part 09

4.3K 260 15
                                    

Aly telah sampai di tempat neneknya. Tampak senyum bahagia tercetak di wajahnya.

"Grandma" panggil Moonaly kepada neneknya yang tengah sibuk mengaduk sesuatu di kuali hitam besar. Jika sudah begini pasti neneknya tengah membuat suatu ramuan.

"sepertinya kau telah berhasil mengumpulkan semua bahannya" ujar sang nenek sambil tersenyum.

"hampir Grandma. Bolehkah aku meminta abu Phoenix tersebut?" tanyanya lalu menunjuk toples kaca yang terdapat diatas rak sihir Grandmanya.

Neneknya berjalan lalu meraih toples tersebut. Sebenarnya walau pun grandma nya sudah tua. Tapi penampilan wanita tersebut masih seperti wanita 45 tahun. Sementara ibunya masih seperti wanita 30 tahunan. Terkadang Aly sangat kagum dengan para mahkluk immortal. Karna mereka sangat awet muda.

"bagaimana perjalanan mu selama mengumpulkan benda-benda ini. Apakah kau menghadapi kesulitan?" tanya Grandma dengan menyentuh kepala Moonaly dan menyerahkan toples tersebut.

Moonaly tersenyum bangga "tidak sulit sama sekali grandma. Bahkan menurutku ini semua terlalu mudah" jawabnya.

Sang Grandma tertawa kecil lalu mengucek pelan surai abu-abu silver milik Moonaly "kau memang cucu ku yang hebat"

Moonaly tersenyum malu lalu meminta izin kepada neneknya untuk pergi keruangannya sendiri.

Sesampainya ia didalam ruangannya. Ia segera meletakan semua benda yang ia dapat diatas meja kayu besar yang bulat. Meletakan abu Phoenix tersebut dicampur dengan 3 helai rambutnya lalu disatukan dengan semua bahan yang ia cari yaitu Bambu Seruni Emas, Taring ular dan Serbuk Emas Peri. Matanya tertutup merapal mantra dengan bahasa-bahasa kuno yang hanya dimengerti oleh penyihir putih lalu sepercik api muncul dan membakar semua bahan tersebut sampai bahan itu menjadi bara api yang menyala.

Dari bara api itu keluarlah bayi burung Phoenix yang berwarna abu-abu silver persis seperti warna rambutnya.

"Hei... Selamat datang burung kecil..! Aku akan memanggilmu Metalic Phoenix" ujar Aly tersenyum menatap burung Phoenix itu yang tidak memiliki bulu.

*****

Malam ini rencananya Moonaly akan kembali menyelinap kekamar matenya. Ia sangat merindukan pria tersebut. Dengan persiapan dan mantra yang sama ia telah berhasil masuk ke kamar Alex tanpa diketahui oleh pria itu.

Terlihat Alex telah tertidur dengan wajah lelahnya. Ia merasa kasihan dengan matenya ini. Pasti tugasnya sebagai The Alpha King sangat berat hingga membebani pikiran lelaki tampan itu.

Dengan hati-hati Moonaly naik ke atas kasur. Ia membenarkan kain selimut yang dipakai Alex lalu mencium kening pria itu lama.

"Semoga mimpi indah My Alpha King" tuturnya lalu merebahkan diri disamping Alex dan memeluk tubuh pria tersebut. Namun, tiba-tiba Alex membuka kedua matanya. Mata coklatnya menatap tajam netra abu-abu indah milik Aly serta kedua lengan kokohnya mendekap erat tubuh mungil gadisnya.

"Aku tau, itu pasti kau mate!" ujar pria tersebut.

"bagaimana mungkin? Aku sudah memantrai mu" tanya Aly dengan raut wajah bingung.

Alex tertawa kecil "bukan hanya kau satu-satunya orang yang belajar sihir, sayang. Ingat bagaimana pun aku adalah seorang Alpha King.!! Aku tidak akan jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya. Aku yakin kau akan datang lagi maka aku sudah memantrai diriku sendiri" jelasnya dengan senyum lebar yang mengembang di bibirnya.

Aly hanya mendengus kecil dan Alex tertawa lepas melihat itu semua. Ia bahagia malam ini. Ternyata semua yang terjadi 2 hari yang lalu nyata adanya. Wanita yang menemani malamnya memang matenya sendiri. Dasar mate yang nakal!

Mereka terus bercerita sambil diselingi suara tawa keduanya. Lalu ketika Moonaly ingin berdiri dari atas kasur segera Alex memeluk paha wanita tersebut dan menghempaskannya agar kembali tertidur. Dengan secepat kilat tubuh tegapnya segera mengurung tubuh kecil Aly. Tangannya menepis surai abu-abu silver yang menutupi wajah cantik matenya.

"aku merindukan mu sayang" ujar Alex seperti berbisik tapi masih mampu didengar oleh telinga Aly.

Jantung Aly berdetak lebih cepat saat ia melihat Alex menutup mata dan mempersempit jarak mereka. Aly bahkan bisa merasakan deru napas Alex di wajahnya lalu sepersekian detik ia kembali merasakan bahwa bibirnya telah bertemu dengan bibir Alex.

Alex memiringkan wajahnya untuk memperdalam ciuman mereka. Jarinya mencari jari Aly untuk saling bertautan. Bibirnya dengan lihai menyesapi dan mengulum bibir merah tersebut. Ketika ia mendapat peluang ia langsung meloloskan lidahnya kedalam mulut Aly. Ia segera mengabsen semua yang ada disana. Ia bahkan mengigit kecil bibir bawah Aly sampai puas. Setelah merasa bahwa wanitanya membutuhkan oksigen barulah ia melepaskan pautan bibir mereka.

"aku sungguh-sungguh merindukan mu sayang" ujarnya dengan menyatukan dahi mereka berdua dengan nafas Aly yang masih memburu dibawahnya.

Alex mengangkat wajahnya agar bisa melihat dengan jelas rona merah di pipi mulus matenya. Ia tersenyum dan mulai mencium pipi kanan tersebut lalu pipi kiri, dahi, hidung, kedua pelopak mata Aly dan kembali ke bibir merah yang merekah tersebut.

Ia tertawa kecil saat mendengar Aly mendengus kesal "ini hukuman untuk mu sayang" katanya lalu kembali melanjutkan aksinya. Ia mencium ceruk leher Aly. Memberikan tanda kepemilikannya disana. Dengan leluasa ia menghisap kulit putih Aly sampai berwarna merah. Suara desahan berhasil lolos dari bibirnya yang ranum.

"ahhh"

"aku suka dengan suara mu sayang. Terdengar sangat seksi dan indah" bisiknya sensual didaun telinga Aly.

Aly berusaha mendorong tubuh besar Alex dari atas tubuhnya tapi tubuh besar pria tersebut tidak bergerak sama sekali. Alex mengunci kedua tangan Aly dia atas kepalanya. Sehingga tonjolan yang ada didadanya terlihat lebih membusung kedepan. Dengan nakal ia terus mencium sampai kebawah dagu Aly.

"A-Alex ber-hen-ti" desah Aly dengan suara lemahnya karna sekarang ia tengah berusaha mengontrol hasratnya sendiri dan Yuan yang mengila didalam tubuhnya. 'Ini belum saatnya ia ditandai' batin Aly.

Dengan suara tegasnya. Aly akhirnya berhasil mengumpulkan sisi warasnya "Alex!! Berhenti kataku!! atau aku akan marah padamu!!" katanya tegas dan lantang.

Seketika Alex membeku. Ia melihat matenya yang tampak sudah berantakan oleh ulahnya sendiri. Dengan kasar ia mengusar surai hitamnya. Matanya tampak berwarna biru lalu kembali berwarna coklat.

'sialan kau Leo' sentaknya kepada wolfnya.

"Sayang, maafkan aku" rutuknya dengan nada kecil lalu berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Ia harus mendinginkan tubuhnya karna sekarang suhu tubuhnya terasa sangat panas.

'Alex.. Maafkan aku! Aku tidak bisa menahannya' ujar Leo merasa bersalah tapi tidak mendapat respon dari Hewolfnya.

Sepeninggalan Alex. Moonaly berusaha menormalkan detak jantungnya. Ia merutuki kebodohannya yang hampir terlena oleh buaian mate nya sendiri. Pria itu terlalu berbahaya. Pesonanya sangat mematikan sehingga membuatnya hampir lupa.

15 menit kemudian tampak Alex berjalan keluar dari kamar mandi. Wajahnya terlihat lebih fresh. Ia berjalan ke arah kasur lalu menaiki dirinya dan memeluk tubuh Moonaly yang tampak mematung.

"sekarang tidurlah sayang. Kau tidak ingin bukan hal tadi terjadi lagi" bisiknya sambil mengusap kepala Moonaly.

Moonaly hanya mengangguk lalu menutup mata. Kepalanya ia letakan ditangan kiri Alex sementara tangan kanan pria itu memeluk pinggang Moonaly erat. Sedangkan Moonaly hanya patuh meletakkan sebelah tangannya di dada pria tersebut. Lalu mereka berdua tertidur dengan pulas.


TBC..

Bagaimana menurut kalian part kali ini?

Yang jelas.. Pokoknya jangan lupa tekan tanda bintang dan berikan komentar kalian guys🙂

Thank you buat yang udah baca🤗

See you nextpart.

07-12-2019

The Alpha King is The Wizard MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang