Dvn|24

19.4K 1.3K 40
                                    

Happy reading
Dipinilipirs(づ ̄ ³ ̄)づ
Wahai para siders keluarlah kalian, aku mau lihat kalian(。’▽’。)♡
🔸
sometimes we have to succumb for the happiness of the people we care about. 
-DavinaAzz
.

Sepulang sekolah hari ini, Davina dikejutkan dengan perubahan jadwal ekskul yang dia ikuti. Dengan sangat terpaksa dia harus tetap stay di sekolah sampai waktu ekskul habis. Ekskul yang diikuti Davina bukanlah ekskul biasa, tapi dia mengikuti ekskul pecinta alam dan lingkungan di sekolah megah itu. Dan yang benar saja, Raffa juga ikut bergabung ke dalam komunitas yang Davina ikuti.

Hari ini, KPAL-- Komunitas Pecinta Alam dan Lingkungan--  SMA Tri Sakti  di beri pengarahan oleh bapak pembina supaya membersihkam lingkungan taman belakang dan depan sekolah secara berkelompok. Untungnya, Davina tidak satu kelompok bersama Raffa. Selamat, pikir Davina.

Saat Davina tengah memungut sampah yang berceceran di sudut lapangan, dia dihampiri oleh Devina and the geng. Davina memutar bola matanya jengah. Bosan harus berpura-pura tidak memiliki darah yang sama dengan kembarannya.

"Etdah, nih bocah mau ngapain lagi," batin Davina berteriak.

"Oh, udah ganti profesi, ya? Sekarang udah jadi tukang sampah." Devina dan teman-temannya tertawa.

"Mau ngapain lo ke sini? Ada urusan apa lagi sama gue?" tanya Davina sambil memasukkan daun kering yang berceceran di tanah.

"Lo tanya mau ngapain gue ke sini? Hellow, terserah gue dong, lo gak inget Papa gue adalah Kepala Sekolah di sini?" Devina sombong.

Itu juga Papa gue goblok, kita itu kembar. Sinting dasar nih bocah, untung aja muka gue gak mirip sama dia.

"Gue sih, oh aja. Jabatan Papa lo itu gak mungkin bisa turun ke lo juga." Davina beranjak dari jongkoknya dab berniat pergi meninggalkan geng bully di sekolah itu.

Tapi ....

'Byurr' suara itu terdengar ketika Devina menyiram Davina dengan minuman yang dia bawa. Minuman itu sudah dicampur dengan beberapa cairan lain yang menumbuhkan bau yang tidak sedap di sana. Dan itu berada di pakaian Davina, OMG, Davina bersumpah akan mengutuk kembarannya itu dengan penyesalan yang luar biasa.

"Ups, sorry sengaja." Devina tertawa dan menunduk mengambil keranjang sampah milik Davina dan menghamburkannya ke depan wajah Davina. Davina bukan tidak mau melawan perbuatan gadis itu, tapi dia hanya mengalah, mungkin hal itu akan menjadi kebahagiaan bagi Devina. Davina akan senang ketika Devina senang.

Davina mengepalkan tangannya di samping tubuhnya. Dia maju selangkah dan menunjuk Devina dengan jari telunjuknya.

"Lo boleh buat gue kayak gini, tapi lo gak boleh ngelakuin ini ke orang lain." Davina berlari menuju toilet sekolah. Dia berlari sambil menahan malunya. Sekarang tubuh Davina sudah basah, kotor, dan mengeluarkan bau yang kurang sedap.

"Ih, dia bau banget."

"Jijik banget tau gak, iuh."

"Pergi, deh, Vin. Lo bau banget."

Davina menutup pintu toilet sekolah.  Dirinya masuk ke dalam toilet itu, dia tidak mengunci pintunya. Davina menatap kaca yang ada di hadapannya, melihat melihat wajah dan bajunya yang sangat kucel dan kumel. Gak Davina banget.

DAVINA [Udah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang