Yeonjun menatap jengan tiga orang perempuan yang sedang menangis diatas sofa. TV sedang menayangkan adegan seorang atlet judo tuna netra yang sedang memanggil manggil kakaknya setelah turnamen yang dia menangkan.
Lalu apa yang menyedihkan?
Dia hanya memanggil kakaknya?
Tapi kenapa Yuna, Lia, dan Chaeyoung menangis tersedu seperti itu?
Sementara Soobin sudah tertidur pulas di karpet bulu tebal yang ada didepan televisi milik keluarga Cho, dengan dikelilingi 5 ekor kucing yang sedari tadi memang mengikutinya.
Malam minggu ini mereka menginap dirumah Junho karena orang tua Junho sedang tak ada dirumah. Dan memang ini giliran rumah Junho.
Junho sendiri sedang sibuk didapur, mengisi ulang piring camilan yang telah habis.
Mereka juga mendapat anggota baru yaitu seorang anak SMP. Dohyon, adik Junho yang baru berusia 14 tahun.
Dohyon sendiri tertidur disofa besar yang disesain kotak bersama Yuna, Lia, dan Chaeyoung. Kepalanya berasa dipaha Chaeyoung sedari tadi. Tapi hal itu tak membuat Chaeyoung terganggu sedikitpun. Malah kadang Chaeyoung mengelus rambut cokelat milik Dohyon.
Yeonjun melirik jam dinding besar itu. Pukul 11 malam. Pantas saja Soobin sudah ambruk dan tertidur.
"Dari tadi dia belum pindah Chae?"
Ucap Junho yang baru saja tiba dengan nampan berisi camilan camilan kecil yang baru saja diambilnya.
Chaeyoung tersenyum simpul sambil mengusap kembali puncak kepala Dohyon.
"Chaeyoung kan ingin memiliki adik"
Yeonjun berujar pelan sambil memberikan toples nastar kearah Yuna yang baru saja memposisikan diri untum duduk disebelahnya. Sementara Lia merebahkan diri disofa dan memejamkan matanya.
Mereka mengantuk.
"Makanya dia sangat menyayangi Yuna"
Junho memposisikan diri untuk duduk dilantai tepat didepan adiknya dan bersender keperut Dohyon.
Dohyon yang merasa terganggu dalam tidurnya pun memiringkan badannya lalu tanpa sadar memeluk pinggang Chaeyoung.
Jelas saja Junho murka melihatnya, dengan cepat dia membangunkan Dohyon dengan paksa yang nyatanya malah membangunkan Soobin dan Lia juga.
"Berisik Junho"
"Apasih Jun, apa?"
"Kak Junhooo"
Junho mendapat sebuah jitakan kecil dari Yuna karena ulahnya.
"Pindah sana, kasian Chaeyoung kau tindih begitu"
Junho menarik lengan Dohyon untuk bangun. Tapi nyatanya anak itu ambruk kembali, namun kali ini disisi berbeda dan tidak menimpa Chaeyoung lagi.
Junho hanya menghela napasnya lalu mengambil bantal dan menaruhnya dibawah kepala Dohyon.
"Kalian tata saja tempatnya, aku akan mengambil kasur lantai"
Yeonjun dan Chaeyoung mengangguk, sementara Yuna sudah terpejam dibahy Yeonjun.
Yeonjun menepuk pelan pipi Yuna agar anak itu bangun.
"Huh?"
"Tata dulu tempatnya, lalu tidur, oke?"
Yuna hanya mengangguk. Tak paham dengan apa yang Yeonjun katakan.
Chaeyoung terkekeh, jika anak itu sadar mungkin mukanya akan sangat merah ditatap seperti itu oleh Yeonjun. Apalagi jarak mereka sangat dekat.
Mereka menyingkirkan meja dan segala isinya hingga merapat kedinding. Membangunkan Soobin juga agar tidak tertutupi kasur lantai yang Junho bawa.
Sekarang disinilah mereka.
Lia dan Dohyon tetap pada posisinya untuk tidur disofa namun sekarang mereka sudah lebih layak karena sudah memakai selimut. Dilantai ada Junho, Yeonjun, dan Soobin. Lalu guling sebagai pembatas, Yuna, dan Chaeyoung yang ada diujung.
Menurut Chaeyoung, Menempatkan Soobin dekat dengan pembatas akan lebih baik daripada menempatkan Junho atau Yeonjun.
Mereka tak bisa tidur dikamar karena bukan hal mudah untuk membangunkan tiga orang yang sudah terlelap. Apalagi menggendong mereka.
Dan juga mereka tidak cukup segar untuk mengandangkan 7 ekor kucing yang tersebar diruangan itu.
*********
Tengah malam Yuna terbangun karena haus, mau tak mau dia harus pergi kedapur untuk mengambil minuman. Dimeja dekat mereka hanya ada soda tapi Yuna sedang tak bisa minum soda.
Lampu dapur hidup, menandakan ada seseorang yang sedang berkutat disana.
Yuna membulatkan matanya setelah tau siapa yang ada disana.
Dokter Yeji.
"Selamat malam Dokter Yeji"
Yeji tersenyum kala melihat seorang gadis dengan rambut terang yang mengenakan baju tidur gambar karikatur bernama Kke.
"Apa aku membangunkanmu?"
"Ah tidak, aku hanya haus
Yeji mengangguk lalu berjalan kearah kulkas, mengeluarkan air dari dalam sana dan menuangkannya digelas.
"Ini, ambil"
"Terimakasih"
Yeji tersenyum lalu melanjutkan aktivitasnya. Kini dia mengambil sebuah mangkok lagi.
"Apa kau mau sereal?"
"Tidak usah, terimakasih"
"Tapi aku sudah mmebuatkannya"
Yeji menaruh mangkok serealnya dimeja makan dan menarik kursi untuk duduk.
"Kalian menginap?"
Yuna hanya mengangguk karena mulutnya sudah terisi dengan sesendok sereal bulan bintang.
"Apa Junho tidak bilang Dok?"
"Dia meminta ijin kok, jangan sungkan begitu"
Yeji kembali menyuapkan sereal kemulutnya.
"Oh ya, bagaimana kabar ibumu?"
"Ibu sehat, dia baru saja melakukan peresmian untuk brand make up nya"
Kenapa dunia sempit sekali?
Bahkan anaknya berteman dengan anak dari orang orang yang pernah bersinggungan dengannya juga dimasa lalu.
Son Wendy mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi seorang duda beranak satu. Dia sedikit terkejut mendengar hal itu karena menurut penuturan Seulgi, Wendy memiliki hubungan dengan Seungwoo.
Dan malam ini dia sedang duduk dan makan sereal dimeja yang sama dengan putri tiri Son Wendy.
Selanjutnya, mereka hanya menikmati sereal dengan hening. Dan Yeji pergi lebih dulu dari Yuna dengan alasan ingin bersih bersih diri.
Hidup sebagai dokter bukanlah hal yang mudah.
_________________
__________________________________Cerita ini bukan cuma tentang Junho dan Chaeyoung walaupun mereka main castnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengerti Kembali.
FanfictionWalaupun senja tak pernah singgah sampai fajar namun dia tetap menyukainya. Walaupun Senja datang semaunya dan pergi sesukanya namun dia tetap menantinya. Senja sangat indah. Sekalipun ia datang untuk pergi. Junho, senjanya. * * * * Melepas Rembula...