Happy Reading
Jangan lupa vote dan komen
***Hari ini adalah hari yang cerah. Matahari yang sudah semalaman bersembunyi, sekarang sudah memunculkan dirinya. Hari ini sudah siap dengan setelan olahraga dan tak lupa ia menguncir rambut indahnya.
Davina menapakkan kakinya ditangga rumah itu dengan mantap. Sambil sedikit berlari, ia bisa melihat seluruh anggota keluarganya sedang melakukan hal rutin yaitu sarapan dsn saling bercengkrama hangat. Ah, sekali lagi hal kecil itu sangat menyesakkan dada dan memedihkan mata. Namun, dengan cepat Davina mengalihkan pandangannya dan langsung berlari menuju pintu utama.
Setibanya di teras rumah megah itu, Davina langsung melakukan gerakan pemanasan supaya otot-ototnya tidak tegang dan cidera.
Davina berlari kecil seraya mendengarkan musik dari penyanyi favorite-nya. Ya, dia sangat menyukai setiap lirik, kata, dan kalimat yang dinyanyikan oleh Shawn Mendes. Entah kenapa, ia begitu tergila-gila dengan Shawn.
Davina berlari menuju taman yang tak jauh dari rumahnya. Ia berlari dengan sangat santai dan menikmati sejuknya udara pagi hari ditengah hiruk-pikuknya kota.
Saat dia sedang mendengarkan musik treat you better milik Shawn Mendes, earphone yang tersumpal di telinganya ditarik seseorang dan alhasil benda putih itu lepas. Ingin rasanya ia menghujat orang yang mengganggu pagi hari cerahnya ini, namun apalah daya Davina yang hanya remahan rengginang.
Saat ia menoleh ke arah orang tersebut, ia melihat Raffa sedang terenyum sumringah dengan menampilkan deretan gigi putih yang berjajar rapi yang ia punya.
"Lo apa-apaan sih, seneng banget gangguin gue," ucap Davina sambil menghempaskan tangan Raffa yang memegang lengannya, dan langsung berlari kecil meninggalkan Raffa di sana.
"Ya, sekarang hobi gue gangguin lo," balasnya mantap sambil menatap iris mata cokelat indah milik Davina.
Deg...
Davina terlihat mati kutu dibuat Raffa. Lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan kata-kata pedas yang biasa ia ucapkan. Davina sekarang hanyut dalam iris mata hitam legam milik Raffa. Tersadar akan hal yang dilakukannya, Davina langsung mengalihkan pandangannya dan sedikit mendorong bahu Raffa, agar cowok itu juga tersadar bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian di taman itu.
"Apa-apaan sih Lo? Cari hobi tuh yang berfaedah dikit napa," sahut Davina untuk menetralkan degup jantungnya yang semakin cepat.
"Itu udah paling berfaedah banget bagi gue," tutur Raffa sambil menarik ikatan rambut Davina dan kemudian berlari.
Davina sedikit terkejut dan segera mungkin berlari mengejar Raffa yang membawa kabur kunciran rambut kesayangannya itu.
Jarak Davina dengan Raffa sudah lumayan dekat, namun Raffa masih enggan menghentikan langkahnya dan memberikan kunciran berwarna hitam itu. Davina mempunyai ide yang cemerlang. Langsung saja Davina menjalankan aksinya itu.
"Aw," ringis Davina.
Raffa menghentikan langkahnya dan menolehkan kepalanya ke belakang tepat dimana Davina sedang terduduk lemas di aspal.
"Lo kenapa lagi?" tanya Raffa cukup cemas. Dan berjongkok dihadapan Davina sambil mengelus rambut hitam milik cewek itu.
Ya, ide Davina berjalan sesuai rencananya, ia melihat kuncir rambutnya di saku jaket Raffa. Dengan cepat Davina merampas kuncir rambutnya dan segera bangkit meninggalkan Raffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA [Udah Terbit]
Teen Fiction'Cerita ini belum direvisi' Punya 'sequel' dengan judul: Devira. Ini bukan kisah manis di masa SMA. Ini juga bukan kisah cinta yang sangat susah untuk dilupa. Tapi, ini adalah kisah perjuangan seorang gadis rapuh bernama Davina. Hidupnya dipenuhi de...