#53 Dari Wira & Acha : 8 Letters

948 146 27
                                    

"Wira itu akhir-akhir ini aneh."

Bara yang sejak tadi sedang bermain game di ponselnya langsung menatap Acha dengan sebelah alis yang terangkat. Kakaknya itu tahu-tahu menceritakan curhatan hatinya dan duduk di sebelah Bara.

"Aneh gimana maksud lo? Kayaknya sama aja deh." balas Bara lalu kembali memutuskan perhatiannya kepada ponsel.

"Duh, pokoknya aneh banget. Akhir-akhir ini, jarang nelepon. Biasanya sebelum tidur, dia selalu nelepon. Sekarang enggak lagi. Aneh kan, Bas?"

"Nemu cewek yang lebih aduhai dari lo kali," sahut Bara sambil tertawa.

Acha yang tak terima dengan kesimpulan itu, lantas memukul kaki adik satu-satunya itu dengan wajah masam. Bara kemudian mengaduh dan mengusap-usap kakinya sendiri, seolah pukulan kakaknya berbekas di sana.

"Barbar banget sih, Mbak! Mas Wira emang cocoknya sama cewek lembut, cantik, baik hatinya. Enggak kayak lo!" ucap Bara dengan kesal.

Acha melotot, "Iiiih, Babas! Mbak kamu ini lagi curhat! Dengerin baik-baik kenapa sih?" keluh Acha dengan muka memelas.

"Yee, dari tadi juga gue dengerin baik-baik." balas Bara lagi. "Mbak, jangan nebak-nebak kayak gitu lah. Mending tanya langsung sama Mas Wira."

"Kalau ditanya, taunya bener, gimana? Pasti dia bakalan berkilah.."

"Duh, Mbak, emang Mas Wira tipe cowok yang bakalan selingkuh ya?

Acha tidak menjawab. Jelas perkataan Bara barusan tidak benar. Acha yang paling tahu, bagaimana sosok Wira. Kalau ditanya siapa anggota sweetchaos yang berpeluang selingkuh, Acha jelas akan menjawab Wira di urutan setelah Juan-yaitu paling akhir.

Tapi bukan berarti Acha membernarkan kesimpulan itu sih. Acha juga tahu kalau Wira tidak mungkin berselingkuh darinya. Hanya saja, kelakukan Wira akhir-akhir ini memang aneh.

Wira yang biasanya akan menelepon sepulang dari gigs-dimana Acha tidak bisa menemaninya. Telepon itu akan berlangsung lama hingga akhirnya ada salah satu dari mereka yang tertidur. Biasanya sih, Wira. Padahal, Acha sudah berkali-kali mengatakan kalau Wira tidak perlu repot-repot untuk melakukannya.

Oh, atau Wira ternyata memang langsung ketiduran sekarang? Tapi, Pria itu juga tidak mengabarinya lewat aplikasi chatting. Tidak salah kan, kalau Acha agak sedikit bingung?

"Udah, Mbak. Jangan kebiasaan ah menduga-duga. Kenapa sih cewek suka banget suuzon? Heran." ujar Bara lagi.

"Assalamualaikum."

Acha terperanjat kaget, begitu wajah Riyan muncul di rumahnya. Acha melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah delapan malam. Tumben sekali jam segini, Riyan sudah pulang dari studio dan tidak kelayapan.

"Yan, kok tumben jam segini enggak kelayapan?" tanya Acha penasaran.

"Astagfirullah al adzim, bukannya jawab salam malah nanya enggak jelas. Babas, salam buat abangmu ini mana?"

"Waalaikumsalam, Abang Riyan." jawab Bara tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Riyan langsung menghampiri Bara dan duduk di sebelahnya, memandangi Bara yang sedang bermain game.

Acha memandangi Riyan dalam diam. Riyan itu, semenjak benar-benar menyudahi hubungannya dengan Kira, jadi sedikit lebih fresh. Sepertinya ia benar-benar sudah berbaikan dengan masalahnya.

Acha jadi teringat saat dua minggu lalu, Riyan datang kepadanya dengan wajah yang tertekuk. Riyan mencurahkan segala isi di benaknya dan bahkan menangis. Yang bisa Acha lakukan hanyalah mendengarkan dan menenangkan sahabatnya itu.

From Us To UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang