"Gila...""Habis gelap terbitlah terang"
"Pengganti Refki datang yuhuu.."
"Ganteng banget suami baru gue"
Juan sedang berjalan di koridor, ia berjalan menuju kelas XI Mipa 2. Ya, itu kelas si kembar.
🌷🌷🌷
Juan masuk ke dalam kelas, terdengar beberapa jeritan siswa putri yang terkagum-kagum akan kegantengannya. Ia melangkahkan kakinya, menuju tempat duduk yang nampak kosong disamping Deva. Ia mendudukan dirinya dikursi.
"Haii.." sapa Deva ramah.
Juan hanya mengangguk dan tersenyum. Ia bingung melihat Deva, "Bukannya tuh cewek tadi ada didepan, kenapa tiba-tiba disini?" gumamnya, lirih.
Brak.
Suara pintu dibuka keras oleh seseorang, siapa lagi kalo bukan Reva. Di kelas XI Mipa 2 hanya Reva satu-satu nya anak yang tidak bisa tenang, selalu saja buat keributan.
Reva masuk ke dalam kelas, ia berdiri didepan kelas dengan gaya syantiknya.
"Guysss, gue punya berita. Ini super duper hot dan masih baru..." Ujarnya histeris.
"Sekolah kita ada cogan baru guysss,, SUMPAH DIA GANTENG BANGET, YUHUUU" Lanjutnya, menjerit-jerit bak melihat Jungkook, idolanya.
Kelas hening, Reva bingung. Biasanya kalau ada berita cogan, semua siswa perempuan teriak kegirangan, tapi ini beda, kok mereka biasa aja.
Reva mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, sampai pandangan tersebut terhenti pada seorang pria yang duduk disamping Deva, dia adalah Juan, cogan yang tadi dibicarakan oleh Reva.
Wajah Reva memerah menahan malu, ia tidak tahu kalau orang yang dibicarakan tadi ada didalam kelasnya. Jadi tadi Juan mendengarnya?
Reva segera berlari keluar kelas, ia tak sanggup lagi melihat wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
"MALU KAN LO." Teriak seorang pria berbadan gemuk , dia adalah Budi, musuh bebuyutan Reva dikelas.
Mendengar teriakan Budi, Reva mengintip dari balik jendela, "DIEM LU GAJAH", teriak Reva dari balik jendela.
Sontak semua murid tertawa mendengar pertengkaran unik Budi dan Reva. Juan juga ikut tersenyum.
Juan menoleh ke arah Deva yang sedang membaca buku, "Dia kembaran lo?" tanya Juan.
Deva menoleh, "Iya, kenapa?" jawabnya.
"Gak papa, kalian unik, kembar tapi punya sifat berbeda" Ucap Juan.
Deva tersenyum, "Banyak yang bilang gitu" Ujar Deva.
"Benerkan?"
Deva hanya bergumam, ia melanjutkan aktifitasnya membaca buku.
🌷🌷🌷
"Aduhh, oon banget nih mulut gak pernah mau dikontrol", Reva memukul-mukul mulutnya. Perasaan Reva bergemuruh, antara malu dan senang karena Juan satu kelas dengannya.
Reva membayangkan kejadian tadi, lagi-lagi ia merasa malu, malu sekali.
"Gue mau masuk gimana nih?" Reva mulai berpikir-pikir. Tiba-tiba terlintas ide bagus untuk masuk kedalam kelas.
🌷🌷🌷
"Baik anak-anak, sekarang kita akan membahas materi baru, sebelum itu yang duduk disamping Deva murid baru ya, silahkan perkenalkan diri kedepan" Ujar Bu Eni.
Juan berjalan santai, semua siswa perempuan berteriak kembali.
"Perkenalkan..."
"ASSALAMU'ALAIKUM" Teriak Reva keras, masuk kedalam kelas.
Semua murid tertawa melihat penampilan Reva. Gadis itu menutupi wajahnya dengan sebuah ember hitam yang biasa dipakai mbak-mbak kantin untuk mencuci piring.
Reva dengan santai melangkahkan kakinya menuju bangku tempat dia duduk. Reva berjalan melewati Bu Eni dan Juan. Ia tak menyadari akan keberadaan mereka.
"REVAA..." Teriakan melengking Bu Eni membuat Reva terkejut. Ia segera membuka ember yang menutupi wajahnya. Reva melihat ada Juan sedang tersenyum disamping bu Eni.
"Sini kamu Reva.." Ujar Bu Eni, Reva dengan malas melangkah menuju kearah Bu Eni, posisi Bu Eni ada ditengah-tengah antara Reva dan Juan.
"Nikahkan saja mereka bu" ucap Budi, dihadiahi lirikan tajam dari Reva.
"Diam kamu Budi, mau ibu suruh maju juga?" kata Bu Eni.
Budi dengan cepat menggeleng.
"Kamu dari mana? Kenapa ember itu bisa ada dikepalamu? Kamu gak tau ada saya disini? Harusnya permisi dulu" Ucap Bu Eni.
Reva menghela nafas panjang, "Yang mana dulu yang harus saya jawab bu?"
"Semua" ucap bu Eni tajam.
"Pertama, saya dari belakang bu. Kedua, tadi ada ember melayang begitu saja, dan akhirnya jatuh tepat dikepala saya. Ketiga, kan mata saya tertutupi sama ember bu, jadi gak bisa lihat ada Ibu disitu" Reva mengatur nafasnya, ia tak menyangka menjawab pertanyaan bu Eni, bisa membuatnya ngos-ngosan.
"Kamu saya hukum..."
Reva terkejut, sudah panjang lebar ia jelaskan semuanya, tapi tetap saja dapat hukuman, lebih baik tak usah ku jawab, kalau hasilnya sama saja, gumam Reva, dan didengar oleh Bu Eni.
Bu Eni melirik tajam ke arah Reva.
Reva melangkahkan kaki menuju keluar kelas. "Loh kamu mau kemana?" tanya Bu Eni."Keluar bu"
"Ngapain?" tanya Bu Eni lagi.
"Ibu menghukum saya kan?"
"Emang kamu tau apa hukumanmu?"
Reva menyengir, ia kembali melangkah ke arah Bu Eni. Bu Eni membisikan sesuatu ke telinga Reva, Reva melotot tak percaya dengan hukuman yang diberikan oleh Bu Eni.
____________________________________________
Kira² apa hukumanya?
Ps: ada typo bilang ya:)
..jangan lupa vote and comment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...