Junho tak suka saat Chaeyoung menganggap dirinya lebih memilih Lia dibanding kekasihnya sendiri. Junho tak suka akan pemikiran Chaeyoung yang selalu berkata bahwa Junho tak menyukainya.
Karena demi apapun, Junho selalu memperioritaskan gadis itu. Junho menganggap Chaeyoung sangat spesial untuknya.
Junho juga tak suka jika Chaeyoung lebih dekat dengan kucingnya dibanding dirinya.
Chaeyoung selalu meminta Junho untuk membawa kucingnya yang diberi nama Damy saat dia berkunjung dan berakhir dengan Damy yang selalu ada digendongan Chaeyoung seharian penuh.
Seperti saat ini.
Gadis itu sedang dikelilingi tiga ekor binatang berbulu sementara dia hanya bisa duduk diam dan mengamati bagaimana tiga binatang berbulu itu memonopoli kekasihnya.
Axel sedang bergelung manja memeluk kaki Chaeyoung yang sedang diselonjorkan. Sementara Joseph meletakkan kepalanya dipaha Chaeyoung. Dan Damy yang diciumi gadis itu.
Rasanya iri.
Dia kalah dengan binatang.
Dia menemani kekasihnya karena ingin bermanja juga tapi kenapa jadi binatang binatang itu yang dimanja?
"Jun bisa kau buatkan makan siang untuk mereka? sepertinya Joseph lelah dan ingin makan"
"gguk"
"Meoow"
"akh"
Damy yang kaget akan gonggongan Joseph melompat dari pelukam Chaeyoung dan berhasil membuat tiga cakaran pada collarbone gadis itu.
Junho segera mendekati kekasihnya itu dengan perasaan khawatir.
"Apa sakit?"
"Perih"
Kedua anjing yang tadinya hanya tiduran sekarang menjadi berdiri dan menatap kucing gembul berbulu putih dengan tatapan tajam mereka.
Melihat kedua anjingnya yang siap ingin menerkam. Chaeyoung segera membawa kembali Damy dalam gendongannya.
"Kalian tidak boleh nakal ya"
Tak lama Junho kembali dengan membawa air didalam baskom dan juga kotak berwarna putih.
"Buatkan mereka makan siang dulu"
"Lukamu?"
"Aku bisa mengobatinya saat kamu sibuk nanti"
"Chae"
"Jun, Joseph dan Axel kelaparan. Kau tak mau mengumpankan Damy untuk mereka makan kan?"
Junho mengalah dan mengangguk. Dia lalu pergi dan kembali dengan membawa tiga wadah yang sudah berisi makanan untuk anjing dan kucing. Juga wadah lain berisi susu mereka.
Dengan cepat Axel dan Joseph duduk tenang sembari makanan disajikan untuk mereka. Juga Damy yang takut takut duduk diantara kedua anjing itu.
"Yatuhan, terimakasih telah melimpahkan rahmatmu hingga kami bisa makan hari ini. Limpahilah makanan ini dengan berkatmu Tuhan. Jadikanlah kami hamba yang selalu bersyukur, amin"
Ketiga binatang itu tetap duduk diam sambil mengeluarkan suara suara kecil seakan mengamini doa dari Chaeyoung.
"Sekarang makan"
Dan lagi, mereka bertiga menurut.
Junho sekali lagi kagum dengan kekasihnya itu.
"Mana lukamu"
Junho meringis setelah melihat luka cakaran panjang yang ada di sepanjang collarbone Chaeyoung.
Darahnya keluar banyak dan merembes ke kaos yang dikenakan Chaeyoung.
Junho segera membersihkan luka yang disebabkan oleh kucing berusia dua tahun itu dengan air yang sudah diberi antiseptik.
Junho menaruh jemari Chaeyoung pada pahanya.
"Jika sakit, remat saja"
Chaeyoung mencengkeram pahanya kuat. Pasti sangat perih.
Dia segera memberi obat merah saat darah pada luka itu tak keluar lagi. Lalu menutupnya dengan kasa.
"Sudah"
Junho terkekeh kecil saat melihat Chaeyoung menutup matanya guna menahan rasa perih.
"Buka matamu sayang"
Satu pukulan telak diberikan Chaeuyoung pada putra bungsu keluarga Cho itu. Enteng sekali mulutnya.
"Sakit Chae"
"Tidak peduli"
Entah kebaikan apa yang pernah Chaeyoung lakukan dimasa lalu hingga sekarang ini bisa memiliki seorang Junho.
Wajah tampan, tabiat halus, tutur kata lembut, penyayang, tinggi badan proporsional, otak pintar.
Apa yang menjadi kekurangan Junho?
Junho seakan tak memiliki cela.
Pemuda ini terlihat sangat tampan saat menyetir. Lengannya yang mencengkeram kuat kemudi, tatapan matanya yang menatap lurus pada jalanan, bibir tipis yang sesekali mengumpat.
Junho hampir sempurna.
"Chaeng, aku bukan tulang"
"APA?!"
__________________
____________________________________ada yang masih nunggu?

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...