"Anjing"
Umpat Chaeyoung saat sebuah bola mengenai mata kirinya. Gadis itu langsung menatap tajam pada segerombolan anak laki laki yang sedang bermain bola dilapangan.
Chaeyoung dengan cepat melepas softlens dari kedua matanya dan membuangnya begitu saja.
"Kak"
"APA?!"
Anak lelaki dengan rambut cokelat itu reflek memundurkan tubuhnya saat Chaeyoung membentak.
"Kau baik baik saja?"
"Menurutmu bagaimana?"
Seorang lelaki lain mendekat lalu merangkul anak berambut cokelat itu.
"Jangan marah Chae, Jisung tak sengaja"
Chaeyoung menatap sanksi lelaki dengan rambut berantakan yang sedang tersenyum lebar didepannya.
Matanya sedikit pegal dan dia yakin jika matanya telah memerah sekarang. Tadi dia melihat softlens nya robek.
"Lain kali jangan menendang sembarangan, awas saja jika bolamu mengenaiku lagi"
Dua lelaki itu hanya meringis kecil kearahnya.
Lee Jeno.
Teman sekelasnya.
Dia kenal cukup baik dengan Jeno karena mereka selalu berada dikelas yang sama dengan Jeno dari kelas 1. Dan sekarang mereka ada di kelas 3.
Serius.
Dia bosan melihat wajah Jeno setiap hari.
Dan lelaki disebelah Jeno yang bernama Jisung itu. Chaeyoung sering melihatnya. Dia kadang kekelasnya untuk mencari Jeno.
Jisung ada di tingkat 2 sama seperti Yuna. Tapi Chaeyoung tak pernah melihat Yuna dan Jisung bercengkrama layaknya teman meski mereka berpapasan. Mungkin karena Yuna yang tak pernah sekelas dengan Jisung jadi mereka tak pernah kenal.
Diluar lingkup pertemanan mereka, sebenarnya Junho dan yang lainnya memiliki banyak teman lain di cirle yang berbeda.
Apalagi Chaeyoung dengan pembawaannya yang banyak bicara dan ceria. Mustahil jika dia tak memiliki lingkup pertemanan lainnya.
Seperti Junho. Dia juga kenal baik dengan Jeno dan yang lainnya. Tak jarang mereka semua bermain bersama diluar.
Tapi memang tak sesering itu.
Kepala Chaeyoung seakan berputar sekarang. Apa terkena bola berdampak seperti ini? Mata kirinya juga sangat pegal.
Pandangannya menggelap tak lama kemudian.
**********
Pertama kali yang dilihatnya saat membuka mata adalah seorang lelaki dengan dasi yang dikendurkan. Rambut cokelatnya sedikit acak acakan namun tak mengurangi kadar ketampanannya.
Matanya terfokus pada ponsel putih yang persis seperti miliknya. Apa itu ponselnya? sepertinya tidak. Ponselnya memiliki case yang ditanda tangani oleh 5 orang member group band favoritnya. Casenya sudah dimodifikasi sedemikian rupa agar tanda tangan itu tidak hilang dan luntur.
"Sudah bangun kak? kau di UKS, kak Jeno masuk kelas jadi aku sendiri yang bertanggung jawab menungguimu"
Lelaki yang lebih muda darinya itu menjelaskan secara rinci agar dia tak bingung.
"Tadi kak Junho juga kemari dengan kak Soobin, tapi mereka baru saja pergi karena ada urusan dengan ekstrakulikuler"
Lelaki itu memasukkan ponsel kesakunya dan membantu Chaeyoung untuk duduk.
"Masih pusing?"
Chaeyoung dapat merasakan tangan besar adik kelasnya itu hinggap dipuncak kepalanya. Berani sekali anak ini? apa dia tak pernah mendengar rumor jika Son Chaeyoung adalah titisan seekor singa?
Dan kenapa Chaeyoung hanya diam saja?
"Kata kak Jeno aku harus berhati hati denganmu karena kau Menggigit. Tapi nyatanya kau hanya diam saja"
Jisung tertawa diakhir kalimatnya membuat Chaeyoung bingung. Apa siswa tingjat 2 ini gila?
Dan kenapa Jeno menjelek jelekannya didepan orang lain?
"Jisung Park, follow back aku ya kak. Aku pergi dulu"
Jisung mengusak puncak kepala Chaeyoung lalu berjalan keluar dari UKS. Meninggalkan Chaeyoung yang kebingungan.
Kepalanya masih sedikit pusing. Namun dia harus kembali kekelas.
Mencari Beomgyu nanti saja, yang terpenting dia harus menemui Lia dulu dan mengajak gadis itu makan. Dia lapar.
Hari ini masih menjadi minggu santai untuk mereka karena kenaikan tingkat. Semua murid masih mengurusi kegiatan sekolah. Seperti ekstrakulikuler dan sejenisnya.
Junho dan Soobin ada di ekstrakulikuler Basket dan Soobin selaku ketua basket terpaksa harus sibuk seminggu ini. Padahal Soobin malas. Malas sekali.
Sementara Yeonjun dan Yuna yang tergabung dalam Osis sibuk mengurusi peserta didik baru disekolah.
"Li"
Chaeyoung langsung mendudukan diri disebelah Lia dan menyenderkan kepalanya dipundak gadis itu dengan manja.
"Ayo makan siang"
"Kau belum makan?"
Chaeyoung menggeleng.
Lia itu seperti ibu bagi mereka. Lia yang perhatian pada semuanya dan selalu memperhatikan mereka. Jika tak ada Lia mungkin Yeonjun masih tak suka sayur.
Yuna yang banyak bergerak pasti akan mendapat banyak masalah jika tak ada Lia. Dan kak Eunwoo pasti lebih sering dipanggil kesekolah jika Lia tak menahannya untuk berbuat kenakalan.
"Besok kau ikut menjadi model lagi?"
"Sepertinya iya"
Jawab Lia sambil menyeruput Lemon Tea yang sudah dipesan mereka tadi.
"Ibuku datang ke peragaan busana Rene Bae besok. Aku diajak tapi malas"
"Ikut saja, mungkin kau akan suka dengan koleksi baru ibuku"
"Mama yang selalu mengatur gaya berpakaianku. Kau tak terlalu memperdulikan hal itu"
Lia mengangguk dan mengedarkan pandangannya kesekitar. Membiarkan Chaeyoung menikmati makan siangnya.
Pandangannya tertuju pada lelaki yang menjadi alasan kemarahan Junho, Soobin, dan juga Chaeyoung siang tadi. Mungkin jika Junho dan Soobin tak memiliki urusan mereka akan ikut Chaeyoung menghajar lelaki itu.
Tapi sepertinya Chaeyoung belum menghajar Beomgyu. Buktinya dia masih bisa makan dengan tenang ditemani gadis cantik didepannya.
"Kau masih lama Chaeng?"
"Sebentar lagi"
Makanan dipiring Chaeyoung maish tersisa setengah.
"Makan yang lahap. Kau harus memberi pukulan menyakitkan yabg akan diingat selamanya oleh dia"
Chaeyoung mengikuti arah pandangan mata Lia.
Disana
Choi Beomgyu sedang mengusak puncak kepala Minju.
___________________
________________________________

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...