Bagian -18

64 7 0
                                    


"Pagi pah", sapa Deva hangat kepada papahnya.

Deva mendudukan dirinya di atas kursi, mengambil sarapannya.
"Pah, Reva sama Mamah kemana?", tanya Deva, sedari tadi gadis itu tidak mendengar teriakan Reva.

"Mamah sama Reva masih ada urusan, kemungkinan lusa baru pulang", jelas Papah Deva.

Deva mengangguk mengerti. Gadis itu melanjutkan makannya.

Deva bangkit dari duduknya, ia telah selesai menghabiskan sarapan.

"Pah, Deva berangkat dulu ya", pamit gadis itu, mencium punggung tangan papahnya.

🌷🌷🌷

Deva berjalan memasuki kelasnya. Gadis itu melangkah menuju tempat duduknya.

"Selamat pagi", seorang wanita yang tergolong cukup muda memasuki kelas Deva.

"Pagi", semua siswa menjawab serentak.

Bu Desi mendudukan diri di bangkunya.
"Hari ini ulangan ya", kata bu Desi.

"Iya bu", jawab semua murid kompak.

Bu Desi mengernyitkan dahinya, bingung. Hari ini kelas nampak berbeda. Bu Desi mengedarkan pandangannya, mencari-cari hal apa yang membuat kelas hari ini berasa berbeda.

"Baik saya absen dulu", ujar bu Desi bersiap mengabsen murid-muridnya.
"Berangkat semua?", tanya bu Desi.

"Reva sakit bu", jawab ketua kelas.

Bu Desi mengangguk, pantas saja feel nya berbeda, Reva tidak berangkat. Biasanya kalau ada ulangan seperti ini, Reva selalu memimpin, memimpin dalam aksi protes.

Setelah persiapan selama kurang lebih sepuluh menit, ulangan harian dimulai. Bu Desi membagikan lembar soal.

🌷🌷🌷

Kring..

Bel istirahat telah berbunyi, "Baik, jawaban dan soal bisa dikumpulkan", kata bu Desi.

Semua murid berhamburan keluar kelas, berniat mengisi perut mereka di kantin.

"Dev, Reva kemana emang?", seorang laki-laki berjalan mendekati Deva, mendudukan dirinya dikursi samping Deva.

"Ada urusan", Deva menjawab tanpa melihat ke arah laki-laki itu. Ia masih sibuk membereskan buku-bukunya

Juan menghembuskan nafas kasar, mendengar jawaban Deva. Dia sudah mencoba menghubungi Reva tapi tidak ada respon, hp nya mati.

"Urusan apa? Kok sampe nggak ada kabar?", Juan memastikan kembali.

Deva berdecak, gadis itu bangkit, berniat menuju perpustakaan setelah selesai membereskan buku.

Juan melihat punggung Deva yang semakin menghilang dibalik pintu.

🌷🌷🌷

Deva memasuki rumahnya. Rumah ini nampak sunyi, tidak ada teriakan Reva. Deva merindukan Reva.

Ceklek

Deva membuka pintu kamar Reva. Sepulang sekolah seperti ini biasanya Reva sedang berbaring diatas kasur sambil menonton drama korea melalui laptopnya. Deva merindukan gadis itu, kemana Reva?

"ASSALAMU'ALAIKUM EPRIBADEH", terdengar suara teriakan seseorang dari luar kamar. Deva segera berlari menghampiri asal suara itu.

🌷🌷🌷

"Sayang, nggak usah teriak-teriak gitu, inget kata dokter", Erna menegur anaknya.

Reva berdecak, "Nggak bisa mah, ini cirikhas Reva"

Erna hanya menggeleng mendengar perkataan Reva. Terserah pada Reva  asal dia bahagia.

🌷🌷🌷

Deva menuruni tangga, disana terlihat seorang gadis yang sangat dirindukannya. Ya, Reva. Gadis itu adalah Reva.

Deva semakin mempercepat langkahnya, saat tiba dihadapan Reva, Deva segera memeluknya, erat.

"Udah stop, gue nggak bisa nafas bambang", Reva terlihat kesusahan melepaskan pelukan Deva yang begitu erat, tangannya mengerat pada leher Reva.

Mendengar penuturan Reva, Deva segera melepaskan pelukannya, gadis itu meringis dengan wajah tanpa dosa.

"Lo pasti kangen kan sama gue?", Reva mengintrogasi saudaranya itu. Jarang sekali Deva bersikap seperti ini, hampir tidak pernah.

Hanya dulu, dulu saat Deva dan Reva masih kecil. Saat itu Reva pergi kerumah nenek dan Deva berada dirumah bersama orangtuanya. Ketika mereka bertemu, mereka berpelukan erat, dan lama. Mereka saling menyimpan rindu, seperti sekarang.

Deva menjitak kepala Reva, "Iya, gue kangen sama lo", ucapnya.

"Ecicie, akhirnya seorang Deva merindukan Reva yang cantik sekali ini", ucap Reva percaya diri, sambil mengibaskan rambutnya kebelakang.

"Udah kangen-kangenan nya, Reva harus istirahat", seorang wanita paruh baya mendekati mereka berdua, dia adalah Erna.

"Kata papah, lusa mamah baru pulang, kok ini cepet banget", Ujar Deva.

Erna melirik Reva, "Tuh anak nggak betah, pingin pulang katanya"

"Emang mamah sama Reva pergi kemana?" tanya Deva.

Raut wajah Erna berubah seketika, "Kita habis dari.."

"Liburan dong, udah ah gue capek mau istirahat, babay sayang", ucap Reva memotong ucapan Erna, membuat Deva sedikit bingung. Sepertinya ada yang disembunyikan.

____________________________________________

Yuhuuu, aem kombek..
Setelah sekian lama ketemu lagi

Jangan lupa vote and comment
❤❤❤

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang