Happy reading guys❤___________________________________
"Dev, kayaknya akhir-akhir ini gue sering lihat lo ngelamun deh, mikirin apaan?" Tanya Reva.
Saat ini Deva dan Reva sedang berada di Kantin.
Reva merasa akhir-akhir ini Deva berbeda, dia sering melamun saat jam pelajaran. Deva juga sering izin keluar kelas pada guru yang mengajar. Tapi Deva tetaplah Deva, dia adalah gadis pintar yang tanpa belajar pun bisa mengerjakan semua soal.
"Masa sih?" tanya Deva.
Seketika pipi Deva merona. Ia mengingat kejadian kemarin saat-saat bersama Refki.
"Tuh kan pipi lo merah" ucap Reva.
Dengan segera Deva menutup pipinya dengan kedua tangannya.
Reva mulai curiga pada saudara kembarnya itu, "Apa jangan-jangan lo lagi jatuh cinta?", Reva berusaha menggoda saudara kembarnya itu.
Deva bingung dengan apa yang Reva ucapkan, benarkah dia sedang jatuh cinta? Yang namanya jatuh tentu menyakitkan, dan Deva tidak mau sakit karena luka yang ditorehkan oleh cinta.
"Gu-e gak tau Rev" Ucap Deva gugup. Ia benar-benar bingung dengan perasaannya, tapi hatinya yang selalu berdebar kencang ketika berada di dekat Refki.
Reva menatap Deva penuh selidik. Deva merasa risih dengan tatapan selidik milik Reva. Deva bangkit, pergi menuju kelasnya. 5 menit lagi bel masuk akan segera berbunyi.
🌷🌷🌷
Kring.. Kring..
Bel pertanda pulang sekolah sudah berbunyi. Deva dan Reva tengah mengemasi alat tulis masing-masing.
Seorang pria tampan bertubuh tegap memasuki kelas Deva. Ia melangkah mendekat kearah Deva.
"Deva, hari ini lo pulang bareng gue nggak mau tau, pokoknya harus mau" ucap Refki. Ya, pria itu adalah Refki.
Deva bingung, tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba Refki menghampirinya dan mengajaknya pulang bersama, dengan cara memaksa seperti ini?
"WHAT? NGGAK NGGAK, DEVA PULANG SAMA GUE" Teriak Reva ketika mendengar Refki akan mengajak pulang bersama Deva.
Sontak Deva dan Refki menutup kedua telinga mereka.
Deva mengangguk, menerima tawaran Refki, Refki tersenyum bahagia.
Reva melotot, "APA? DEVA KENAPA LO MAU SI" Teriak Reva, lebih keras.
"Dia nya mau, gimana dong?" Goda Refki, dan itu membuat Reva bertambah marah.
"Udah ya Rev, gue pulang sama dia lo ati-ati" Ujar Deva.
"Udah dulu ya princess, kita mau pulang bareng" ucap Refki sambil menjulurkan lidahnya, mengejek.
"Jaga kakak gue, jangan sampai ada yang lecet sedikitpun. NGERTI NGGAK?" Pesan Reva tajam kepada Refki.
"Siap. Kita duluan" Ujar Refki, menepuk pundak Reva dan berlalu pergi.
🌷🌷🌷
"Kok kita disini?" Tanya Deva.
Kini Deva dan Refki sedang berada di Pemakaman, tempat Anna dimakamkan.
"Gue mau ngenalin lo sama sahabat gue" Jawab Refki.
Refki gila? Batin Deva
"Jangan bercanda lo Ref, gue ta-takut" Suara Reva mulai bergetar.
"Gue serius Deva..", Refki mengelus pundak Deva, berusaha menenangkan agar gadis itu tidak ketakutan.
Deva dan Refki berjalan, melangkah menuju kubur Anna. Deva memegang erat tangan Refki, karena takut.
"Hai Anna" Sapa Refki pada nisan Anna.
"Lo sapa dia dong Dev" ujar Refki pada Deva.
"Eh. H-hai Anna", Deva berusaha menghalau rasa takutnya.
🌷🌷🌷
Setelah diantar pulang oleh Refki. Deva langsung bergegas memasuki kamarnya. Ia membersihkan diri dan berbaring diatas kasur empuknya.
Deva mengingat-ingat kejadian tadi di makam.
"Kenalin dia Anna, teman masa kecil gue" ucap Refki memperkenalkan Anna pada Deva.
"Ann, dia Deva yang pernah aku ceritain ke kamu, cantik kan?" Ujar Refki pada nisan Anna.
"Lo pasti bingung Dev, jadi gue ngajak lo kesini gue mau ngenalin sahabat gue ke elo. Dia orang yang pernah gue bilang mirip sama lo. Dia punya saudara kembar juga, namanya Anna. Sayang umur dia gak panjang, dia mengidap kanker otak saat masih SMP" Jelas Refki, air matanya tak terbendung mengingat kebersamaannya dengan Anna.
"Lo orang pertama yang gue ajak kesini, karena dimata gue lo itu spesial" ujar Refki.
"M-makasih" ucap Deva.
___________________________________
Ada Anna di part ini..
Ps: kalo ada typo ingetin dong:)
Love you readers❤
..jangan lupa vote and comment..
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
Teen FictionSetelah aku pikir² dan aku baca ulang, sepertinya cerita different ini mau aku revisi, maaf atas ketidaknyamanannya.. 🌷🌷🌷 Juan mengangkat dagu Reva, hingga pandangan mereka bertemu. Juan menatap manik mata Reva, Juan mengalihkan pandangan dari ma...