika dia sedang gundah?

Apa dia tak dianggap sahabat lagi?

"Sepertinya kita tak bisa pulang bersama. Aku ada urusan mendadak"

Yuna mengangguk sebagai jawaban serta Yeonjun yang memberikan jari jempolnya.

"Okay Jun uhuk"

"Ah kak Soobin merepotkan"



*********



Atap selalu menjadi tempat favoritnya disini. Darisini dia bisa melihat banyak hal.

Birunya langit yang tak tertutup awan. Pohon pohon rindang sebagai tempat hidup para burung. Serta orang orang dengan baju yang sama dengannya berlalu lalang dibawah sana.

Dia duduk bersimpuh, menatapi lapangan hijau yang tengah terisi siswa laki laki yang sedang bermain sepak bola.

Ada Soobin yang sedang bermain, pemuda itu nampak keren dengan keringat ditubuhnya.  Jika dia tak bersahabat dengan Soobin, mungkin dia bisa menjadi kekasih Soobin.

Niat untuk berteriak menyemangati pemuda itu pupus karena dia sadar suaranya tak akan terdengar dari atas sini. Maka yang dilakukannya hanya mengamati sambil tertawa kala melihat temannya melontarkan umpatan.

"Ternyata disini"

Chaeyoung hanya melihat dengan tatapan datar pada pemuda yang baru saja datang dan sekarang ikut duduk disebelahnya.

"Mau apa?"

"Mengembalikan ponsel"

Lelaki dengan surai gelap itu menyerahkan ponsel putih pada Chaeyoung.

"Terimakasih"

Chaeyoung menerima benda itu lalu kembali melihat kearah Soobin yang sekarang menendang bola. Lalu memekik senang saat temannya berhasil memasukkan bola kedalam gawang.

"Kau marah padaku Chaeng?"

Gadis itu menggeleng lalu menyugar rambutnya. Terpaan angin di atap membuat rambut mereka sedikit berantakan.

"Jun, kapan terakhir kali kau jatuh cinta?"

"Seminggu yang lalu, dia datang dan tersenyum dengan gaun merahnya. Sangat cantik"

Chaeyoung tak bodoh untuk mengetahui siapa gadis yang Junho maksud. Gadis yang 4 hari terakhir ini menjadi fokus Junho hingga lelaki itu mengabaikannya.

Gadis itu memang cantik, dengan alis tebal dan senyum menawan. Gadis itu juga tinggi.

Sangat cantik.

Rambut panjangnya nampak mempesona dan selalu tertata rapi.

Jepit warna warni disisi kanan.

Kadang juga diikat rapi.

Walau tak mengenakan apapun pada rambutnya, gadis itu tetap menawan.

Chaeyoung tersenyum tipis. Pantas saja Junho suka, gadis itu memang sangatlah cantik.

Ya mau bagaimana lagi, Bae Irene saja cantik. Apalagi anaknya.

"Jun mau mengantarku potong rambut?"

"Kapan?"

"Akhir pekan?"

"Aku ada janji dengan Lia"

Chaeyoung mengangguk lalu terdiam. Posisinya benar benar tergantikan sekarang?

"Aku akan pergi dengan Yeonjun kalau begitu"

"Chae-"

Suara dari bel sekolah memotong perkataan Junho yang belum sempat terselesaikan.

Chaeyoumg cepat cepat bangun dari duduknya dan turut menarik Junho agar ikut berdiri.

"Ayo, bel berbunyi. Nanti jam pelajaran Mrs. Hyo dan aku tak mau kembali dihukum Jun"

Chaeyoung menggeret Junho untuk mengikutinya turun dari atap dan kembali kekelas.

Bukan hal yang asing jika Chaeyoung telat masuk kelas apalagi membolos pelajaran Mrs. Hyo tapi kali ini Chaeyoung ingin sekali masuk kelas.

Bukan karena apa, tapi karena Junho. Jika dia tetap disini maka lelaki itu juga akan disini. Dia tak ingin Junho dihukum Mrs. Hyo atau paling parah adalah panggilan orang tua.

Junho sudah mendapat banyak masalah karenanya. Dia tak ingin Junho kembali mendapat masalah lagi.








________________
_______________________________


Mengerti Kembali.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang