Ini adalah cerita pertama aku, semoga suka ❤____________________________________________
"Deva, tungguin gue" Teriakan seorang siswi bergema di koridor sekolah.
Gadis yang bernama Deva itu pun menoleh, "Jangan teriak-teriak bisa kan? Sakit kuping gue lama-lama"
Reva mengontrol nafas nya. Dari ujung koridor sampai di tempat Deva adalah jarak yang cukup jauh, itu menurut Reva.
"Habisnya lo ya, dari tadi dipanggilin juga, kenapa lo ninggalin gue?" Tanya Reva.
Yah, Deva Dan Reva. Mereka adalah saudara kembar yang mempunyai sifat berbeda. Reva yang cenderung terbuka, dan Deva yang selalu tertutup.
Tak selamanya anak kembar mempunyai sifat yang sama kan? Mereka contohnya.Deva mendecak sebal "Ck, kalo gue nungguin lo, yang ada gue bisa terlambat, hari ini jadwal gue piket"
"Hehehe, ya maap. Lagian lo ya, yang lain itu nggak bakal ada yang piket, lo murid paling rajin yang pernah gue temui", Reva berceloteh ria.
Memang benar, dibentuk atau tidaknya jadwal piket, toh Deva yang selalu membersihkan kelas.
Bayangkan, dari hari Senin-Jumat Deva yang selalu membersihkan kelas, jika Deva tidak berangkat satu hari pun, kelas akan kotor dan akan dibiarkan tetap kotor sampai Deva kembali bersekolah.
Deva tak menggubris, ia berjalan menuju kelasnya karena bel masuk akan segera berbunyi.
Deva tak habis pikir dengan sifat saudaranya itu. Kebersihan adalah sebagian dari iman, kelas bersih akan jadi nyaman untuk belajar bukan?.
"Ya Allah, punya saudara kembar gini amat ya. Ditinggalin terus kerjaannya, lama-lama gue mati kecapean ngejar tuh bocah" Ujar Reva kesal.
Meskipun kesal, tapi Reva tetap mengejar Deva.
🌷🌷🌷
"Kring... Kring..."
Bel pertanda pulang sekolah pun berbunyi.
Semua murid berhamburan keluar kelas. Tapi tidak dengan Deva. Gadis itu sedang mengerjakan tugas rumah yang baru saja diberikan oleh gurunya.
Reva hendak pulang, namun langkahnya terhenti melihat Deva yang tengah sibuk dengan pekerjaannya.
Reva menghampiri Deva "Dev, lo gak mau pulang?", Reva mendudukan dirinya di kursi di samping Deva.
"Gue ngerjain ini dulu" jawab Deva, tanpa menoleh kearah Reva sedikitpun.
Lama-lama Reva geram, tugas rumah itu dikerjakan di rumah sehabis pulang sekolah, sedangkan Deva dikerjakan di sekolah sehabis pulang sekolah tepat setelah bel pulang berbunyi dan guru itu keluar?
"Ck, itu kan bisa dikerjain dirumah, lagian dikumpulkan minggu depan juga", Reva berusaha menarik buku tugas yang sedang dikerjakan Deva, dan hasilnya tidak sia-sia, kini buku Deva ada di tangannya.
"Apaan sih lo, buku gue balikin", Deva berusaha mengambil bukunya dari tangan
Reva namun gagal."Pulang dulu makanya, nanti malam kerjain bareng gue" kata Reva.
Deva menghela nafas, "Iya gue pulang, balikin dulu buku gue" ujar Deva.
"Nah gitu dong, nih buku lo", Reva menyerahkan buku milik Deva yang tadi berhasil dirampasnya.
Deva menerima buku itu, memasukannya ke dalam tas adidas merah miliknya.
🌷🌷🌷
Sekarang, Deva dan Reva sedang menunggu sopir mereka yang akan menjemput.
Sambil menunggu jemputan Deva dan Reva sempat kembali berdebat, kali ini bukan masalah tugas melainkan masalah lubang di jalan yang mengganggu pandangan Reva.
Sekitar 10 menit menunggu dan berdebat, akhirnya pak Jodi -sopir si kembar- datang.
Reva masuk mobil terlebih dahulu, disusul oleh Deva dibelakangnya.
Saat hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba Deva teringat akan sesuatu, dirinya lupa meminjam buku di perpustakaan.
"Deva mau pinjam buku di perpustakaan dulu, bapak tungguin sebentar", Deva dengan langkah panjang nya sedikit berlari, para siswa sudah pulang, Deva takut jika perpustakaan tutup dan dirinya tidak jadi meminjam buku.
Sesampainya di perpustakaan, Deva tersenyum lega. Untung saja perpustakaan belum ditutup, biasa jam-jam segini perpustakaan sudah ditutup.
Deva melangkahkan kaki masuk menuju perpustakaan. Gadis itu mencari-cari buku dengan cover berwarna biru, biologi.
"Akhirnya ketemu juga", Deva tersenyum, buku yang dicari nya sudah berhasil ia temukan, buku itu terletak di rak nomer 2 dari atas.
Deva berusaha mengambil buku itu, namun tingginya hanya 160cm dengan rak yang tingginya 173cm, dirinya harus berusaha keras.
"Gue pinjam dulu", belum berhasil Deva mengambil buku, tiba-tiba tangan kekar seorang pria mendahuluinya.
"Tapi gue dulu yang lihat buku itu", Deva tidak mau usahanya sia-sia, dirinya yang melihat terlebih dahulu.
Pria itu memutar bola matanya malas, "Maaf ya... Deva, tapi yang ngambil buku ini gue dulu", pria itu melihat nametag yang terpampang di baju Deva, sudah bisa dipastikan bahwa namanya adalah Deva.
"Itu buku lo bawa aja, gue mau pulang", Deva melangkah keluar perpustakaan, malas menanggapi pria yang tidak dikenalnya itu.
"Udah dapet bukunya?", tanya Reva melihat Deva yang nampak lesu menekuk wajahnya.
Deva hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban bila dirinya belum mendapatkan buku yang ia cari.
🌷🌷🌷
Sore, sepulang sekolah.
Reva sudah pulang terlebih dahulu, meninggalkan Deva yang seperti biasa selalu membersihkan kelas entah itu sebelum pelajaran berlangsung atau sesudah pelajaran berlangsung.
Kini, Deva tengah menunggu angkutan untuk pulang. Gadis itu duduk menunduk dengan telinga yang tersumpal earphone.
Saat sedang menikmati alunan musik, di depan kakinya nampak kaki jenjang seorang pria yang berhenti tepat di depan kakinya.
"Pulang bareng gue aja, gak baik perempuan pulang malam sendiri lagi" ujar pria itu.
Deva mendongak, menatap wajah pria itu, pria yang kemarin sempat membuatnya kesal karena lebih dulu mengambil buku biologi yang dicarinya.
____________________________________________
Selesai bagian pertama.
Hanya 800 kata untuk pemanasan:D
..jangan lupa vote and comment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...