Delapanbelas

6.7K 213 1
                                    

Tak terasa sudah hampir 2 tahun aku berada di pondok pesantren, melakukan semua aktifitas yang bisa mendekatkan ku pada-Nya.

Dan hari ini aku telah memutuskan akan pulang.
"Assalamualaikum Ray" ucap Alif.

Alif adalah salah satu teman satu kamar ku, kami juga sudah sangat dekat, dia yang terus membantuku saat kesulitan mempelajari sesuatu.

"Waalaikumsalam Lif" jawab ku.

"kamu, akan benar-benar pulang hari ini?" tanya sambil menatap ku, yang sedang mengemas pakain ku.

"iya, lagi pula aku sudah membicarakannya dengan Ustadz Hafidz" jawab ku.

"baiklah kalau begitu, berhati-hatilah" ucap nya.

"baiklah kau juga, dan semoga suatu saat kamu bisa mendapatkan Aisyah" ucap ku.
Sambil tertawa.

Terlihat dia hanya tersenyum menanggapi perkataan ku.

"ada apa?" tanya ku.

"gak apa-apa, hanya saja Aisyah itu hanya mencintai mu saja, dia tidak mungkin bisa lagi mencintai pria lain" jelas nya.

"jangan berfikir seperti, Allah  Maha membolak-balikkan hati, kamu terus lah berusaha dan juga berdoa kepada-Nya" jelas ku.

Ia tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"ya sudah aku aka pergi sekarang" ucap ku.

"baiklah aku akan mengantar ke gerbang"

Kami mulai berjalan ke gerbang pesantren dan mendapati beberapa santri dan juga ustadz hafidz tengah berdiri.

Aku dan Alif berjalan ke arah mereka, setelah sampai.
Mereka satu persatu memeluk ku, berpamitan.

Setelahnya aku memasuki taksi yang telah di pesan kan untuk ku.

Hari sudah mulai gelap, aku memutuskan untuk mencari masjid terdekat untuk melaksanakan Sholat.

Saat aku akan keluar dari masjid, tiba-tiba turun hujan dengan sangat derasnya.

"maaf pak, apa kita bisa langsung ke mobil saja?" tanya nya.

"baiklah, kita langsung saja"

Aku dan supir taksi tersebut mulai berlari kecil ke arah parkiran tampat ia memarkirkan mobil nya.

Setelah sampai pada kami kembali melanjutkan perjalanan. Namun selang beberapa menit aku melihat sosok perempuan yang tak asing bagi ku.

'Alisha?, apa yang terjadi padanya?' fikir ku.

"pak berhenti, tunggu sebentar" aku langsung turun dari taksi tanpa peduli pakaian ku akan basah karena hujan.

Aku berjalan cepat ke arahnya. Sepertinya ia tak menyadari ke hadiran ku.

"Mas fahri"

Apa yang terjadi padanya?

"tidak, ini tidak mungkin'
"tidak"

"kenapa jadi seperti ini?"

"percayalah, Allah tidak akan memberi ujian di luar kemampuan hamba-Nya" ucap ku.
Meski tak tahu apa yang terjadi pada nya sekarang.

Ia berdiri dan menatap ku, aku tersenyum ke arahnya.
Dia terlihat sangat pucat

Namun sedetik kemudian ia pingsan, aku berhasil menangkap tubuhnya, Sangat dingin.

Istighfar tak henti-henti nya aku ucapkan.
Aku membawanya ke rumah sakit dengan menggunakan taksi.

"pak kita kerumah sakit sekarang" ucap ku.

Jantung ku berdetak dengan sangat cepat karena khawatir, dan juga perasaan apa ini?

Setelah beberapa menit, kami telah sampai di rumah sakit.
Beberapa orang perawat datang menghampiri ku dan membawa Alisha masuk ke salah satu ruang perawatan.

Aku menunggu di luar, merasa sangat khawatir dengan keadaan Alisha.
Aku tidak tahu satu pun nomor telfon keluarganya.

"Dokter bagaimana keadaannya dok?" tanya ku saat melihat dokter telah kluar dari ruangan.

"dia tidak apa-apa, dia hanya shock dan kelelahan saja" jelasnya.

"terima kasih dokter" ucap ku.

Setelah dokter itu pergi, aku hanya memandangi nya dari balik pintu, aku terlalu takut jika ia sadar dan melihat ku.

Aku berjalan keluar rumah sakit dan menyuruhnya mengantarkan tas ku rumah ibu ku.

Aku kembali berjalan ke arah kamar Alisha, ia masih belum juga sadar.

Aku memutuskan untuk kembali duduk di kursi tunggu, aku akan menunggu nya hingga ia sadar.

Aku terbangun tepat pada pukul 4:35 subuh, aku kembali melihat Alisha.

'kenapa ia belum sadar sampai sekarang?' fikir ku.

Aku kembali di landa rasa khawatir, aku memanggil seorang suster dan menanyakan padanya.

"bapak tenang saja, pasien akan sadar sebentar lagi" jelas nya.

Aku mengangguk, kembalo merasa tenang mendengar perkataan suster tadi.

Aku berjalan ke arah mushollah rumah sakit untuk melaksanakan sholat subuh.

Setelah melaksanakan sholat subuh dan juga membaca al-qur'an aku memutuskan untuk keluar mencari makanan.

"Rayhan?" panggil seseorang di belakang ku.

"Adrian" ucap ku setelah melihat siapa yang memanggil ku.

"lo, sejak kapan baliknya? Dan kenapa gak bilang dulu ke gue?" tanya nya.

"maaf, oh iya lo ngapain disini?" tanya ku.
Tanpa menjawab pertanyaan nya sebelumnya.

"kemarin Fiona kecelakaan, dan gue yanga jagain dia disini" jawab nya.

"kita cari tempat duduk dulu biar enak ngobrolnya" ucap nya.

Kami bercerita banyak hingga waktu kini menunjukkan pukul 7 pagi.

"astagfirullah, Adrian gue cabut dulu ya, Assalamualaikum"

Aku meninggalkan Adrian tanpa menunggu jawaban salam darinya.
Aku berlari ke arah ruangan Alisha, bagaimana bisa aku lupa kalau dia sedang sendiri dan bisa sadar kapan saja.

Saat telah sampai aku sudah tak mendapati dia di ruangan sebelumnya, aku gelagapan mencarinya dimana-mana namun tak ku temukan.

"suster kemana pasien yang berada di ruangan ini" tanya ku kepada suster yang lewat.

"maaf pak, dia sudah pulang bersama suaminya" jawab nya.

Aku merasa lega mendengar jawaban dari suster tersebut.

Syukurlah.

Aku berjalan ke arah resepsionis berniat untuk membayar biaya perawatan Alisha. Namun ternyata sudah di lunasi oleh Fahri suaminya.

Aku berjalan keluar rumah sakit dan menyetop angkutan umum.
Aku akan pulang ke rumah ibu sekarang.

****

Bersambung....

Hallo guys, maaf ya kalau part nya gak jelas dan banyak typo nya.

Vote and coment jangan lupa.

See you next part.

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang