Hari ini adalah hari Senin, hari dimana semua murid bersambat ria karena diadakan upacara bendera.Di kamar, Deva tengah merapikan perlengkapan sekolahnya. Ia mengecek satu persatu perlengkapan sekolah, mulai dari topi, dasi, dan ikat pinggang semua dipersiapkan. Deva memasukan semua kedalam tasnya.
Di kamar lain, Reva terlihat sedang kewalahan mencari topinya, "Biasanya gue taruh disini, kok nggak ada? Jangan-jangan diambil demit lagi, aduhh demit sialan" ucapnya.
🌷🌷🌷
Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, Deva berjalan keluar kamarnya. Saat hendak menutup pintu kamarnya, Deva melihat pintu kamar Reva sedikit terbuka, menampilkan seorang Reva yang belum bersiap. Masih dengan piyama tidur, rambut berantakan, muka kusut seperti lap meja.
Deva berjalan menghampiri Reva, "Belum siap-siap?" tanyanya. Reva hanya berdeham tanpa melihat ke arah Deva, ia masih sibuk mencari topi.
"Cari apa?" tanya Deva lagi.
Reva berdecak, ia melihat ke arah Deva. Deva telah rapi dengan seragamnya.
"Loh, masih jam enam lo udah rapi?" Reva kagum dengan Deva, masih pagi tapi Deva sudah rapi dengan seragamnya.
Kini giliran Deva berdecak, "Ck, jam enam your head, ini udah jam setengah tujuh, lo gak lihat jam? Makanya tuh tirai dibuka biar lo bisa lihat seberapa terangnya dunia".
Reva melirik ke arah jam dinding yang menempel didinding kamarnya, ternyata benar kata Deva. Jam 06.34.
"Aduhhh, gue belum siap-siap, mana topi gak ada lagi, Deva bantu gue cari topi cepet, gue mau mandi lo cari topi" Ucap Reva histeris, Reva kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Mau tak mau Deva ikut turun tangan mencari topi Reva.
Sudah hampir 10 menit mencari, Deva merasa lelah. Ia sudah mencari di semua sudut kamar Reva, tapi tetap saja tidak ketemu itu topi."Loh kalian belum berangkat?" tiba-tiba terdengar suara seseorang dari arah pintu. Deva dan Reva menoleh kesumber suara, ternyata mamahnya.
"Belum mah, lagi cari topi Reva, mamah mending ikut bantu deh" kata Reva pada mamahnya.
"Topi kamu kan ada di lemari, kemarin mamah cuci" kata Erna.
"Whatttt? Kenapa gak bilang daritadi sih mah" ucap Reva. Ia berlari kearah lemari, dan benar, topinya ada disana.
Reva dan Deva segera melangkah, mencium tangan mamahnya, kemudian berlari sekuat tenaga menuju garasi.
🌷🌷🌷
Hari ini Reva yang menyetir. Ia menyetir bak orang kesetanan, tidak peduli dengan pengendara lain, yang terpenting sekarang adalah cepat sampai sekolah dan tidak terlambat.
Jam sudah menunjukan pukul 06.50, artinya kurang 10 menit lagi gerbang akan ditutup.
Setelah sampai didepan gerbang, Reva memelankan kecepatan mobilnya. Pak Udin, satpam sekolah mereka tengah berusaha menutup gerbang.
"Pak tunggguuuuu, kita belum masuk" teriak Reva, kepalanya ia keluarkan melalui jendela pintu kemudi.
"Kalian sudah terlambat" Pak Udin nampak kesusahan menutup pintu gerbang.
Reva sempat terkikik, "Gak bisa kan pak? Makanya nunggu kita masuk dulu, nanti saya bantu nutup gerbangnya" ucap Reva.
Pak Udin terlihat sedang berpikir, kemudian ia mengangguk, membiarkan mobil yang Reva tumpangi masuk ke area sekolah.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Reva melajukan mobilnya masuk, menuju parkiran.
Setelah memarkirkan mobilnya, Reva berjalan menuju ke arah pak Udin yang tengah menunggunya.
"Lo ke kelas duluan aja, gue masih ada urusan sama pak Udin yang ganteng" ujar Reva pada Deva.
Deva mengangguk, kemudian melangkahkan kakinya menuju kelas, untung saja upacara belum dimulai.
🌷🌷🌷
"Belum bisa ya pak.." Reva berucap pada pak Udin yang masih mencoba menutup gerbang.
"Buruan neng, elahhh" ujar Pak Udin.
"Santuy bapaknya, saya ini titisan Samson jadi gak perlu khawatir". Reva bersiap mendorong pintu gerbang, dibantu pak Udin disebelahnya.
Pintu gerbang sudah hampir tertutup, tiba-tiba seseorang dengan motor sport hitam nampak melaju dengan kecepatan tinggi. Reva dan pak Udin segera menjauh. Hinggaa....
Bughhh.
Motor itu menabrak gerbang, penumpangnya terlihat kesakitan karena tertindih motor besarnya.
Reva berjalan mendekati pria itu, "Lo mau sekolah apa mau balapan? Lihat situasi dan kondisi kalau mau ngebut, lagi susah-susah nutup gerbang, lo dengan seenak jidat nabrak gitu aja"
Pria itu membuka helm full face nya, "Lo kan gak ketabrak" ucapnya.
Reva melongo tak percaya, busyeett ganteng banget dah gumamnya dan didengar oleh pria tersebut.
Pria di depan Reva malah menampilkan senyumnya. Reva mengalami syok sesaat melihat senyum pria itu:v.
Rambut rapi memakai pomade, gigi gingsul, alis tebal, jam hitam melingkar ditangan.
Bidadara turun dari motor, ganteng banget, kaya oppa-oppa, daebak. Bisa mati ditempat gue, batin Reva histeris.
Reva melihat name tag di baju pria itu 'Juan Putra Alvaro'.
____________________________________________
Ayem kombek gess...
Juan siapa lagi hayo???
Ps: ada typo tolong ingatkan
.. Jangan lupa vote and comment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...