Tigapuluh Satu

6.3K 191 1
                                    

Ini hari ke 2 Alisha berada di rumah sakit, dan keadaan nya saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya.

Saat ini ia tengah tidur dengan sangat lelap.

Tok tok tok

"Assalamualaikum kak Ray"

"waalaikumsalam Dini, masuklah"

"ini makan siang untuk kakak"

"simpen dulu, nanti akan kakak makan" jawab ku

"kak gimana keadaan Alisha sekarang?" tanya nya sambil meletakkan  kotak makan siang di atas meja.

"alhamdulillah, keadaan nya sudah lebih baik dari yang kemarin" jawab ku.
Sambil berjalan ke arah dini.

"kakak, sebaiknya kakak makan dulu, sebentar lagi akan masuk waktu sholat" kata Dini.

Aku hanya mengangguk, sebagai jawaban.
"baiklah kalau begitu, kakak akan makan sekarang saja" ucap ku sambil duduk di sampingnya.

"ini, makanlah"

Aku menerima makanan yang ia berikan pada ku.

"oh iya kak, apa kakak sudah memberitahukan semua nya kepada Alisha?" tanya nya.

"belum, aku sama sekali belum memberitahukan kepada nya" ucap ku lirih.

"tapi kenapa?"

"kakak terlalu takut, takut jika setelah mengetahui kebenarannya Alisha akan pergi dan meninggalkan ku sendiri, aku tak ingin hal itu terjadi din, kakak sangat mencintainya" jelas ku panjang lebar dengan nada frustasi.

Aku tak tahu akan melakukan apa jika Alisha akan benar-benar pergi dari ku, membayangkan nya saja aku tak bisa.

"aku ngerti kak, tapi dia akan lebih terluka saat mengetahui bahwa kakak yang telah merenggut kehormatan nya malam itu dari orang lain"

"kakak tau Din, tapi kakak perlu waktu"

"baiklah, tapi sampai kapan?"

"sampai keadaan Alisha membaik" ucap ku sambil melihat ke arah Alisha yang masih tidur dengan lelap nya.

"baiklah kalau itu memang keputusan kakak, kalau begitu aku pamit ya kak, Assalamualaikum" ucap nya sambil berdiri.

"waalaikumsalam" jawab ku lirih.

Aku berdiri berjalan ke arah ranjang Alisha, meninggalkan makan siang ku, entahlah tapi aku sudah tak merasa lapar lagi sekarang.

"Maafkan Mas Alisha, maaf karena tak pernah jujur kepada mu, tapi itu semua aku lakukan hanya karena terlalu mencintai mu, aku tak ingin kau pergi dari ku..." jeda ku.

"aku hanya ingin kau mengerti, bahwa aku tak akan bisa melakukan apa pun dengan benar tanpa mu sayang, maaf kan aku" ucap ku sambil mencium kening nya lama, sampai tak sadar jika saat ini aku sedang menangis.

Sampai suara adzan menyadarkan ku, aku berdiri dan menghapus air mata ku.

"mas mau sholat dulu ya, Assalamualaikum sayang" ucap ku sambil berjalan keluar meninggalkan Alisha.

Setelah melaksanakan sholat aku melanjutkan nya dengan membaca Al-Qur'an, hanya untuk sekedar menenangkan perasaan ku, yang entah karena apa sedari tadi tak merasa nyaman.

Setelah membaca al-qur'an aku langsung bergegas ke ruang inap Alisha, hanya ingin memastikan bahwa saat ini dia baik-baik saja.

"Assalamualaikum" ucap ku.

Aku tak mendapati Alisha di tempat tidur nya, aku mencari nya di kamar mandi namun tak juga menemukannya, aku keluar dari ruangan itu berlari kesana kemari mencari nya.

"suster apa kau melihat pasien kamar nomor 204? Di ruangan itu istri saya dan saat ini dia sedang tak berada disana"

"maaf pak tapi saya tidak tahu, permisi" jawab nya sambil meninggalkan ku.

"alisha, kamu dimana sayang?" lirih ku air mata ku kini mengalir dengan deras nya.
Aku terus berlari mencari keberadaan Alisha, aku mencari nya di taman namun tak juga menemukannya.

Sampai HP ku bergetar.

"iya bu?"

Aku terkejut mendengar apa yang di katakan ibu ku, aku berlari ke arah parkiran.

"ibu, dimana Alisha?" tanya ku setelah berada di dekat ibu ku.

"ibu kenapa ibu menangis? Dimana Alisha?" tanya ku dengan nada yang sangat frustasi dan juga khawatir.

"Alisha, Alisha sudah mengetahui kebenarannya nak" jawab ibu ku.

"kebenaran? Kebenaran apa? Apa maksud ibu?" tanya ku.
Hingga sedetik kemudian aku baru sadar.

"apa semua ini benar? Apa Alisha sudah tahu semuanya?" ibu ku hanya mengangguk.

"tidak mungkin, ini tidak mungkin" aku terduduk, aku merasa tak memiliki tenaga sedikit pun.
Yang ku takutkan kini telah terjadi, Alisha pergi dan meninggalkan ku.

"ibu, kemana Alisha pergi? Dan dia pergi bersama siapa?" tanya ku.

"dia pergi bersama ibu nya, tapi ibu tidak tahu mereka pergi kemana" jawab ibu ku.

"aku akan mencarinya sekarang" ucap ku sambil berdiri.

"tidak nak, jangan mencari nya sekarang, saat ini Alisha masih sangat shock dan dia butuh waktu untuk menerima semua ini" jelas ibu ku.

"tapi bu, aku..aku"

Aku langsung memeluk ibu ku dan meluapkan semua nya.

"aku tak ingin jika Alisha pergi dari ku ibu.."

"aku... Aku sangat mencintai nya dan ibu tau itu" lirih ku.

"iya nak, ibu tau bahwa kau sangat mencintai nya, tapi ini bukanlah masalah sepele jadi berikan dia sedikit waktu" jelas ibu ku.

"baiklah, ayo kita pulang dulu" ajak ibu ku.

Aku berjalan ke arah mobil ku.
"ibu aku akan pulang ke rumah ku bersama Alisha" ucap ku.

"tapi nak, apa kau yakin bisa mengemudi dengan kondisi mu yang seperti ini?" tanya ibu ku.

"InsyaAllah, aku tidak Apa-apa bu"

"baiklah kalau begitu, ibu akan naik taksi yang sudah ibu pesan"

"baiklah bu, Assalamualaikum"

"waalaikumsalam.

Aku melajukan mobil ku, hingga beberapa menit kemudian aku telah sampai.
Rumah tempat ku dan Alisha bersama selama hampir 1tahun lama nya.

Aku masuk dan langsung menuju kamar ku, saat membuka pintu aroma Alisha begitu sangat terasa.

Aku membaringkan tubuh ku di sisi tempat tidur Alisha disana tertinggal aroma Shampo alisha, aku kembali menangis mengingat semua kejadian hari ini.

Dada ku rasa nya sangat sesak, aku memeluk erat jilbab Alisha.

"mas sangat merindukan mu sayang, mas mohon jangan tinggalkan aku" lirih ku.

"aku sangat mencintai mu" gumam ku.

*****

Bersambung....

Akhirnya bisa up juga...
Maaf ya guys, up nya sering telat
Wkwk.

See you next part.

Tapi sebelum itu...
Jangan lupa

VOTE AND COMEN'T GUYS

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang