Yoongi berusaha menahan gejolak emosi dalam hatinya. Berusaha tak menangis sebab perkataan sang ayah beberapa saat lalu.
Air mata yang jatuh Yoongi hapus dengan segera. Ada apa ini? Tidak seharusnya ia menangis. Saat ini bukan waktu baginya untuk menangis.
Tapi, kenapa sakit terasa di dalam sana?
Rasanya sakit sekali, hingga Yoongi ingin menangis meraung untuk melepaskan semua rasa sakit yang ia pendam.
"Tuan Muda? Tuan Besar meminta saya untuk mengantar Anda ke rumah sakit."
Ucapan Hanbin--sopir sang ayah menyapa telinganya. Ko Yoongi mengangguk kecil. Dengan cepat anak itu menghapus sisa air mata di pipinya dan mengikuti Jo Hanbin yang lebih dulu masuk ke dalam mobil.
"Tuan Muda sakit? Wajah Anda terlihat pucat," ujar Hanbin sembari melirik spion tengah.
Yoongi tertawa kecil. "Apa terlihat, Hyung?" tanyanya. Ia menarik napas panjang.
"Tenang saja, aku baik," katanya, setelah melepas satu helaan napas.
.
.
.
"Kita sudah sampai, Tuan muda ...," Hanbin berujar sembari membukakan pintu untuk Yoongi.
Anak majikannya itu mengangguk pelan.
"Hyung masuk saja dulu. Yoongi akan turun sebentar lagi," ucapnya.
Mau tak mau Hanbin mengangguk mengiyakan. Ia berjalan memasuki rumah sakit terlebih dahulu, seperti apa yang diminta oleh Yoongi.
Cukup lama anak itu terdiam di tempatnya. Telapak tangannya yang berkeringat saling bertaut, meremas.
Gugup dan ragunya Yoongi akhiri dengan gigitan pada bibir.
Sudahlah. Ia harus cepat menemui sang ayah, sebelum Ko Dowoon sendiri yang datang untuk menyeretnya.
.
.
.
"Apa yang kau lakukan? Kenapa lama sekali?!"
Tangan besar sang ayah diayun pada pipi kirinya. Yoongi menunduk, ketika sakit dari tamparan keras cermin kemarahan itu terasa, ditambah pening yang kembali muncul karenanya.
"M-maaf, Abeoji ...," ia melirih.
Helaan napas kasar sang ayah terdengar. Dowoon mengusap wajahnya kasar. Ia remas bahu sang putra dengan kuat, selagi satu tangannya mengangkat dagu si bungsu.
"Mari bicara sebentar," ujarnya yang diangguki patuh.
.
.
.
"Seokjin ada di dalam sana," Dowoon berucap tanpa ada sahutan dari sang putra. Di tengah hening, sesekali helaan napas lelahnya terdengar.
"Salah satu ginjalnya tidak bisa berfungsi dengan baik. Ia butuh pendonor," lanjutnya.
Yoongi mengangguk paham. Anak itu mendongak, menatap sang ayah yang kali ini terlihat lelah dan kacau.
"Dan itu aku, 'kan, Abeoji?" lirihnya.
Dowoon mengangguk. "Ya. Kau harus melakukannya," lelaki itu berucap membenarkan.
"Kau akan bisa hidup dengan satu ginjal, tapi kakakmu dengan kondisinya yang sekarang itu mustahil," jelasnya.
Yoongi mengangguk pedih.
"Baik, Abeoji."
.
.
.
Dokter keluar dari ruangan dan Ko Dowoon menegakkan tubuhnya. Ia tatap lelaki yang berjalan mendekat dalam balutan seragam dokternya.
"Euisa, bagaimana keadaan anak saya?" Dowoon bertanya dengan nada yang sarat akan khawatir.
Dokter itu tersenyum tipis.
"Donor ginjal harus segera dilaksanakan. Kami akan berusaha sebisa mungkin untuk mencari pendonor, secepatnya--"
"Lakukan sekarang," Ko Dowoon berucap.
Dokter di depannya menunduk. "Kami akan berusaha mencari secepat mungkin."
"Lakukan sekarang, Euisanim ...," Dowoon kembali berucap. Ia lirik si bungsu yang ada di sampingnya.
"Anak ini yang akan menjadi pendonornya," lanjutnya.
Mendengar dirinya disebut, Yoongi cepat-cepat menegakkan tubuhnya. Anak itu membungkuk sopan.
"Saya yang akan menjadi pendonor. Saya adiknya," Yoongi berujar. Kepalanya tertunduk untuk menutupi takut dan ragunya.
Sang dokter terdiam sejenak. Ia tatap remaja di hadapannya cukup lama.
"Baiklah. Kalau begitu, operasinya akan dilaksanakan besok. Mari ikut ke ruangan saya--"
"Lakukan sekarang, Euisanim,"potong Dowoon. Dokter itu mengernyit bingung.
"Tapi, anak muda ini tidak terlihat baik, Tuan. Akan lebih baik jika donor dilaksanakan esok hari," jelas sang dokter. Dowoon menggeleng tegas.
"Lakukan sekarang. Yoongi baik-baik saja. Bukankah begitu?" Ko Dowoon berucap. Ia lirik bungsunya yang masih betah menunduk.
"Ya. Lakukan sekarang, Euisanim," lirihnya dengan senyum pedih.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
SORRY | Brothership ✔
FanfictionDisclaimer: fanfiction | Brothership - Completed Ko Yoongi .... Semua ia lakukan hanya untuk mendapat setitik kasih sayang dari sang Ayah. [03-10-19]-[30-12-19]