Prolog

21.7K 1.1K 115
                                    

Sedari dulu, kalimat yang ditanamkan dalam dirinya adalah, "Mendapat nilai yang tinggi dan akademis yang baik." Bukan hanya dirinya, hal itu juga berlaku untuk Seokjin­--kakaknya. Hingga kalimat itu tidak lagi menjadi sebuah kalimat, melainkan sebuah peraturan tak kasat mata di keluarganya.

Ayahnya mungkin salah satu dari orangtua di luar sana yang terila-gila pada nilai akademis. Seseorang yang menganggap angka adalah segalanya--hal yang tidak sepenuhnya salah, sebab dunia ini merupakan materi dan apa yang ada di dalamnya dihitung menggunakan angka.

Yang salah adalah ketika manusia mulai berlomba. Berlari untuk menjadi yang paling sempurna, membuang semua yang dimilikinya hanya untuk mencapai taraf yang sebenarnya hanya sebuah khayal. Dari salah satu yang terbuang itu adalah Yoongi--dia adalah korban dari ketamakan ayahnya yang haus akan pengakuan.

Ko Yoongi adalah namanya. Remaja tingkat dua sekolah menengah atas yang hidupnya ibarat di dalam sangkar. Hidupnya terkekang oleh peraturan sang ayah, di mana nilai dan akademis tinggi adalah sesuatu yang diwajibkan.

Sayangnya saja, Yoongi bukan seorang jenius seperti Seokjin. Hampir seluruh dari nilai mata pelajarannya lebih sering berada dalam garis tengah. Nilai yang tidak bisa dikata baik juga buruk, di mana dari kacamata sang ayah, nilai dan pencapaiannya adalah sesuatu yang dianggap tabu.

Tidak tahu kenapa, tapi sang ayah seakan memberi sekat baginya untuk mendekat. Penghalang yang secara langsung memukulnya mundur dan mengasingkannya. Semakin lama, sekatnya menjadi semakin tebal dan tidak bisa lagi digapai. Ada rasa canggung yang aneh ketika ketiganya berkumpul bersama sebagai sebuah keluarga.



[]

SORRY |  Brothership ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang