Duapuluh Empat

6.4K 236 3
                                    

Warning:
Di part ini akan terdapat beberapa kata atau kalimat yang kasar.
Jadi mohon maaf ya guys.

*

🌺🌺

Satu minggu telah berlalu sejak kejadian di Mall tempo hari dan selama itu pula, gadis yang dengan percaya diri mencap suami ku sebagai miliknya tak pernah lagi muncul di hadapan ku.

Aku tidak tahu apa yang akan ku lakukan jika dia muncul dan berusaha mendekati Mas Rayhan.
Dulu aku pernah mengalami hal yang sama dan aku hanya diam, tapi kali ini tidak. Aku tidak akan diam saja jika ada pengganggu lagi di tengah-tengah rumah tangga ku.

Jam telah menujukkan pukul 11 siang, saat ini aku tengah berada di dapur untuk menyiapkan makan siang untuk Mas Rayhan.

Mas Rayhan saat ini berada di Cafe, tapi entahlah aku tidak tahu kenapa tiba-tiba ia menelfon dan ingin di bawakan bekal makan siang.

Setelah hampir 30 menit berkutat dengan alat masak, aku memasukkan makanan kedalam kotak bekal dan berjalan ke kamar ku dan mulai bersiap.

Setelah beberapa menit aku kini telah berada di depan Cafe milik Mas Rayhan.
Aku mulai menyeberang jalan hingga.

"akkhhh" pekik ku.

Chhiiittt.

Aku terduduk di jalan karena merasa lemas dan juga takut, aku masih memeluk bekal Mas Rayhan dengan sangat erat.

"Ya Allah, apa mbak baik-baik saja? Tidak ada yang terlukan kan? Maaf mbak saya sangat terburu-buru hingga tak terlalu memperhatikan" jelas nya.

Aku hanya mengangguk mendengar penjelasan dari wanita tersebut.
Wanita dengan jilbab lebar yang menutup kepala nya dengan sempurna hingga menutup dada, ia terlihat sangat cemas dan khawatir.

"apa saya perlu membawa mbak ke rumah sakit? Kebetulan saya akan ke rumah sakit sekarang?" tanya nya.

"tidak mbak, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja, tadi itu aku hanya shock saja" jawab ku.

"baiklah kalau begitu ini kartu nama ku, disana tertera nomor telfon jika saja kau membutuhkan bantuan" ucap nya sambil tersenyum.

"jadi mbak seorang dokter?" tanya ku.

Ia melihat sekeliling dan langsung menarik ku ke pinggiran jalan.
Ah, aku bahkan tak sadar jika saat ini kami sedang menjadi pusat perhatian.

"iya saya seorang Dokter spesialis, dan maaf saya harus pergi, ada pasien yang harus saya tangani,permisi Assalamualaikum" ucap nya sambil berlalu.

"waalaikumsalam" jawab ku singkat.

Aku kembali berjalan memasuki Cafe setelah memasukkan kartu nama dokter cantik tadi ke dalam tas ku.

Tok...tok...tok

Aku mengetuk pintu ruangan mas Rayhan, terdengar suara gaduh dari dalam sana.

Aku membuka pintu dan terlihat gadis itu berada di sini, ia tengah sibuk mencari perhatian Mas Rayhan.

"Clara stop dan pergi dari sini sekarang!" teriak mas Rayhan. Namun sama sekali tak di hiraukan oleh nya.

"Mas Rayhan, Assalamualaikum" ucap ku yang masih berada di ambang pintu dengan memasang senyum terbaik ku.

"Waalaikumsalam Alisha masuklah" Mas Rayhan berjalan ke arah ku, begitu pun dengan ku.

Aku meraih tangannya dan menciumnya, tapi di luar dugaan ia malah mencium kening ku lama.
Aku menutup mata ku dengan senyum bahagia pada wajah ku.

"maaf karena telah lancang, tapi aku butuh penenang setelah apa yang terjadi" bisik nya.

"penenang?" tanya ku yang ikut berbisik.

"kamu liat si Clara kan? Sedari tadi dia hanya menggangguku di sini"

"lalu penenang yang Mas Ray maksud apa?" tanya ku.

"kamu, kamu itu penenang bagi Mas" jawab ku.

Aku menunduk dengan wajah yang sudah terasa panas, aku yakin wajah ku memerah sekarang.

Braakk.

"aakhh"

Seseorang menarik kotak bekal di tangan ku dan tumpah berserakan di lantai.

"sial" umpat Clara.

Ya, siapa lagi yang akan melakukannya kalau bukan Clara?
Namun aku tersenyum saat melihat kaki nya terkena tumpahan makanan itu, aku tidak tahu bagaiamana bisa ia terkena tumpahan makanan itu. Tapi aku senang setidak nya itu balasan untuk orang telah merusak moment ku bersama Mas Rayhan.

"Clara, apa yang kamu lakukan?" tanya Mas Rayhan.

"Mas Tidak apa-apa aku yang akan mengurus ini" ucap ku.

"tapi Al"

"gak apa-apa mas, Mas percayakan semuanya kepada Alisha, sekarang  mas Keluar sebentar dan pesan makan siang ya, mas tidak perlu khawatir aku perlu mengatakan beberapa hal kepada Clara" jawab ku.
Mas Rayhan keluar dari ruangannya meski terlihat sangat ragu dan juga khawatir.

"nama mu Clara kan?" tanya ku berbasa basi.

"kalau iya emang kenapa?" tanya nya.

"sebenarnya apa yang kau inginkan dari ku dan juga Mas Rayhan?" tanya ku.

"aku hanya ingin kamu dan Rayhan itu berpisah" jawab nya cepat.

"dan itu tidak akan pernah terjadi" ucap ku tak kalah cepat.

"kalau begitu kita lihat saja, aku akan membuat mu menyesal Alisha"

"tidak bukan aku, tapi kau yang akan ku buat menyesal" balas ku.

Ia mengayunkan tangannya tepat pada wajah ku dan.

Plakk.

Aku mendaratkan tangan ku keras pada pipi mulusnya itu.
Aku berhasil menahan tangan nya dan berbalik menamparnya.

"sialan, dasar wanita murahan, berani sekali kau merebut Rayhan dari ku" teriaknya.

Ia kembali menganggkat tangan ingin memukul ku.

"akkhh, Alisha lepaskan" pekik nya.

Aku memutar tangan nya ke belakang dengan keras.

"Alisha lepaskan, sakit" ucapnya.

"Alisha" aku melihat ke arah pintu dan mendapati Mas Rayhan tengah berdiri menatap kami.

Aku kembali menatap Clara yang saat ini tengah merasa kesakitan.
Aku mendorong nya hingga tersungkur di Sofa.

Aku berjalan ke arah nya dan berkata.
"kau sangat beruntung Clara, kau adalah orang pertama yang telah ku perlakukan dengan sangat kasar, dan jika saja mas Rayhan saat ini tidak berada di sini aku bisa saja akan mematahkan tangan cantik mu itu" ucap ku sambil berbisik dengan senyum mengejek. Dam menjauh dari nya.

Dan benar saja di wajahnya hanya terlihat raut ketakutan saja, tidak ada ekspresi sombong sama sekali seperti yang sering ia tunjukkan.

"sekarang kau pergi dari sini sekarang, jika sewaktu-waktu aku melihat mu mendekati suami ku, aku. Tidak akan segan-segan kepada mu" jelas ku lagi.

Tanpa peduli bagaimana reaksi dari mas Rayhan, sebenar nya aku sangat malu karena telah bersikap bar bar di hadapannya.
Tapi bagaimana lagi? Aku tak bisa menahan diri untuk melakukannya, aku hanya sedang berusaha mencoba melindungi rumah tangga ku.

****

Bersambung....

Hay guys, menurut kalian chapter ini gimana?

Vote and Comen't guys.

See you.

Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang