Duapuluh Dua

6.5K 237 1
                                    

Alisha.

Setelah selesai dengan ritual mandi ku, aku keluar dari kamar mandi dan tidak mendapati Pak Rayhan di kamar.

Setelah bersiap aku keluar kamar dan menuju dapur untuk menyiapkan makan malam. Namun meja makan kini telah penuh dengan beberapa jenis makanan.

Aku melihat ke arah Pak Rayhan, kini ia tengah menatap ku sambil tersenyum, aku pun ikut tersenyum melihat nya.

"baiklah, sekarang kita langsung makan saja" ucap nya.

Aku berjalan ke arah meja makan dan menduduki salah satu kursi.

Aku tersenyum melihat betapa telaten nya ia menyiapkan makanan untuk ku, aku tak pernah meragukan kebaikannya. Aku sangat yakin bahwa ia adalah orang yang sangat baik namun untuk mencintai nya aku tidak tau apa aku bisa atau tidak.

"Al, ini makanan mu" ia memberikan sepiring penuh pada ku.

"maaf tapi ini terlalu banyak" ucap ku.

"benarkah? Tidak apa-apa untuk kali ini, kamu harus menghabiskannya" jawab nya.

Aku hanya mengangguk pasrah, mendengar perkataannya.

Kami makan dalam keadaan hening, yang terdengar hanya dentingan sendok dan juga garpu.

Setelah selesai makan, aku langsung membereskan meja makan.
"Al maaf, aku tidak bisa membantumu saat ini, ada pekerjaan yang harus aku lakukan sekarang" ucap nya.

"tidak apa-apa, lagi pula ini tidak banyak" jawab ku sambil tersenyum ke arahnya.

Setelah menyelesaikan nya aku berjalan ke kamar, aku melihat Pak Rayhan tengah sibuk dengan laptop nya, aku tidak tahu apa yang dia kerjakan saat ini.

Aku berjalan ke arah rak buku, dan kembali mengambil sebuah novel yang belum ku selesaikan dan duduk di sisi tempat tidur.

Baru bebepa menit aku membaca, Pak Rayhan menghampiri ku.

"Al ini sudah hampir maghrib, aku akan ke masjid sekarang" ucap nya.
Sambil memberikan tangannya pada ku.

Aku mencium punggung tangannya dengan sedikit ragu dan juga malu.

"Assalamualaikum"

"waalaikumsalam" jawab ku.

.
.

Setelah melaksanakan sholat Isya, aku menyiapkan tempat tidur.
Seketika jantung ku berdetak dengan cepat.
'apa aku akan tidur bersama pak Rayhan?' fikir ku.

Tok...tok..tok

Aku melihat ke arah pintu dan mendapati Pak Rayhan tengah berdiri di sana.

Ia berjalan ke arah ku dan berkata.

"kamu tidur di kasur, aku akan ridur di sofa saja" tunjuk nya pada sofa yang berada di kamar kami.

Aku merasa tak enak pada nya, ini adalah rumahnya dan harusnya aku yang tidur di sofa.

"tidak aku yang akan tidur di sofa" jawab ku cepat.

Ia melihat ke arah ku dan tersenyum.
'ada apa dengannya' batin ku.

"tidak apa-apa Alisha, aku yang akan tidur di sofa. Ini adalah keinginan ku" ucap nya.

Aku hanya mengangguk paham, dengan keputusannya.

***

2 minggu telah berlalu, hubungan ku dengan pak Rayhan masih sama saja, tak ada yang berubah.
Aku masih tidur di kasur dan dia masih tetap di sofa.

Hanya saja kecanggungan sudah tidak ada di antara kami.
Tapi aku merasa ada yang berubah dengan perasaan ku, aku selalu merasa senang saat ia berada di samping ku.

Aku tak mengerti dengan perasaan ku. 'apa aku mulai menyukai pak Rayhan?, tapi apa mungkin secepat itu?' batin ku.

Saat ini aku tengah berada di ruang tamu, hanya duduk tanpa melakukan apa pun.
Aku hanya sibuk dengan fikiran ku.

"Assalamualaikum"

"waalaikumsalam"
Itu suara pak Rayhan, aku berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Dan benar saja pak Rayhan tengah berdiri dengan senyum di wajah nya dan sebuket bunga mawar merah di tangannya.

"ini untuk mu" ucap nya sambil memberikan bunga itu pada ku.

Aku tersenyum dan menerima bunga mawar tersebut, aku bahagia. Namun juga perlakuan nya mengingatkan ku pada Mas Fahri.

"ada apa Al? Apa kamu tidak suka?" tanya nya.

"eh, tidak aku sangat menyukainya dan terima kasih" jawab ku cepat.

"baiklah, Mas Rayhan mau mandi dulu atau langsung makan?" tanya ku.

Aku sudah memutuskan untuk memanggilnya dengan panggilan Mas. Itu keputusan ku, dia adalah suami ku sekarang.

Ia berbalik kepada ku, dengan wajah bingung.

"kamu tadi manggil aku dengan panggilan mas?" tanya nya.

"apa Pak Rayhan tidak suka? Maaf tapi aku fikir bapak akan menyukai nya" ucap ku sambil menunduk.

Ia menarik ku ke dalam pelukannya, aku merasa tubuh ku seketika tegang. Namun juga aku merasa kan kenyamanan dalam pelukan Suami ku.

"terimakasih Al, Mas senang jika kamu memanggil dengan sebutan 'Mas'" ucap nya sambil menekankan kata 'Mas' tadi.

"Mas Ray" panggil ku.

"hmm"

"pelukannya lepas dulu, mas gak mau mandi?" tanya ku.

"ah, maaf kan aku Alisha, tadi aku hanya terbawa perasaan" jawab nya langsung menjauh dari ku.
Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.

"baiklah kalau begitu aku akan mandi dulu" ucap nya.
Sambil berjalan ke atas, aku tersenyum memandangi punggung nya yang semakin menjauh.

Aku tidak tahu perasaan apa ini, jika aku mengatakan ini cinta aku masih merasa ragu, tapi satu hal yang pasti. Aku merasa sangat nyaman dan juga bahagia saat bersamanya.

Aku berjalan ke arah dapur untuk membuatkan Mas Rayhan kopi.
Aku menarik nafas, jika mengingat kejadian tadi membuat wajah ku terasa panas.

"Al? Kamu kenapa?" tanya nya.

aku berbalik cepat saat mendengar suara Mas Rayhan.

"ah, aa..aku tidak apa-apa" jawab ku sedikit gugup.

"tapi kenapa wajah mu memerah? Apa kamu sedang tidak enak badan?" tanya nya lagi.

"tidak, aku tidak apa-apa" jawab ku cepat.

"baiklah, sebaiknya mas Ray duduk dan makan" ucap ku.

Ia mengangguk dan mulai duduk di kursi, aku menyiapkan makanan untuk nya dan memberikan padanya.

Ia tersenyum pada ku.
"terima kasih" ucap nya.

Aku ikut tersenyum dan mengangguk.

"kenapa kamu tidak makan?" tanya nya.

"ah tidak apa-apa hanya saja aku tidak memiliki nafsu makan" jawab ku jujur.

"tidak kamu harus makan, sedikit saja" ia memaksa.

Aku hanya mengangguk menuruti perkataannya.

****

Bersambung...

Maaf ya guys.
Jika part yang ini juga gaje dan banyak typo.

Vote and comen't tetap jangan lupa.

See u next part.

Miss u guys.



Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang