Deva berjalan semangat menemui Shinta, ia ada janji untuk belajar bersama membahas materi olimpiade.Waktu berjalan singkat, tidak terasa, Olimpiade akan dilaksanakan dalam waktu sebulan lagi, jadi Deva harus mempersiapkannya.
Deva melihat Shinta tengah menunggunya di depan gerbang. Gadis itu menghampiri Shinta, "Udah lama?".
Shinta menoleh ke arah Deva, "Lumayan sih. Ayo, keburu sore", ajak Shinta.
"Hari ini kita belajar dimana?", tanya Deva.
"Di cafe deket rumah gue aja", jawab Shinta.
Deva dan Shinta menaiki angkutan umum, pergi menuju tempat tujuan mereka untuk belajar hari ini.
Cafe Melody.
Deva dapat melihat tulisan besar terpampang di depan cafe itu, nama cafe itu adalah cafe melody.
Shinta mengajak Deva masuk ke dalam, Deva mengikuti. Semua pasang mata mengarah ke mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pelajar. Ada yang sedang belajar bersama teman, ada yang berduaan bersama sang pacar.
Deva merasa risih ditatap seperti sekarang, Ia dan Shinta memutuskan untuk duduk di kursi pojok, dekat jendela.
"Mbak", panggil Shinta. Orang yang dipanggil mbak oleh Shinta pun mendekat ke arah Shinta, memberikan daftar menu.
"Eh Shinta, mau pesan apa?", tanya pelayan tersebut. Shinta sering ke cafe Melody, jadi tidak heran jika hampir semua pegawai mengenal Shinta.
"Yang biasa aja mbak, 2 sama teman saya", jawab Shinta.
Pelayan tersebut mengangguk dan segera pergi.
"Shin, lo sering kesini?", tanya Deva. Shinta mengangguk.
"Pantes aja mereka kayak kenal sama lo".Deva dan Shinta memulai belajar mereka, mereka mulai dari materi persamaan linear dua variabel.
"Silahkan", seorang pelayan menghampiri Deva dan Shinta. Memberikan pesanan mereka.
Setelah pelayan tersebut pergi, Deva dan Shinta kembali melanjutkan belajarnya sambil sesekali menikmati hidangan pesanan mereka.
Tring..
Seorang gadis memasuki sebuah cafe, membuat semua pasang mata menoleh ke arah suara tersebut. Termasuk Deva dan Shinta.
"Loh, itu bukannya kembaran lo?, dia kesini sama siapa?", Ucapan Shinta membuat Deva menyernyitkan dahi nya. Memperjelas penglihatannya.
Deva dapat melihat Reva sedang mengobrol bersama seorang pria. Deva tidak dapat melihat wajah pria tersebut, pria tersebut duduk di depan Reva dan membelakangi Deva.
🌷🌷🌷
Reva memasuki cafe Melody, menatap sekitar, pandangannnya terhenti pada seorang gadis yang tengah duduk berdua bersama Shinta. Ya, itu adalah Deva.
"Juan lo duduk sini ya, biar gue yang duduk sini", Reva berbicara pada Juan.
Gadis itu menyuruh Juan duduk membelakangi Deva agar Deva tidak merasa curiga.
Sebelumnya, Juan sudah janji pada Reva akan mengajak gadis itu makan bersama. Reva memilih cafe Melody, karena menurut Reva, cafe itu indah dan hidangannya enak.
"REVA", Teriakan Shinta membuat Reva menoleh, Juan pun ikut menoleh.
Juan dapat melihat Reva salah tingkah,"kenapa Rev?", tanya Juan.
Reva menggeleng. Gadis itu bangkit, menemui Deva dan Shinta.
"Hai", sapa Reva hangat. Ia sedikit basa-basi, menutupi rasa gugupnya. Gimana kalo Deva curiga?.
"Lo kesini sama Juan, ngapain?", pertanyaan Deva membuat Reva semakin gugup. Reva bingung mau menjawab apa.
"Tadinya mau kumpul sama teman-teman sekelas, tapi nggak pada datang, yaudah kita berdua", Reva berbohong. Ia takut salah menjawab.
Deva menatap Reva penuh selidik, "Kenapa nggak bareng sini aja?".
Reva menghela nafas lega, "Dia nggak bakal mau".
"Siapa bilang gue nggak mau", suara bass terdengar di belakang Reva, membuat Reva, Deva, dan Shinta menoleh ke arah suara tersebut. Ternyata Juan.
Juan duduk disamping Shinta, Reva duduk disamping Deva. Posisi Juan dan Reva berhadapan, sedangkan Deva berhadapan dengan Shinta.
Juan memperhatikan Deva dan Reva bergantian. Reva makan belepotan, Deva makan sangat rapi. Benar-benar kembar berbeda. Ajaib sekali.
Juan mengambil tisu, membersihkan kotoran bekas makanan di pinggir bibir Reva.
Satu meja dibuat melongo, termasuk Reva. Kenapa Juan melakukannya? Reva benar-benar malu saat ini.
"Cewek makan nya yang rapi, tuh lihat kakak lo", ucap Juan setelah itu.
Pipi Reva merona. Saat ini Reva seperti seorang tokoh utama dalam sebuah cerita novel. Tokoh yang diberi perhatian dari pacarnya. Tapi sayang, hubungan Reva dan Juan hanya sebatas teman.
"Ma-makasih", ucap Reva gugup.
"Kalian jadian?", pertanyaan Shinta membuat semua terkejut. Deva yang sedang menikmati makanan nya, tersedak pelan.
"Do'ain aja", Pernyataan Juan membuat semua orang melongo, sangat terkejut.
Pipi Reva memerah. Do'ain aja, perkataan Juan tadi masih terngiang jelas dalam pikiran Reva.
____________________________________________
Kira² mereka jadian nggak ya?
Ps: typo bilang ya:)
Love you readers❤❤❤
..jangan lupa vote and comment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...