TIGAPULUH

10.6K 236 7
                                    

Suci memilih untuk tetap di ruangan serba guna. Merasa dia kurang tak enak badan dengan tubuh nya yg cukup melemah.

Suci masuk.
Diam.
Dan tangis.

Ada seseorg yg masuk kedalam ruangan tersebut.
Suci tetap diam.

Suci merasa ada seseorg yg menarik kursi dan duduk di hadapan nya.
Tetap saja:) suci diam
"uci:( " ucap seseorg itu

STOP!
suci ga salah dengar kan?!
Suara itu!
Ya!
Raffi!

Suci sontak membangun kan kepala nya dari atas meja tersebut.
Melihat ada raffi yg menunduk dengan frustasi.
Dia memegang tangan suci.

"afi? Kenapa? " ucap Suci ikut menggenggam tangan rafi
Tangan suci yg masih terulur,raffi menaruk kan kepal nya di sana.
Dan menggenggam erat sekali tangan suci.

"afi cerita, uci disini:)" ucap suci tetap tegar walau kenyataan nya tidak
"maaf:( " ucap raffi sedih
"loh kok minta maaf? Afi ga ada salah kok sama uci:)" ucap uci tegar
"afi tau uci cemburu liat afi pelukan sama sahal tadi:( sahal cuman lagi bahagia sama pacar baru nya. Jadi dia kesenangan" ucap raffi mendengus nada sedih nya

Lega:)
Sangat sangat lega
Kenyataan nya,sangat membuat uci bersemangat dengan bukti omongan yg raffi buat:)

"owh, ga papa:)" ucap uci
"uci ga marah:( ?" ucap raffi membangunkan kepala nya
"ga lah:) uci percaya sama org yg dari dulu uci percaya klo dia ga bakal boong:)" ucap uci dengan senyuman
"ci:(" ucap raffi

"kenapa lagi sih afi? Ga ada yg perlu afi sedihin lagi,uci udh maafin afi kok:)" ucap suci bingung
"afi gagal ci:) gagal jadi pacar buat uci:)" ucap raffi menunduk
"ga:) afi slalu bisa buat uci tertawa lepas setiap hari. Afi berhasil jadi pacar uci:)" ucap uci

Mereka berdiri.
Menatap dalam dalam.
Seolah berbicara dengan mata.

Dorongan yg cukup baik untuk raffi
Uci berhasil membuat raffi berada di dalam pelukan nya.

Uci rasa ini akhir dari masalah nya.
Kebahagian dan semua penjalan yg pasti:) tak ada salah paham dari mereka lagi kali ini.
-----------------------------------------------------------
Jam pulang tiba. Sudah pukul 18.15. Hanya tersisa Raffi,Uci,Zharfa,Fatih,Tania,Abi, Nanab dan Rehan.

"gua sama uci balik deluan ya" ucap raffi dan uci yg sudah sejak tadi berada dalam mobil milik raffi
"oke" ucap Rehan

Uci dan raffi sudah keluar dari lingkungan sekolah.

"gua sama zharfa balik dulu ya han, nab" ucap fatih yg sudah menaiki motor nya
"oke" ucap nanab

"hmhm, kita deluan yuk han, mau hujan soal Ny"ucap nanab kepada rehan

"yah, kalian mau pulang? " ucap tania
"iya nia,udh gelap" ucap nanab.
"yaudh lah" ucap tania kepada nanab dan rehan

Rehan dan Nanab berlalu. Tinggal Abi dan Tania
Mereka diam
Tak ada yg membuka mulut untuk berbicara

"lu ga mau pulang bareng gua? " ucap abi kepada tania
"rumah kakak ga searah sama aku,jadi kalau kakak mau deluan juga ga papa" ucap tania dengan sopan
"santuy lah, pamggil abi aja, ga ush kaka"ucap Abi terkekeh
"iya, abi" ucap tania

"yuk bareng gua" ucap abi
"ga ush bi, deluan aja" ucap tania
"ga papa, ayuk" ucap abi

Tania masuk kedalam mobil abi.
Tak ada suara.
Diam
Seketika hujan turun.
Sangat deras

Petir!
Sontak tania menarik tangan abi kedalam pelukan nya karna dia takut dengan petir.

"ahg------" tania berteriak
Abi diam
Dengan seribu bahasa.
Dia diam

"lu ga papa, lu sama gua" ucap abi dengan hati hati menghelus kepala milik Tania.
Tania diam

Sudah. Ternyata tania terlelap dalam dekapan abi. Abi melepas kan tania dan membuat sandaran di tempat duduk tania.

Untung saja abi tau rumah tania. Jadi dia tidak harus membangun kan tania untuk turun.
Dia sampai di dpn rumah berwarna coklat muda itu,dan mengetuk pintu rumah nya.

"yah siapa? " ucap seorg perempuan paruh baya itu
"assalamualaikum tante" ucap abi sopan
"waalaikumsallam,masyaallah:)" ucap mama tania.
"abi tante,abg kelas nya tania,mau angkat tania ke kamar nya tania bole? Soal nya pas perjalanan pulang tania ketiduran tante" ucap abi sopan
"boleh angkat aja" ucap mama nya

Abi mengangkat tania (ala ala korea gitu ga si:v) membawa tania ke kamar milik tania. Merebah kan tubuh nya di kamar tania,dan membuka sepatu tania.

Abi memandangi perempuan bar bar itu, dan mengelus pucuk kepala nya.
"cantik"

Pengakuan itu lah yg terlontar dari abi untuk tania

Setelah itu abi berpamitan dengan mama nya tania
"tante,saya pamit dulu ya, udh malem soal nya" ucap abi
"eh iya, makasih ya udh nganterin tania nya,maaf ngerepotin" ucap mama nya tania
"iya ga papa tante,assalamualikum"  ucap abi meninggal kan ibu nya tania dan membawa laju mobil nya.

Pengakuan yg cukup jelas
Abi kagum pada tania
Sikap bar bar tania mampu membuat aku terpesona akan hal itu.

Cukup jelas.
Bahwa abi sedikit menyukai tania.

My Ketos My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang