Bagian -19

66 6 0
                                    

Yuhuuu😎😎😎
Saya kembali:)

____________________________________________

Deva dan Reva sedang berjalan bersampingan di koridor kelas, sesekali mereka bergurau.

"ASSALAMU'ALAIKUM TEMAN-TEMAN YANG SAYA CINTAI DAN SAYA BANGGAKAN", Reva memasuki kelas dengan jurus andalannya, yaitu berteriak.

Semua murid sontak menoleh ke arah pintu, melotot ke arah Reva. Reva meringis menghadapi tatapan teman-temannya.
Deva sudah lebih dulu duduk di kursi.

"Akhirnya princes cempreng kita udah kembali gesss", Budi menyahuti Reva.

"Kalian kangen kan sama gue? Pastilah, secara gue ini ngangenin", Reva berucap sambil mengibaskan rambutnya kebelakang menggunakan tangan kanannya.

Krik krik krik

Kelas kembali hening, semua murid kembali dengan aktivitasnya yang tadi sempat terhenti karena Reva.

Reva berdecak sebal, gadis itu melangkah ke tempat duduknya sambil sesekali menghentakkan kakinya ke lantai.

Budi berjalan mendekati Reva, "Lo habis pergi? Mana oleh-olehnya?"

"Mau oleh-oleh?", ucapan Reva membuat Budi mengangguk bersemangat. Siapa coba yang tidak mau diberi oleh-oleh.

"Di rumah gue banyak tuh cucian kotor, oleh-oleh buat lo", ucap Reva.

Budi mendengus, "Pelit amat lo nenek sihir"

Reva mendelik mendengar ucapan Budi, "Masih mending gue nenek sihir bisa buat ramuan kecantikan yang mengalahkan skincare, dari pada elo gajah bengkak kagak bisa apa-apa" cerocos Reva tak terima dirinya dikatai nenek sihir oleh Budi.

Budi tidak terima dengan ucapan Reva, "Nyesel gue ngomong sama lo, buat pusing kepala babang aja", Ujar Budi.

"WHAT? BABANG? JIJAY DEH", Reva berteriak tepat di depan wajah Budi.

Semua murid yang tengah asik dengan kegiatannya, menoleh serentak ke arah Reva. Kelas sudah mulai berisik jika ada Reva.

Budi berlalu menjauh dari meja Reva, bisa pecah gendang telinga kalau lama-lama mendengar teriakan Reva.

Reva mengedarkan pandangannya, bel masuk hampir berbunyi, tapi gadis itu tidak melihat batang hidung kekasihnya, Juan. Eh tunggu, kekasih? Bukankah Juan dan Reva hanya sebatas teman.

Reva bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?" tanya Deva.

Reva terlihat sedang menahan sakit di perutnya, keringat dingin mulai menetes di kening Reva.

"Gu-gue mau ke belakang, mules banget anjir", Reva berlari terbirit-birit, segera menuju kamar mandi.

🌷🌷🌷

"Huh, lega", Reva menghembuskan nafas panjang, keluar dari kamar mandi.

Bel masuk sudah berbunyi sekitar lima menit yang lalu, masa bodoh dengan bel yang terpenting sekarang adalah rasa mulesnya telah hilang.

Reva baru menyadari kenapa dirinya bisa sakit perut seperti ini, ia lupa kalau kemarin memakan seblak dengan level kepedasan diatas normal.
Sudah diperingati oleh Deva, tapi tetap saja Reva hiraukan, ia pikir dirinya kuat memakan seblak pedas seperti itu.

"Boy wit lov, omamay omamay", Reva berjalan di sepanjang koridor sambil sesekali bersenandung.

Langkahnya terhenti saat melihat ke arah lapangan, disana banyak murid yang di hukum karena terlambat, pandangan Reva jatuh pada sosok pria yang sedari tadi ia cari-cari, ya Juan.

"Terlambat ternyata", Riva bermonolog sendiri.

Kruyuk kruyuk

Reva kembali merasakan perutnya memanas, rasa mulas kembali menguasai perutnya.

"Anjirrrr, gue mencret", Reva segera berlari ke kamar mandi, mengeluarkan semua isi perutnya.

Telolet telolet

Terdengar bunyi dering dari handphone Reva, gadis itu segera melihat apa yang membuat handphone nya berbunyi. Bodoamat sama dirinya yang sekarang berada di kamar mandi.

Deva is calling..

Reva segera mengangkatnya

"Lo dimana?", terdengar suara Deva disebrang sana.

"Engg.. Ini engg gue engg lagi pup jangan ganggu", Reva segera mematikan sambungan telfon. Sedang berjuang mengeluarkan beban malah diganggu.

Ting

Handphone Reva kembali berbunyi, bukan dering telepon melainkan bunyi chat masuk.

Deva :
Udah ada guru, lo cepetan masuk

Dengan cepat tangan Reva menari-nari diatas keyboard handphone nya.

Gue ijin, mules banget njir
Send

Reva segera memasukan kembali handphone nya kedalam saku baju. Kali ini dirinya harus fokus dengan kegiatan di kamar mandi, mengeluarkan semua beban-beban yang mengganjal di perut.

____________________________________________

Ada² aja Si Reva.
Btw, itu engg engg Reva lagi ngeden yak, jangan dikira lagi main pesawat²an:v

Ps: ada typo ingetin dong:)

..jangan lupa vote and comment..

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang