Lia sedang memakan makan siangnya dan dikagetkan dengan sebuah jemari yang menyapa didepannya.
Dia mendongak dan menemukan Chaeyoung yang sedang berdiri dengan Yeonjun. Chaeyoung tersenyum kikuk sementara Yeonjun membuang pandangannya kesegala arah.
"Maaf"
Lia mengeryitkan dahinya.
Maaf untuk apa?
"Jabat dulu tanganku, pegal tau"
Dengan cepat Lia meneriba jabatan tangan dari Chaeyoung dan membuat gadis itu tersenyum cerah.
"Yeonjun"
Chaeyoung menarik lengan Yeonjun yang menjauh lalu memberinya tatapan tajam. Yeonjun memutar bola matanya dan melakukan apa yang Chaeyoung mau.
"Maaf"
Lia mengangguk.
Kenapa dengan dua orang ini?
Tak selang lama, Junho datang dengan dua botol minuman dingin ditangannya. Lelaki itu menatap Yeonjun dan Chaeyoung dengan tatapan bertanya.
Ya walaupun mereka sering menghabiskan waktu bersama tapi dua minggu ini Yeonjun keras kepala dan mengibarkan bendera perang dengan Junho.
Dua minggu ini terjadi perang dingin antara Yeonjun dan Junho yang membuat seisi sekolah sedikit gempar. Tak biasanya Junho dan Yeonjun akan saling diam saat bertemu.
Bahkan Yeonjun saja tak menyapa Junho saat mereka berpapasan dikoridor sekolah.
Apalagi Soobin yang membuat kubu baru dengan Yuna. Mereka berdua marah karena Yeonjun menulikan telinga saat mereka mencoba memberi pengertian.
Bahkan Chaeyoung harus melalui jalur kekerasan agar Yeonjun mau mendengarkan. Sebuah pukulan dirahang kiri tak buruk juga.
"Sebentar, kita tunggu Soobin dan Yuna"
Junho mengendikkan bahunya lalu duduk disebelah Lia dan mulai memakan makan siangnya. Junho juga menyuruh Lia untuk kembali makan lagi.
Tak lama Soobin datang dengan cara digeret oleh Yuna. Lelaki itu nampak mengantuk dengan rambut yang acak acakan.
"Yeonjun, cepat minta maaf"
"Yang salah dia Chaeng"
"Yeonjun"
"Lia, aku minta maaf"
Chaeyoung memutar bola matanya saat mendengar permintaan maaf terpaksa dari Yeonjun.
"Yeonjun"
"Apalagi Chaeng?"
Junho meminum minumannya lalu menatap Yeonjun dengan tatapan tajam.
"Apa? kau pikir aku pisang?"
Junho menyandarkan dirinya lalu tersenyum tipis melihat tingkah Yeonjun.
"Kak Junho, cepat minta maaf pada kak Yeonjun"
Yuna berbicara sambil bersedekap. Ingin terlihat galak didepan Junho. Mengintimidasi lelaki itu dengan tatapan tajamnya.
Junho hanya mendecih lalu kembali melanjutkan makan siangnya.
"Junho"
"Aku sedang makan Li"
Lia menghembuskan napasnya lelah lalu menatap Chaeyoung seakan dia tak bisa lagi membujuk Junho.
Lia, Chaeyoung, dan Yuna sudah berkompromi untuk mendamaikan ketiga lelaki ini. Dan hari ini mereka baru berhasil membawa ketiganya untuk duduk bersama.
"Yeonjun"
Lelaki itu hanya menatap malas pada Chaeyoung yang mengkodenya agar mau meminta maaf duluan pada Junho.
Menurutnya yang bersalah disini adalah Junho. Dibutakan oleh cinta dan menjadi tuli hingga tak bisa mendengar sebuah penjelasan. Yang harus minta maaf adalah Junho. Bukan dirinya.
Soobin tiba tiba berdiri dari duduknya dan menggandeng lengan Yuna serta Chaeyoung dan tentu saja ditahan oleh keduanya.
"Kak"
"Untuk apa membuang buang waktu disini? lebih baik aku tidur. Kalian juga belum makan siang kan? ayo kembali"
"Soobin"
Soobin berbalik dan menatap malas kearah Chaeyoung.
"Untuk apa mempertahankan kata 'kita' kalau yang ada hanya dua orang yang egois, tak mau mengalah padahal sama sama salah. Ayo ke kelas"
Sekali lagi, Soobin menarik lengan Yuna dan Chaeyoung. Namun sekarang hanya Chaeyoung yang menahannya.
"Semoga berhasil merebus batu Chaeng"
Ucap Soobin lalu menggeret Yuna dari kantin. Menjauh dari mereka.
Chaeyoung menghembuskan napasnya kasar lalu menatap bergantian dari Junho ke Yeonjun.
"Oke aku menyerah, terserah kalian saja aku lelah. Kita semua berakhir disini"
Chaeyoung ingin pergi namun tertahan.
"Maaf Jun"
Suara datar dari Junho.
Entah lelaki itu meminta maaf pada dirinya sendiri atau pada Yeonjun karena dia hanya menyebut Jun. Yeonjun yang mendengarnya hanya menatap Junho datar.
"Jun yang mana?"
"Yeonjun"
Junho menghela napasnya berat lalu menatap mata tajam Yeonjun.
"Maaf, aku terlalu kekanakan"
Yeonjun merogoh saku celananya lalu mengeluarkan permen dari sana dan melemparkannya pada Junho.
"Makanlah, otakmu bergeser"
Lalu pergi begitu saja.
Walaupun begitu, Chaeyoung dan Lia tetap tersenyum lebar. Yeonjun dan permen adalah pertanda baik. Yeonjun akan memberikan permen pada seseorang yang diterimanya.
Berarti permintaan maaf Junho diterima bukan?
Harusnya Soobin bertahan lebih lama agar melihat Yeonjun dan Junho berbaikan.
Tapi tak apa, membujuk Soobin adalah hal paling mudah didunia. Apalagi dengan iming iming mendapat id line dari seorang kakak kelas yang disukainya.
Pasti Soobin akan luluh.
Dengan cepat Chaeyoung menggigit telinga Junho dan berlari pergi meninggalkan Lia yang sedang tertawa melihat Junho yang kesakitan.
Ya, sekarang Lia tak perlu merasa bersalah lagi. Semua sudah diluruskan.
Dan untuk orang yang sengaja menguncinta digudang. Dia ingin mengucapkan terimakasih, karena kejadian ini dia selangkah lebih dekat dengan Chaeyoung dan Yuna.
Lia mengusap telinga Junho yang memerah.
"Sakit Jun?"
"Tidak, hehe"
____________________
__________________________________Jangan benci Lia
Jangan benci Junho
Jangan benci Chaeyoung.
Jangan benci siapapun yang ada disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...