Reva ijin masuk kelas hingga jam istirahat, setelah berhasil mengeluarkan beban-beban perutnya gadis itu memutuskan pergi ke kantin. Kini perut mulas berganti dengan perut lapar, bagaimana tidak lapar, tadi Reva berhasil mengeluarkan semua isi perutnya.Reva memesan bakso dan teh manis hangat. Reva harus bisa menahan hawa nafsunya. Sedari tadi gadis itu berpikir ingin memesan es teh manis dan bakso dengan sambal yang banyak, tapi mengingat bagaimana dirinya berjuang di kamar mandi tadi, keinginannya itu ia singkirkan.
"Buset, ini bakso dikasih gula? Manis bener", Reva menatap ngeri baksonya yang berwarna gelap karena tadi dirinya memasukan kecap terlalu banyak.
Didepan Reva ada sambal yang menggoda dirinya. Sabar Reva, ini ujian, nggak boleh makan pedas, ingat perjuangan lo tadi, batin Reva bergemuruh.
"Kenapa nggak dimakan?", suara bass seorang pria mengagetkan Reva, gadis itu menoleh ke sumber suara. Jantung Reva berdetak tidak karuan, didepannya ada Juan yang sedang duduk manis sambil tersenyum ke arahnya.
"Sabar Reva, ini godaan yang lebih menyakitkan", Reva bergumam lirih.
"Lo kemana aja nggak pernah kelihatan?" tanya Juan.
Reva bingung harus menjawab apa, "Emm, itu gue habis liburan", bohong nya.
Juan mengernyitkan dahinya, "Lo liburan nggak bareng Deva?"
Mampus. Reva harus menjawab apa.
Reva tak menjawab pertanyaan Juan, gadis itu memakan baksonya dengan perlahan."Tumben lo makan bakso cuma dikasih kecap, biasanya sama sambal minimal 2 sendok"
Brak
Reva menggebrak meja, "Lo diem bisa nggak sih, gue lagi mules nih, dari tadi nanya mulu"
"Maaf", Juan berucap lirih. Reva dapat melihat raut penyesalan di wajah Juan.
"Bu-bukan gitu maksud gue", Reva tak enak hati melihat respon Juan.
Juan berdiri, melangkahkan kakinya keluar kantin.
"Yah.. Ngambek dia, lagian dia laki-laki kok ngambekan banget sih", Reva segera meminum teh nya, gadis itu berlari menyusul Juan.
🌷🌷🌷
Reva melihat Juan tengah duduk dibangku rooftop sekolahnya. Gadis itu melangkah mendekati Juan.
Juan berdiri dari duduknya, pria itu segera memeluk tubuh mungil Reva. Reva kaget dengan perlakuan Juan. Tanpa berpikir panjang, Reva segera membalas pelukan Juan.
"Gue tau lo bakal ngikutin gue kesini", ucap Juan masih memeluk erat Reva.
"Ma-maksudnya?"
Juan melepaskan pelukannya, pria itu menatap intens manik mata Reva.
"Gue sengaja pancing lo kesini, gue mau berduan aja sama lo"
Reva tidak paham dengan apa yang Juan ucapkan, gadis itu mengernyitkan dahinya.
Juan mendekat, mengusap dahi Reva. "Nggak usah dipikirin", ucap Juan.
Juan kembali memeluk tubuh Reva, kali ini lebih erat.
"Rev, gue udah pernah bilang kan kalau gue suka sama lo", ucap Juan.
Reva mendorong tubuh Juan lembut, melepaskan pelukan mereka, "Te-terus?", tanya Reva gugup.
Juan menatap mesra mata Reva, "Lo mau nggak, jadi pacar gue?", kata Juan to the point tanpa ba bi bu.
Reva ragu, menerima atau menolaknya. Dalam hati Reva juga menyukai Juan, tapi pikirannya melayang tentang bagaimana nasibnya kedepan.
"Maaf, gue nggak bisa", ucap Reva, gadis itu pergi berlari meninggalkan Juan seorang diri.
____________________________________________
Si Reva kenapa nolak sih? Yodah Juan buat gue aja:)
Ps: typo tolong bilang:)
..jangan lupa vote and comment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...