Deva dan Reva sedang menjalankan upacara bendera. Dengan kondisi yang kirang stabil Reva bersikeras untuk mengikuti upacara, katanya untuk menghargai jasa para pahlawan dan bukti kecintaan terhadap Indonesia.Deva tidak ada henti-hentinya menyuruh Reva agar tidak mengikuti upacara, tapi Reva tetep kekeh untuk mengikutinya.
Hingga akhirnya Deva pasrah, Reva tetaplah Reva, bagaimana pun keadaannya, di mana pun ia berbada, gadis itu masih sama, keras kepala.
Hampir lima belas menit upacara berlangsung, Reva merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya.
Deva yang berbaris di samping Reva menyadari bahwa ada hal aneh yang terjadi. Gadis itu menoleh, dilihatnya wajah Reva yang berubah pucat.
"Rev, kita keluar barisan yok, muka lo pucat banget", Deva mencoba mengajak Reva untuk keluar dari barisan, ia benar-benar khawatir.
Juan yang berada dibarisan paling belakang, mendengar suara Deva yang tengah berusaha mengajak Reva agar keluar dari barisan.
Pasti ada yang nggak beres, batin Juan.
Lelaki itu melangkah ke sumber suara, dilihatnya wajah Reva yang sudah benar-benar pucat tak bertenaga.
"Kita ke UKS sekarang", Juan sangat mengkhawatirkan keadaan Reva.
Reva hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.
Kali ini Juan tidak bisa berbuat apa-apa, toh jika Reva diajak ia tidak akan mau. Tanpa diduga oleh semua murid yang tengah berbaris, Juan menggendong tubuh Reva lembut, membawa gadisnya menuju UKS.
🌷🌷🌷
"Ambilkan satu gelas teh hangat", pinta Juan pada adik kelas yang sedang bertugas menjaga UKS.
Adik kelas itu mengangguk, meminta izin pada Juan untuk mengambilkan satu gelas teh hangat sesuai yang Juan minta, kemudian pergi berlalu meninggalkan Reva dan Juan.
Di UKS masih nampak sepi, hanya ada Juan, Reva, dan adik kelas tadi yang bertugas. Tumben sekali, biasanya UKS akan ramai setiap hari Senin.
"Juan", lirih Reva.
Juan menoleh, melihat gadis disampingnya yang sudah bangun, dan tidak terlalu pucat seperti tadi.
"Permisi kak, ini teh nya", adik kelas itu kembali, menyerahkan gelas minuman pesanan Juan.
Juan menerima gelas itu, "Makasih, sekarang kamu boleh kembali ke lapangan"
Adik kelas itu mengangguk kemudian pergi berlalu, kembali ke lapangan.
"Minum dulu", Juan membantu Reva untuk duduk, kemudian ia menyuapi Reva teh pelan-pelan menggunakan sendok.
Teh dalam gelas kini tersisa setengah, setelah dirasa cukup, Juan kembali merebahkan Reva diatas kasur. Lelaki itu dengan telaten merapikan bantal.
"sebenarnya lo itu sakit apa?", tanya Juan.
Pria itu benar-benar penasaran, Reva yang sekarang tidak seperti gadis yang dulu ia kenal. Reva lebih pendiam semenjak dirinya tidak masuk sekolah. Kebarbaran nya sekarang telah hilang entah kemana.
Reva bungkam, ia tidak berniat menjawab pertanyaannya Juan.
"Rev", panggil Juan.
Gadis itu menoleh, kini pandangan mereka bertemu, mereka saling memandang dengan tatapan rindu.
"Lo boleh cerita ke gue kalo lo ada masalah, bukan malah diem gini", Juan benar-benar jengah melihat perubahan sifat Reva yang mendadak.
Jujur, Juan lebih menyukai Reva yang apa adanya, Reva yang barbar, Reva yang cerewet, Reva yang dulu.
Air mata Reva mengalir dengan sendirinya, gadis itu merasa terpukul. Apakah ia sanggup pergi meninggalkan Juan sang pria yang ia cintai? Apakah Reva sanggup meninggalkan keluarga yang ia sayangi? Rasanya sungguh sedih jika harus meninggalkan orang yang kita sayang.
"Aku nggak suka Reva yang nangis gini", suara Juan mulai melembut, ia tidak ingin melihat gadisnya menangis, apalagi tepat di depannya.
Juan mengusap pipi Reva, menghilangkan bekas tangisan Reva di pipinya.
Tangis Reva mulai mereda, "Aku pingin cokelat", rengeknya manja.
Juan menjawil pucuk hidung Reva, "Nanti aku belikan, 10 pun akan aku belikan", ujarnya.
Gadis itu benar-benar senang bisa mengenal Juan.
"Juan, gue mau bilang sesuatu"
Juan mengernyitkan dahinya, "bilang aja".
"Sebenarnya, alasan gue nolak lo waktu itu karena gue takut, waktu gue udah nggak lama lagi", ujar Reva cepat.
"Maksud kamu?"
____________________________________________
Insyaallah aku mau revisi dari part pertama sampai part ini, kemungkinan cerita ada yang ditambah atau dihilangkan.
Typo bilang❤❤❤
..VOTE YANG BANYAK YAA..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...