part 02

6.7K 393 5
                                    

Alex tengah merapikan penampilannya didepan cermin berukuran besar yang terdapat didalam kamarnya.

'bagaimana penampilan ku teman?' tanyanya melalui mindlink kepada Leo wolfnya.

'kau tampak tampan seperti biasa bro'

Alex terkekeh kecil 'ya, itulah kita. Tampan rupawan dan sempurna'

'kau benar' timpal Leo bangga.

Itulah mereka. Mereka berdua sama-sama memiliki harga diri yang tinggi. Mereka berdua memang tak bisa disalahkan karna Alex memang miliki wajah tampan bak dewa yunani.

'ku rasa luna kita nantinya pasti akan sangat memuja kita' kata Alex.

'itu sudah bisa dipastikan. Apalagi aku serigala terhebat dan terkuat sepanjang masa' balas Leo bangga.

'jangan sombong kawan' timpal Alex dan seketika Leo mengerutu.

'gomong-gomong, apakah kau ingat tentang mimpi kita semalam?' tanyanya pada Alex.

'entahlah. Aku tak terlalu mengingatnya. Tapi kalau tidak salah kita mendapatkan sebuah petunjuk' tuturnya.

'ya, kau benar. Coba ku ingat-ingat apa petunjuknya. Tak salah ku itu semacam teka-teki' ujar Alex lalu menutup matanya. Jarinya mengelus pelan bagian dagu wajahnya seolah ia tampak sedang berpikir keras. Ia mencoba mengingat kembali mimpinya semalam sampai suara itu ia dengar.

'hutan hijau tepat ditengahnya dimana sinar sore memberi petunjuk dibawah bayang pelindungan batu kau akan menemukannya' ujarnya pelan lalu kembali membuka matanya.

Setelah mengingatnya ia segara memindlink Robert selaku betanya.

"Robert" panggilnya

"ya, my King"

"kumpulkan 3 warrior goldensilver untuk ku karna kita akan pergi ke Greenforest" perintahnya.

"baik My King" balas Robert hormat. Lalu alex memutuskan mindlink secara sepihak dan beranjak keluar dari kamarnya.

Sepanjang perjalanan para pelayan wanita tak henti-henti untuk mencuri pandang kearahnya.

'lihat itu, mereka secara terang-terangan memuja wajah tampan ku' kata Leo dalam pikiran Alex.

'maksud mu wajah ku' balas Alex meremehkan.

'hei ingat! Wajahmu juga wajahku. Ingat kita ini satu tubuh!' cerca Leo tidak terima. Lalu Alex memutuskan secara sepihak. Ia malas kalau berdebat dengan Leo.

Dengan gagah Alex melangkahkan kakinya menuju meja makan. Ia menarik kursi besar yang memang diperuntukan untuknya. Sedetik kemudian para pelayan datang menyiapkan makanan untuknya.

Ketika ia sedang meresapi rasa makanannya dari arah pintu tampak para penjaga datang dengan posisi tegap dibelakang mereka terdapat dua orang yang sangat disayangi dan dihormati oleh Alex. Alex langsung berdiri dan tersenyum hangat.

"Mom, Dad. kalian datang" sambutnya hangat.

"tentu aku datang, mengingat putra semata wayangku sangat malas berkunjung kerumah orang tuanya sendiri" ujar Daddynya.

Alex pun tertawa "kau tau sendiri tugas seorang Alpha King Dad".

"apa kalian sudah makan?" tanya Alex sambil menarik kedua orang tuanya menuju meja makan.

"belum sayang" balas Ibunya lembut mengusap wajah tampan anaknya.

"syukurlah. Karna aku ingin makan bersama kalian. Pelayan tolong hidangkan makanan terbaik kalian" perintahnya.

The Alpha King is The Wizard MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang