Happy Reading🥀
🔸Matahari mulai keluar dari persembunyiannya. Namun, Davina masih saja belum bisa keluar dari gudang sempit nan pengap itu. Nafasnya memburu, rambutnya lepek dan sedari tadi dirinya hanya menangis, bingung apa yang harus dilakukan. Terlebih lagi semua tubuh Davina masih tertimpa tumpukan kardus berat. Suaranya sudah habis berteriak untuk meminta tolong. Namun, tiada satupun orang yang menolongnya. Ia berharap ada yang melewati lorong gudang sempit yang ada cukup jauh dari rumahnya itu.
***
Hari sudah menunjukkan jam 07.00 Wib. namun, Davina masih belum datang juga. Raffa sungguh khawatir dengan keadaan gadis itu, terlebuh saat semalam ia tidak sengaja melihatnya sedang ditampar oleh lelaki yang Raffa duga adalah orang tuanya Davina. Tapi, kenapa Davina diperlakukan seperti itu, pikiran Raffa melayang kemana-mana.
"Fa lo kenapa dah? Mikirin Davina ya?" tanya Zellyn sambil menyenggol sikit Kanaya.
"Vina ada kasih kabar ke lo pada?" Bukannya menjawab, Raffa malah bertanya kembali pada Zellyn dan yang lain.
"Enggak. Mungkin Vina telat kali, secara Davina 'kan queen-nya telat." Kanaya khawatir dengan kondisi Davina saat ini, terlebih lagi pasti Davina kembali terluka atas perlakuan orang tua dan kakak-kakaknya.
"Kalo Vina telat, pastinya udah dateng dari tadi. Ini 'kan udah mau bel," ujar Raffa sambil mengecek ponselnya, siapa tahu Davina mengabarinya.
Fiks gue harus ke rumah Davina, pulang sekolah nanti. Ujar Raffa dalam hati dan memasukkan ponselnya ke dalam kantung seragamnya.
Sebelum itu juga Raffa mengirimkan pesan pada Kanaya untuk membatunya sepulang sekolah nanti.
***
Sepulang sekolah. Sesuai dengan apa yang Raffa katakan, ia akan mencari tahu kenapa Davina absen dari sekolah hari ini. Sungguh dari lubuk hati yang terdalam Raffa sangat khawatir dengan keadaan gadis yang menjadi rekan sebangkunya itu. Entah kenapa setelah melihat lelaki menampar Davina, Raffa menjadi sangat cemas dan gelisah. Ataukah ini yang dinamakan jatuh dari tangga? Eh ralat, jatuh cinta maksudnya."Nay, sebelum ke rumah Davina, gue mau tanya sama lo, boleh?" ujar Raffa sambil memperhatikan seisi kelas yang sudah kosong dan berarti aman untuknya menanyakan tentang Davina pada cewek itu.
"Kalo mau tanya, ya, tanya aja kali, Fa," balas Kanaya sambil membereskan peralatan tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas.
"Davina ada masalah keluarga, ya?" pertanyaan itu mampu membuat Kanaya kaget, pasalnya hanya dirinyalah yang tahu masalah itu dan bahkan sahabat Davina yang lain tidak mengetahuinya.
Sumpah gue harus jawab apa?! Hm, kalo gue jawab iya Davina pasti bakalan marah. Dan kalo gue jawab enggak, berarti bohong donk, 'kan dosa jadinya. Umpat Kanaya dalam hati bingung ingin menjawab apa.
"Nay? Kenapa?" Raffa menjentikkan jarinya di depan Kanaya, dan hal itu membuyarkan lamunannya.
"Eh, lo tanya apa tadi?" ucap Kanya pura-pura lupa atas pertanyaan yang diajukan oleh Raffa.
"Davina ada masalah keluarga?" Raffa menhulangi pertanyaannya dengan sabar.
"Lo tahu dari mana?" Kanaya balik mempertanyakan asal pertanyaan Raffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAVINA [Udah Terbit]
Teen Fiction'Cerita ini belum direvisi' Punya 'sequel' dengan judul: Devira. Ini bukan kisah manis di masa SMA. Ini juga bukan kisah cinta yang sangat susah untuk dilupa. Tapi, ini adalah kisah perjuangan seorang gadis rapuh bernama Davina. Hidupnya dipenuhi de...