Bagian -3

94 13 2
                                    


"Gue tau lo ngehindar dari gue, tapi semakin lo ngehindar, gue semakin gencar ngedeketin lo"

____________________


Pagi ini Deva berangkat ke sekolah tanpa diantar sopirnya. Ia berangkat sekitar jam 06.00 WIB.

Deva sengaja berangkat pagi, hanya untuk menghindari Refki, laki-laki yang telah membuat hatinya berdebar kencang tidak seperti biasa, semalaman dirinya tidak bisa tidur karena memikirkan perkataan Refki kemarin.

"lo mirip kaya temen gue, dia cantik kaya lo". Sebuah ucapan singkat yang terus terngiang di pikiran Deva.

Deva baper dengan perkataan itu? Seperti nya tidak, ia bukanlah tipe cewek yang mudah baper.

Deva berjalan menuju kelas XI Mipa 2 dengan erphone yang setia berada di kedua telinganya, sesekali gadis itu ikut bernyanyi ketika earphone nya melantunkan lagu kesukaannya.

Dari arah kejauhan nampak seorang pria berjalan dengan gagahnya kearah Deva. Deva yang menyadari itu langsung gugup, Ia berbalik badan, pergi, sebelum Refki melihatnya.

"Duh jantung gue, pagi-pagi udah olahraga aja" batin Deva, gadis itu mempercepat langkahnya.

Dari kejauhan Refki melihat Deva yang nampak salah tingkah, pria itu berinisiatif mengikuti Deva.

Refki terus melangkah di belakang Deva, tanpa disadari sebuah senyuman tipis terukir di wajah Refki.

Refki tersenyum? Ya, itu adalah kejadian langka. Semenjak teman kecilnya, Anna, meninggalkan Refki, ia jarang sekali tersenyum.

"Duhhh.. Ngapain lagi dia ngikutin gue" gerutu Deva, ia semakin mempercepat langkahnya.

Refki melihat Deva melangkah lebih cepat dari sebelumnya, pria itu takut jika Deva terjatuh.

"Dev, hati-hati" Ucap Refki mengingatkan.

Bugh...

"Aduh.." ringis Deva.

"Gue udah bilang hati-hati", Refki mengulurkan tangannya, berusaha membantu Deva untuk berdiri.

Deva terdiam memandangi tangan kekar Refki, ia bingung, menerima uluran Refki atau tidak?

Hingga cukup lama, tangan Refki masih setia dihadapan Deva. Gadis itu jadi tak enak hati.

Deva meraih tangan Refki, "makasih" ucapnya.

Deva membersihkan debu-debu yang menempel di rok SMA nya.

"Iya, makanya kalo jalan hati-hati" pesan Refki.

"I-iya" ucap Deva gugup. Entah kenapa perasaan gugup selalu menyelimuti Deva saat sedang bersama Refki.

Perasaan gugup itu mulai ada setelah Deva bertemu dengan Refki di perpustakaan. Perasaan yang aneh, yang selalu timbul jika bertatap muka dengan Refki

Mungkinkah Deva jatuh cinta pada pandangan pertama? Tidak mungkin, itu hanya ada di buku novel yang selalu Deva baca.

"Gue tau lo ngehindar dari gue, tapi semakin lo ngehindar, gue semakin gencar ngedeketin lo" bisik Refki, lirih.

Deva mematung mendengar ucapat Refki. Bagaimana tidak, Refki mengucapkannya tepat di telinga Deva dengan nada bicara yang lembut.

Refki mengacak-acak rambut Deva sebelum pergi. Ia pergi meninggalkan Deva yang diam membisu.

🌷🌷🌷

Hari ini Deva tidak bisa fokus dengan pelajarannya. Gadis itu memutuskan untuk izin tidak mengikuti pelajaran hari ini.

Sekarang Deva sudah berada di rooftop sekolah. Semilir angin terkadang ikut menemani Deva, membelai rambut gadis itu.

"Kenapa bolos?", dari arah belakang, terdengar suara serak khas pria.

Deva segera menoleh, ia paham betul dengan suara itu, "Lagi gak fokus", jawabnya.

Refki berjalan mendekati Deva, Ia duduk di samping Deva, "Sekolah yang bener, gue tau lo lagi mikirin gue kan?", ujar Refki.

Daebak, kenapa Refki tahu kalau Deva sedang memikirkan dirinya? Apa Refki seorang cenayang atau memang hanya menebak?

Refki berdiri, menatap Deva, "Gak usah dipikirin ucapan gue yang tadi, simpan aja dalam hati lo" ucapnya, pria itu mencubit pelan pipi kanan Deva sebelum pergi.

"Arrgghhh, gila gue lama-lama diperlakuin kek gitu sama dia, lagian jadi cewek baperan banget sih" ucap Deva frustasi.

Deva mengusap pipinya mengingat kejadian tadi, ia tersenyum merona. "Dia so sweet"

___________________________________

Banyak typo ya, namnya jg lg mau direvisi, maaf
Part yg pendek:)

..jangan lupa vote and comment..
❤❤❤

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang