Tigapuluh Tiga

15.9K 373 84
                                    

Rayhan

Dua hari telah berlalu sejak kejadian dimana Alisha pergi dari ku setelah mengetahui semua kebenaran itu, dan selama itu pula aku tak bisa melakukan apa pun, aku hanya berdiam diri di kamar.

Dan hari ini pun telah ku putuskan akan ke panti dan menemui Alisha.
Aku sangat merindukannya, ingin tahu bagaiamana kondisi nya saat ini.

Setelah bersiap aku langsung bergegas keluar, dan melajukan mobil ku menuju panti Asuhan.

Setelah beberapa menit perjalanan, kini aku berada tepat di depan Rumah panti tempat Alisha tinggal.

Tok tok tok

"Assalamualaikum" ucap ku.

Hening tak ada jawaban sama sekali.

'apa sedang tak ada orang disini?' fikir ku.

"Assalamualaikum, ibu, Alisha," panggil ku sekali lagi. Namun hasil nya tetap sama tak ada jawaban dari dalam.

"apa telah terjadi sesuatu? Kemana semua orang?" gumam ku.

Aku melihat sekeliling, tak ada satu pun orang yang bisa aku tanyai di sini.
Aku memutuskan untuk kembali ke mobil ku, dan menunggu beberapa saat.

Waktu terus berputar hingga tak terasa sudah hampir 2 jam lamanya aku menunggu namun tak ada tanda-tanda akan ada seseorang yang keluar atau pun datang ke Panti.

Aku melihat ke arah jendela kamar Alisha.
'apa ini hanya halusinasi ku saja? Atau tadi aku memang melihat seseorang di jendela?' fikir ku.

Jadi benar, Alisha sedang berada di sini hanya saja ia tak mau keluar dan menemui ku dadaku kembali terasa sesak.

Aku keluar dari mobil dan berjalan ke arah jendela kamar Alisha.

"Assalamualaikum, Alisha" ucap ku.

"Alisha aku tau, kamu berada di sini sekarang, Mas mohon keluar lah" teriak ku.

"Alisha aku sangat merindukan mu, aku sangat mencintai mu Alisha, jadi aku mohon maafkan semua kebodohan ku, maaf kan aku Alisha" ucap ku.

"keluarlah dan mari kita bicarakan semua nya, mas mohon Alisha"
Ucap ku yang tanpa sadar kini aku telah menangis, merasa frustasi dan tak tau harus melakukan apa.

"baiklah kalau kamu memang tidak akan keluar hari ini, tapi besok aku akan kembali lagi Alisha"
Ucap ku sambil berbalik dan meninggalkan panti.

Alisha.

Saat ini aku tengah berada dalam kamar bersama Dinda dan Juga Suci, ibu dan yang lainnya sedang keluar karena ada kepentingan.

"kak seperti nya ada orang di luar" kata Dinda.

Aku sejenak menghentikan aktifitas ku dan mencoba mendengar kan apa benar ada orang di luar.

Suci berjalan ke arah jendela kamar ku.
"kak itu di luar ada kak Rayhan" kata Suci.

Aku terkejut mendengar ucapan Suci, aku mencoba untuk mendekat ke arah jendela dan benar di bawah ada Mas Rayhan.

"kak aku buka pintu nya ya?" tanya Dinda.

"tidak, kalian tidak boleh membukakan pintu untuk kak Rayhan" tegas ku.

"tapi kenapa kak? Apa kakak dan kak Rayhan sedang bertengkar?" tanya Suci.

"Suci,Dinda kakak minta ke kalian untuk kali ini saja" pinta ku.

"baiklah kak" jawab keduanya.

2 jam telah berlalu aku tak lagi mendegar suara Mas Rayhan, aku mencoba untuk melihat keluar jendela, ia kini duduk di dalam mobil nya.
ia melihat ke arah ku, aku tidak tahu apa dia melihat ku atau tidak.

Hingga beberapa saat kemudian aku kembali mendengar suaranya, tapi kini ia tepat berada di luar jendela kamar ku.

"Assalamualaikum Alisha" teriaknya

"Alisha aku tau kamu berada disini sekarang, Mas mohon keluar lah"

"Alisha aku sangat merindukan mu, aku sangat mencinta mu Alisha, jadi aku mohon maaf kan semua kebodohan ku, maaf kan aku Alisha"

Mendengar semua apa yang dia katakan membuat air mata ku luruh, tak bisa ku pungkiri bahwa aku juga sangat merindukannya, sangat mencintai nya.
Tapi jika mengingat semua kebenaran itu membuat hati ku sakit.

"kak Alisha, apa kakak baik-baik saja?" tanya Suci.

Aku segera menghapus air mata ku, mengangguk sambil tersenyum ke arah nya. Aku bahkan sempat melupakan bahwa saat ini aku sedang tidak sendiri.

"sebaiknya kakak istirahat dulu" saran Dinda.

Dinda dan Suci membantu ku untuk kembali ke tempat tidur ku.
"terimakasih" ucap ku sambil tersenyum.

"sama-sama kak Alisha, sepertinya kak Rayhan juga udah pergi" kata Suci.

"baiklah kak istirahat, aku dan Suci ada di luar jika kak butuh sesuatu panggil kami saja" jelas nya.
Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

.
.

Keesokan harinya:

Hari ini aku sedang berada di halaman depan bersama anak-anak, saat tengah sibuk memperhatikan mereka bermain.

"Assalamualaikum Alisha"

Aku terkejut, aku merasa tegang, aku tau betul siapa pemilik suara itu.

"wa..aa laikumsalam, ada urusan apa lagi kamu datang kemar?" tanya ku.

"Alisha aku datang kemari hanya untuk menjelaskan semuanya" ucap nya sambil berjongkok di depan kursi roda yang ku gunakan.

"penjelasan apa lagi? Bagiku semuanya sudah jelas" jawab ku.

"tapi, Alisha..."

"aku bilang aku tak butuh penjelasan dari mu lagi, sebaiknya kamu pergi sekarang aku tak ingin melihat mu lagi" jelas ku.

"Alisha, Aku mohon, kasih aku kesempatan satu kali saja Alisha, aku sangat mencintai mu"

"benarkah? Kau sangat mencintai ku?"

"iya, aku sangat mencintai mu, dan aku akan melakukan apa pun yang bisa membuat mu bahagia" jawab nya.

"jadi kau bersedia melakukan apapun untuk ku? Kalau begitu pergilah dari sini, aku tak ingin melihat mu" ucap ku sambil memutar kursi roda ku memunggungi nya.

"apa kamu akan bahagia jika aku pergi?" tanya nya.

"iya benar, aku akan bahagia jika kau melakukan hal itu" jawab lu.

"baiklah kalau begitu, aku akan pergi, Assalamualaikum Alisha, jaga diri mu baik-baik,dan satu hal yang harus kamu tahu, aku sangat mencintai mu" ucap nya sambil berlalu meninggalkan ku.

Entahlah tapi dada ku terasa sangat sakit, sesak saat mendengar kata itu dari nya.
Ada rasa tak rela saat ia mengatakan akan pergi.
Aku terus memandanginya yang semakin menjauh, hingga tanpa terasa air mata ku kini jatuh, membasahi pipi ku.

"maaf kan aku mas Ray" lirih ku.

****

Bersambung.....

Maaf ya guys....
Telat banget aku up nya.

Typo bertebaran wkwk
Vote and comen't jangan lupa.

See you next part

Miss you😍😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang