6

240 63 13
                                    

"Apa maumu?"

Chaeyoung mendongak menatap Junho yang berdiri dihadapannya dengan tatapan marah. Mata teduh itu kini diliputi kabut amarah.

"Kenapa?"

"Kau yang mengunci Lia digudang Chae?"

Chaeyoung mengerutkan dahinya.

Dia benar benar tidak tau apa yang Junho bicarakan.

Lelaki itu datang berapi api padanya dan bertanya apa maunya, sekarang dia menuduhnya mengunci Lia digudang. Apa Junho lupa jika Chaeyoung hanya seorang murid disekolah ini bukannya security dan bertugas mengunci pintu.

Apa maksudnya!

"Yeonjun melihatmu bertemu Lia dilorong arah gudang. Dan aku melihat pesan terakhir di ponsel Lia datang darimu"

"Dariku?"

Apa lagi ini?

Kontak Lia saja dia tak punya, dan Junho dengan seenak hati menuduhnya?

"Jun"

"Kau menyuruh Lia untuk datang kegudang lalu menguncinya dan membiarkan dia disana hingga pingsan Chae. Apa Maumu?!"

Chaeyoung menutup matanya kala mendengar pertanyaan terakhir dari Junho.

Dalam 16 tahun hidup Chaeyoung, baru hari ini dia dibentak oleh orang. Mrs Hyo bahkan tak pernah membentaknya.

Ada apa dengan Junho? Apa yang terjadi dengan Junho?

Bentakan Junho sukses membuat seisi kantin melihat mereka.

"Kau pikir dekat denganku membuatmu bisa melakukan semua itu Chae?"

Junho bodoh.

Pasti dia termakan berita yang tidak benar. Tapi demi tuhan, Chaeyoung tak bisa mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Dia takut ditatap begitu tajam oleh sahabatnya ini. Dia takut akan nada tinggi yang dikeluarkan Junho.

Dimana Soobin? Dimana Yeonjun, dan juga Yuna? Kemana teman temannya?

Chaeyoung mengusap air mata yang menetes dari pelupuknya.

Sialan,

Bagaimana mungkin dia menangis karena satu bentakan dari Junho?

Chaeyoung ingin pulang dan memeluk kakaknya sekarang.

Ponselnya yang ada dimeja kantin berdering memecehan keheningan suasana kantin. Nama kakak laki lakinya terpampang disana.

Dia sangat ingin mengangkatnya tapi dia takut langsung menangis jika berbicara dengan kakaknya. Apalagi didepan Junho yang tengah marah padanya.

"Jun apa maksudmu"

"Aku tak menyangka kau bisa melakukan itu Chae, kukira kau sahabatku"

"Junh-

Ponselnya kembali berdering bertepatan dengan Soobin dan Yeonjun yang mendekat kearahnya.

"Kenapa?"

Soobin mengangkat panggilan diponsel Chaeyoung dan menjauh dari gerombolan siswa. Sementara Yeonjun berusaha menengahi mereka.

Yeonjun sebenarnya merasa aneh karena biasanya Chaeyoung akan galak dan mengomel tapi kenapa sekarang malah diam bahkan hampir menangis seperti ini?

"Jun apa masalahmu"

Junho mendecih lalu menatap merendahkan pada Chaeyoung.

"Mulai hari ini tak ada hubungan lagi antara kita"

"Junho aku bisa jelaskan kau hanya sa-

'Semua sudah jelas Chae, tak ada yang perlu dijelaskan"

Tanpa sepatah kata lagi, Junho pergi menjauh.

"Kenapa Chaeng?"

Tanya Yeonjun pada Chaeyoung yang hampir menangis.

Tak baik jika Chaeyoung menangis dikantin apalagi dikerubungi oleh puluhan siswa seperti ini. Maka dengan cepat dia membawa Chaeyoung pergi dari sana.







************







"Aku tidak melakukan apapun percayalah hiks"

Lima menit berlalu dengan Chaeyoung yang menangis dipelukan Yuna. Mereka ada di rooftop sekarang. Yuna segera pergi kesana saat Soobin menelfonnya.

"Iya kak aku percaya"

"Aku tidak melakukan apapum seperti yang Junho tuduhkan Yun"

"Iya kak"

Soobin dan Yeonjun hanya bisa pasrah melihat kedua gadis itu. Mereka semua sama sekali tak tau apa yang terjadi.

Soobin hanya ingin makan siang dan menyeret Yeonjun kekanti. Tapi yang ditemuinya malah para siswa yang sedang mengerubungi kedua sahabat mereka.

Yang terpenting sekarang adalah bagaimana agar Chaeyoung berhenti menangis. Chaeyoung jarang sekali menangis, dan saat gadis itu menangis Junho lah yang mampu menenangkannya.

Junho akan memberi pelukan pada Chaeyoung dan saat Soobin mencobanya malah dihadiahi sebuah pukulan kencang pada bahunya.

"Chaeng, lihat aku"

Yeonjun berjongkok mensejajarkan dirinya dengan Chaeyoung dan Yuna yang sedang duduk beralaskan kardus.

"Hapus airmatamu, kita labrak Junho. Kau bisa memukulnya sesukamu, kau bisa menyiksanya. Aku yang akan menjelaskannya pada Aunty Yeji nanti"

Yuna mengerjapkan matanya. Demi tuhan Yeonjun nampak sangat tampan sekarang. Rambut ungunya berterbangan karena angin yang menerpa mereka. Mata kecil itu makin menyipit karena sinar matahari membuat silau.

Yeonjun tampan. Kenapa Yuna telat menyadarinya?

Soobin hanya bersedekap sambil memicingkan matanya karena angin yang menerpa.

Dia tau jika Yeonjun sudah mengetahui semuanya dan pasti disini Junho yang salah. Yeonjun tak pernah mengambil keputusan yang salah sebelum sebelumnya. Dia selalu berpikir kritis.

Dan Yeonjun juga memiliki banyak koneksi. Mudah baginya untuk mengetahui apa yang terjadi dikantin tadi.

"Bangkit, kita temui Junho dan menghajarnya"

Chaeyoung menggeleng pelan dan kembali menenggelamkan kepalanya dipelukan Yuna.

"Chaeng, aku memihakmu. Kau punya aku"

Mata Yuna kembali berbinar saat mendengar kata kata yang baru saja dilontarkan Yeonjun.

"Chaeng, aku mempercayaimu"

Angin kembali berhembus mengobrak abrik tananan surai halus berbagai warna yang ada disana. Mata mereka menyipit karena sinar sang surya menyilaukan pandangan.

Junho bodoh, kenapa dia tak disini untuk melengkapi pemandangan cantik yang hadir dipikiran penulis saat ini?

****************

chaeng

chaeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7867.971 likes

chaeng guess what?!

chaeng turn off comments section

_______________
____________________________

Mengerti Kembali.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang