Duapuluh Tujuh

6.1K 203 1
                                    

1 minggu telah berlalu aku sering bertemu dengan dokter Indah, tentu saja karena penyakit ku. Dan semua nya ku lakukan tanpa sepengetahuan mas Rayhan.

1 minggu ini pula mas Ray di sibukkan dengan masalah Cafe yang kebakaran, ia lebih sering pulang terlambat, ia sudah sangat bekerja kerasa.

Ting...tong...

Aku segera bergegas berjalan ke arah pintu.

"Asaalamualaikum" ucapnya.

"Waalaikumsalam, mas Fahri?"

"Mas Fahri?.maaf tapi ada kepentingan apa datang kemari?" tanya ku. Tanpa mempersilahkan mereka masuk.

"Alisha apa kamu tidak akan mempersilahkan aku masuk?" tanya nya.

"maaf tapi suami ku sedang tak berada di rumah saat ini" jawab ku.

"baiklah, tidak masalah"

"lalu apa tujuan mu datang kemari?" tanya ku lagi.

"Alisha, apa kamu bahagia dengan kehidupan rumah tangga mu saat ini?" tany nya.

Aku terkejut dan juga tak maksud dari perkataannya itu.

"tentu saja aku bahagia dan bahkan hidup ku sekarang lebih bahagiandari sebelumnya" jawan ku pasti.

"tapi yang kulihat berbeda"

"apa maksudmu?"

"aku tau kamu tidak bahagia dengan kehidupan rumah tangga mu saat ini, karena itulah aku datang untuk membawa mu pergi bersama ku, aku yang akan membuat mu bahagia Alisha" jelas.

Rasanya aku mengahancurkan wajahnya setelah mendengar perkataannya, mudah sekali ia mengatakan hal itu setelah apa yang telah ia lakukan pada ku.

"maafkan aku tapi sungguh aku sama sekali tak ingin lagi bersama mu, aku mencintai suami ku dan akan selalu seperti itu" jawab ku.

"tidak Alisha, aku mohon berikan aku kesempatan sekali lagi, aku mohon aku masih mencintai mu Alisha. Aku tau aku sudah sangat menyakiti mu tapi apa kah tidak ada lagi kesempatan untukku memperbaiki semuanya?"

"maaf, tapi aku benar-benar tak bisa, maaf tapi sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang" ucap ku.

Air muka nya berubah, yang kulihat kini hanya ada kemarahan di sana,
Ia menarik tangan ku keluar.

"apa yang kau lakukan, lepaskan aku" aku meronta berusaha melepaskan genggaman tangannya pada ku.

"tolong, tolong" teriakku.

"tidak Alisha, kamu harus ikut bersama ku, aku masih mencintai mu, aku mohon ikutlah dengan ku. Aku akan segera menceraikan Sofia dan kembali bersama mu"  aku merasa kesal mendengar perkataan nya, apa maksudnya? Bukankah saat ini Sofia mengandung? Atau mungkin telah memiliki bayi?

"tidak, aku tidak akan pernah ikut bersama mu lepaskan aku" ronta ku.

"tidak, kau harus ikut bersama ku Alisha" teriaknya.

Nafas ku memburu takut sekaligus marah melihat sikap nya yang seperti ini, aku benci berada di situasi seperti.

'mas Rayhan tolong aku' batin ku menjerit.

Aku melihat mobil mas Rayhan berhenti di depan gerbang rumah kami.

"Mas Rayhan, tolong" teriakku.

Mas Rayhan keluar dan segera berlari ke arah ku dan langsung mendaratkan pukulannya pada wajah Mas Fahri.

Mas Fahri tersungkur di tanah, terlihat darah keluar dari sudut bibir nya.
Aku saat ini berada tepat di belakang mas Rayhan.

"berani sekali kau menyentuh istri ku"

Bugh.

Aku hanya menatap Mas Rayhan yang sedang memukul Mas Fahri, aku tidak tahu harus apa.

"Mas Ray, udah" ucap ku setengah berteriak.

Mas Rayhan berdiri dan menyeret Mas Fahri keluar gerbang.

"pergi dari sini, jika sewaktu-waktu aku melihat mu mendekati istri ku maka aku akan bertindak lebih dari pada ini dan itu tentu tak akan bagus untuk mu"

Mas Rayhan berjalan kearah ku, ia menatap ku lembut tak ada lagi raut wajah marah pada nya.

Aku memeluknya sangat erat saat sudah berada di depan ku.
Aku menangis dalam pelukannya, ia membalas pelukan ku tak kalah eratnya.

"tenang Alisha, sekarang kamu aman, dia tidak akan pernah mengganggu mu lagi, tenangkan dirimu" ucap nya, sambil terus mencium puncak kepala ku.

"baiklah, kita masuk dulu" ajaknya.

Aku dan Mas Rayhan memasuki rumah.
"sekarang duduklah" ucap nya.

Aku duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu, ia berjalan menuju dapur.
Setelah beberapa menit ia kembali dengan segelas air putih di tangannya.

"minum lah dulu"

Aku menerima air tersebut dan meminumnya hingga setengah.

"terima kasih" ucap ku pelan.

"maaf Alisha tapi aku ingin bertanya sebenarnya apa tujuan Fahri datang kesini?" tanya nya yang terdengar hati-hati.

"dia, dia datang untuk meminta kesempatan kedua pada ku, ia mengatakan bahwa ia masih mencintai ku dan ingin kembali bersama ku, tapi aku menolaknya karena itulah dia memaksa ku" jelas ku.

Terlihat mas Rayhan hanya mengangguk, namun aku melihat kemarahan pada wajahnya.

"tenanglah, tidak apa-apa aku tidak akan pernah kembali pada nya sampai kapa pun" ucap ku sambil tersenyum ke arahnya.

Wajahnya berubah sendu, ia menatap ku dalam.

"terima kasih" ucapnya.
Aku hanya mengangguk.

'aku tidak akan pernah meninggalkan mu, karena orang lain, kecuali jika aku pergi karena penyakit ku' batin ku.

.
.

3 hari telah berlalu setelah kejadian itu, hari ini aku ada jadwal pemeriksaan ku, dan juga obat yang di berikan dokter indah telah habis.

Aku berjalan ke arah mas Rayhan yang tengah bersantai di ruang tengah sambil menonton siaran berita.

"Mas Rayhan" panggil ku.

"iya, ada apa? Apa kamu butuh sesuatu?" tanya nya.

"tidak, aku tidak apa-apa hanya saja aku ingin ke panti hari ini, apa Mas Rayhan mengizinkan?" tanya ku.

"baiklah, kalau begitu aku akan mengantarkan mu, aku juga sudah lama tak bertemu dengan ibu dan juga anak-anak" ucap nya.

Aku terkejut, aku bingung harus mengatakan apa.
Aku tidak mungkin melarang mas Rayhan untuk tak ikut dengan ku.

"ada apa? Kenapa wajah mu pucat begitu apa kamu sedang sakit Alisha?" tanya nya khawatir.

"ah tidak, aku tidak apa-apa, hanya saja aku,"

"kamu kenapa?" potong nya.

"tidak apa-apa" jawab ku.

"mas Rayhan" panggil ku saat ia akan menaiki tangga.
Ia bernalik ke arah ku.

"iya kenapa?"

"sebenarnya aku tak ingin ke panti" jujur ku.

****

Bersambung...

Maaf ya guys, baru bisa up sekarang

Typo nya juga keterlaluan banyak😂

Vote and comen't nya jangan lupa guys.

See you, next part

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang