4. Ibu?

4.8K 350 4
                                    

Disini Isya berdiri, disebuah kantor psikiater untuk ayah nya. Bagaimana bisa ia meninggalkan ayah nya dan melaksanakan tugas dengan tenang?
Tidak, ayah harus sembuh terlebih dahulu baru isya bisa mengerjakan tugas dengan fokus.

"Assalammualaikum... Maaf mbak saya mau konseling" ucap Isya sopan pada penerima tamu

"Ohh.. Boleh boleh, ini nomer antrian nya.. Mbak bisa duduk terlebih dahulu nanti kami panggil"

Isya pun duduk dikursi tunggu, ia melihat sekeliling nya. Alhamdulillah isya sehat, ini sebab nya mengapa ia ingin memiliki suami seorang dokter. Selain pintar, mereka juga pasti peduli sesama. Tapi isya memilih menjadi dokter hewan karena menyukai hewan, dan ingin melestarikan hewan untuk anak cucu nya nanti.

"Bu Isya?" panggil salah satu staf dimeja dekat ruang sang psikiater, isya pun menghampiri

"Saya mbak"

"Silahkan masuk mba"

Isya pun menghirup nafas dalam dalam kemudian masuk

"Assalammualaikum ibu.. "

"Ibu?" tanya seorang dokter perempuan sambil memandang isya aneh

"hehe.. Harusnya apa bu? " tanya isya aneh sambil menghampiri sang dokter

"silahkan duduk dulu"

Isya pun tersenyum kemudian duduk dihadapan sang dokter

"biasanya orang orang memanggil saya mbak dokter tapi kamu manggil saya bu dokter"

"hihi.. Maaf"

"tak apa, santai saja.. Jadi keluhan adek ini apa?"

"sebenarnya bukan saya yang sakit tapi ayah saya bu"

"terus ayah nya mana? "

"dirumah, saya mohon bu.. Ibu mau kan jadi psikiater pribadi untuk ayah saya.. Saya ingin beliau sembuh, sejak kepergian mamah saya ayah jadi tertekan. Saya beberapa bulan kedepan tak bisa menjaga ayah saya, saya tak mungkin terus mengandalkan nenek saya.. Saya mohon bantuan ibu, saya akan bayar berapa pun"

"wow wow.. Tenang , saya insyaallah pasti bantu itu tugas saya tenang saja.. Kamu hanya perlu tulis jadwal nya.. Siapa nama ayah kamu? "

"Sabda"

"apa!? Nama ibu mu? "

"Shya"

*******

Disini Isya berdiri mengamati sang psikolog beserta ayah nya yang saling memeluk.
"Tiara, Shya telah tiasa ia meninggalkan ku"

"Tak apa Sabda tak apa.. Tak seharusnya kamu begini, ayo ikhlaskan Shya"

Sabda hanya diam dan mengeluarkan air matanya
"Shya meninggalkan hal yang paling berharga disini Sabda. Jika kamu sadar, Shya meninggalkan sebagian dirinya untuk dirimu. Lihatlah Isya, lihat matanya"

Sabda tiba tiba melepaskan pelukannya kemudian, berdiri hendak meraih Isya namun ditahan oleh Tiara
"Pergi kamu.. Tiara dia yang menyebabkan Shya meninggalkan ku, dia harus pergi dari sini aku membencinya"

"Isya kamu bisa pergi dulu keluar? Biarkan ayah mu tenang dulu"

Isya mengangguk terpaksa.

******

Isya terus berjalan menuju minimarket didepan perumahan nya. Ia tak tau kenapa harus berjalan sejauh ini, tapi yang penting ia bisa mendapatkan coklat panas secepatnya.
Isya masuk ke minimarket tersebut kemudian memesan coklat panas, dan menunggu didepan pemanas air.

Siap! Salah Jodoh?? (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang