Duapuluh Lima

6.4K 221 2
                                    

Rayhan

Saat ini aku tengah berada di Cafe, tepatnya berada di ruangan ku, sambil mengerjakan beberapa hal penting.

Tiba-tiba ingatan ku tertuju pada Alisha, aku tersenyum saat mengingat bagaimana sikapnya pada ku mulai berubah,
Dia telah sangat perhatian pada ku.

'aku jadi merindukannya' gumam ku.

Aku meraih phoncell ku yang berada di atas meja, mencari nomernya dan menelfonnya.

"Assalamualaikum, Al" ucap ku.

"waalaikimsalam mas Ray, ada apa?" tanya nya.

"mm, tidak apa-apa, hanya saja bisa kah kamu datang ke Cafe dan membawakan makan siang untuk ku?" tanya ku sedikit ragu.

"baiklah mas, Aku akan kesana" jawabnya.

Aku tersenyum senang mendengar jawaban dari nya.

"Baiklah kalau begitu aku menunggu mu Alisha" ucap ku ku.

"baiklah, kalau begitu aku tutup telfon ya mas, mau masak dulu"

"ya sudah kalau begitu, Assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

Aku meletakkan kembali Hp ku dan melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Sudah 30 menit berlalu Alisha belum datang juga.
Dimana dia sekarang? Fikir ku.

Ketukan di pintu membuat ku mengehentikan pekerjaan ku.
"itu pasti Alisha"

Aku berjalan ke arah pintu dengan senyum bahagaia di wajah ku.
"kau?apa yang kau lakukan disini?" tanya ku.

"hay Ray" sapa perempuan itu tanpa menghiraukan pertanyaan ku.
Dan langsung memasuki ruangan tersebut.

"Clara apa yang kau lakukan disini?" tanya ku sekali lagi.

"apa maksud mu? Tentu saja aku ingin bertemu dengan mu honey" jawab nya dengan suara manja.

Aku muak mendengarnya.

"maaf Clara, tapi ada baiknya kamu pergi dari sini sekarang" ucap ku.

"kenapa? Memang nya kamu tidak merindukan aku?" tanya nya dengan suara manja nya.

Aku benci ini.

Aku berjalan ke arah kursi ku dan mulai melanjutkan pekerjaan ku tanpa menghiraukan nya.

"Ray, kamu kok mau sih nikah sama cewek kek istri kamu itu?" tanya nya.
Namun tak ku hiraukan.

"kenapa gak nikah aja sama aku,?"

"aku tidak akan pernah menikah dengan wanita penghianat seperti mu" jawab ku.

"jadi kamu masih marah? Aku kan udah minta maaf, lagi pula aku udah putus sama dia dan lebih memilih kamu" jelasnya.

"apa menurut mu aku peduli?aku sama sekali tak peduli apa pun yang kau lakukan, jadi aku mohon keluar dari ruangan saya sekarang"

"tapi Ray, kamu kasih aku kesempatan ke dua yah? Aku akan buktikan ke kamu kalau hanya aku yang pantas bersamamu bukan gadis sialan itu" mohon nya.

"Clara stop dan pergi dari sini sekarang" ucap ku dengan suara yang kini lebih meninggi dari sebelum nya.

Aku benci berada pada situasi seperti ini, emosiku bisa saja tak terkendali jika Dia masih saja berada di hadapan ku.

"mas Rayhan, Assalamualaikum"
Aku melihat ke arah pintu dan melihat Alisha tengah bersiri disana dengan senyum di wajah nya dan bekal di tangannya.

"waalaikumsalam Alisha masuklah" jawab ku.

Aku berjalan ke arah nya, ia meraih tangan ku dan mencium punggung tangan ku.
Dan aku langsung mencium kening nya lama, aku butuh penenang.
Setelah sadar apa yang telah ku lakukan aku mundur satu langkah menjauhi nya.

"Maaf karena telah lancang, tapi aku butuh penenang setelah apa yang terjadi" jelas ku dengan berbisik.

"penenang?" tanya nya.

"kamu lihat Clara ada disini kan? Dan sedari tadi dia hanya mengganggu ku disin" jelas ku.

"lalu penenang yang mas Ray maksud apa?" tanya nya lagi.

"kamu, kamu itu penenang bagi mas" jawab ku.

Ku lihat ia langsung menunduk dengan wajah memerah.
Aku yakin saat ini ia sedang merasa malu setelah mendengar jawaban ku.

Braaak.

"akkhh"

Ku lihat bekal yang sedari tadi di pegang oleh Alisha kini jatuh bertserakan di lantai bukan tanpa alasan tapi Clara menarik nya.

"sial"

"Clara apa kamu lakukan?" tanya ku geram, melihat tingkah wanita di hadapan ku itu.

"Mas tidak apa-apa, aku yang akan mengurus ini semua" ucap Alisha

Aku mengernyit bingung dengan apa.yang baru saja ia katakan.

"tapi Al"

"gak apa-apa mas, percayakan semuanya kepada Alisha, sekarang mas keluar sebentar dan pesan makan siang ya, tidak perlu khawatir aku perlu mengatakan beberapa hal kepada Clara" jelas nya dengan tersenyum kepada ku.

Aku berjalan keluar dari ruangan itu, dengan amat sangat ragu.
Bagaimana tidak? Aku tau benar bagaimana sikap Clara, dia bisa saja melakukan hal buruk kepada Alisha.

Aku segera memanggil salah satu pegawai untuk menyiapkan makan siang untuk ku dan Alisha.

Aku masih berdiri tak jauh dari ruangan ku.
Aku merasa cemas, sangat cemas.
Aku sangat ingin kembali keruangan itu tapi Alisha sebelummya mengatakan bahwa ia ingin membahas beberapa hal dengan Clara.

Beberapa menit telah berlalu, aku tidak tahan lagi, aku berjalan ke ruangan ku dan membuka pintu.

Aku terkejut melihat kejadian di hadapan ku sekarang.
di dalam sana Clara tengah meringis menahan sakit karena perbuatan Alisha.

"Alisha" panggil ku.
Ia melihat ke arah ku dan kemudian menghempaskan Clara ke arah sofa.

Ia mendekati Clara dan mengatakan sesuatu, dan tentu saja aku tidak tahu.

Aku terkejut melihat ekspresi ketakutan di wajah Clara. Apa yang telah Alisha lakukan hingga Clara jadi seperti itu?

Kemana pergi nya Alisha yang lemah lembut dan sopan itu?
Yang kulihat saat ini sangat berbeda dengan Alisha sebelumnya.

Clara keluar dari ruangan ku dan melewati ku begitu saja.
Aku berjalan ke arah Alisha, ia hanya tersenyum pada ku.

"apa kamu tidak apa-apa? Clara tidak melukai mu kan?" tanya ku.

Ia menggeleng dan terus tersenyum pada ku.

"apa yang kamu lakukan padanya?" tanya ku penasaran.

"mas Ray maaf, maaf kan aku" ucap nya sambil menunduk.

"tidak apa-apa alisha, lagi pula wanita itu pantas mendapatkannya" jawab ku.

Ia kembali menatapa ku
"mas Rayhan tidak marah kan?"

"tentu saja tidak, tapi apa yang kamu katakan padanya?" jawab ku.

"aku, aku hanya mengatakan bahwa ia tidak boleh mengganggu mas Rayhan lagi, karena mas Ray itu sudah resmi menjadi suami ku" jelas nya.
Aku tersenyum mendengar penjelasan dari nya.

"terimakasih, Mas sangat beruntung memiliki istri yang sangat pemberani seperti mu" ucap ku.

Ia hanya tersenyum mendengar perkataan ku.

Tetaplah tersenyum Alisha.

****

Bersambung....

Vote and coment guys jangan lupa.

See you next part.


Kesucian Yang TernodaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang