#1 Dari Juan : Maybe, A Little Help

4.8K 370 18
                                    

Agustus, 2019

Juan sama sekali tidak mengharapkan ini.

Juan membatu, tidak mengatakan apa pun, dan hanya ekspresi terkejut yang terlukis di wajahnya. 

Melupakan Jasmine adalah salah satu hal yang paling berat yang Juan coba lakukan. Setelah dua tahun, Juan masih mencoba melakukan itu. Namun, sekuat apa pun usahanya, Juan selalu saja dibuat teringat kembali dengan sosok yang pernah ia kasihi. 

Juan sama sekali tidak menyangka, bahwa ia bertemu lagi dengan Jasmine setelah mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan yang menggantung. Menggantung akan perasaan Jasmine yang tidak tahu apa ia masih mencintai Juan, atau bahkan Juan yang sebenarnya masih mengharapkan Jasmine, tapi tidak bisa berusaha untuk meyakinkan Jasmine. 

Juan tahu, mereka bisa saja bertemu di tempat mana pun di kota ini. Hanya saja, Juan benar-benar tidak menduga bahwa ia akan bertemu di tempat ini dengan Jasmine.

Jika saja waktu dapat diputar kembali dan Juan tahu bahwa ia akan dipertemukan dengan Jasmine di sini, ia tidak akan datang ke kedai kopi ini. Seketika, Juan menyesal untuk mencoba tempat yang memang masih baru ini.

"Juan,"

Juan menatap Jasmine lekat-lekat. Perempuan itu memaksakan sebuah senyuman. Juan masih hafal betul sifat Jasmine. Itu bukan senyuman aslinya.

"Mine," Juan balik menyapa perempuan itu dengan panggilan akrabnya. Mendengar Juan menyapa dirinya dengan panggilan itu, Jasmine tersenyum tipis.

"Lama nggak ketemu." kata Jasmine lagi. "It's been two years, right?"

"... Right," balas Juan lirih.

"Gimana nge-youtube nya, Ju? Masih lancar? Band?"

Juan mencoba tersenyum seperti yang Jasmine lakukan. Mencoba menjawab pertanyaan basa-basi dari perempuan yang dulu selalu menemani hari-harinya.

"As you can see," jawab Juan seadanya. Lalu kemudian tersadar dengan jawabannya yang menurutnya agak sedikit percaya diri. Maksudnya—kenapa dia bisa seyakin itu kalau Jasmine masih menonton video-video konyolnya di youtube? Atau masih mendengarkan lagu dari bandnya?

Tidak seperti Juan yang salah tingkah karena jawaban itu, Jasmine tersenyum—dengan agak sedikit lebar. Seolah ia menyadari kesalahan kecil yang Juan lakukan. Padahal menurutnya, itu sama sekali tidak salah. Karena faktanya, Jasmine memang masih menonton video-videonya dan tentu saja mendengarkan lagu sweetchaos.

Juan memutar isi otaknya. Ia harus menanyakan sesuatu kepada Jasmine. Apa pun itu yang membuat Jasmine berdiri lebih lama dihadapannya sehingga Juan masih terus bisa melihat perempuan itu dalam jarak yang dekat. 

"How's—"

"Mine! Sorry, babe. Ngantri banget—"

Juan membulatkan bola matanya begitu melihat sosok yang amat sangat ia kenal tiba-tiba datang menghampiri Jasmine. Sosok yang sampai dua tahun lalu, masih ia panggil sebagai sahabatnya. Juan mengeratkan kepalan tangannya. Seharusnya Juan tahu. Tidak mungkin Jasmine berada di sini sendirian.

"Juan," sapa pria itu akhirnya. "Lama nggak ketemu."

Juan tidak menjawab. Pikirannya menerawang jauh ke masa di mana dua orang yang pernah berarti untuknya dengan kompak mengkhianatinya. Juan pikir, ia sudah lupa bagaimana rasa kecewa dan marahnya saat itu. Tapi begitu melihat mereka di hadapannya sekarang, Juan sadar bahwa perasaan itu tidak pernah benar-benar meninggalkannya. 

Perasaan itu kerap menghantui Juan selama dua tahun ini. Rasanya tidak ikhlas melihat pria yang sedang berdiri di samping Jasmine ini merebut Jasmine darinya. Harusnya, Juan bisa melupakan Jasmine. Harusnya, Juan bisa membuang jauh-jauh segala kenangannya bersama Jasmine. Harusnya... Juan bisa. 

From Us To UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang