part 24

2K 150 19
                                    

Heiii...
Aku lagi pusing dengan kehidupan dunia nyata, lagi pusing cari kerja baru setelah kena phk karena corona kemaren. Hah, malah curhat ga jelas.😑

Sorry lama update karna lagi mumet mikirin dunia nyata yg tak seindah ekpentasi..

Ok, singkat cerita silahkan menikmati lanjutan cerita ini. Semoga kalian sedikit terhibur🙂

************************************

Wush.....................

Drap...........................

Track............................

Serigala putih itu berlari secepat hembusan angin dalam membelah hutan. Ia berlari sekencang mungkin dalam memburu waktu.

'ku harap kita masih sempat' bisik Yuan kepada Moonaly.

Akhirnya mereka sampai di depan sebuah gunung batu yang lumayan tinggi.

Yuan bertukar wujud menjadi Moonaly. Ia berjalan mendekat lalu menyentuh batu tersebut. Ia menyatukan dahinya dengan permukaan batu yang dingin.

"Wahai dewa penjaga bumi.! Ayah dari unsur tanah. Bangunlah...! Bantu aku dalam menjaga bumi mu" ujarnya lembut lalu mengecup pelan batu tersebut dan menghembuskan cahaya kuning kejinggaan yang sangat terang.

Drrrrrtttttt.......

Seketika tanah bergetar, Moonaly berjalan mundur secara perlahan sambil menyaksikan bagaimana gunung batu tersebut bergetar dan keluar dari tanah dengan wujud utuhnya, yaitu sebangsa Stone raksasa yang Agung.

"Rooooooooo....."

Stone itu memandang kecil ke arah Moonaly yang tampak seperti semut di bawahnya. Ia menunduk lalu menghembuskan nafasnya pelan namun berhasil mengeluarkan udara yang cukup kencang dari dua lubang hidungnya yang besar sehingga berhasil menerbangkan pasir dan dedaunan kering yang ada di sekitar Moonaly. Sehingga tercipta lingkaran kecil dengan posisi Aly di tengahnya.

Moonaly mengelus wajah batu tersebut dengan tangannya yang kecil, ia memberikan senyum terbaiknya kepada sang penjaga bumi dan daratan.

"wahai Dewa Stone yang agung... Sudikah kiranya kau untuk membantuku, wahai sang penjaga bumi.? Jika kau tak menolongku maka keseimbangan bumi akan goyah" ujar Moonaly pelan lalu kembali menyatukan dahi mereka. Ia berbagi penglihatan dengan sang Dewa Stone tentang bagaimana kondisi perang saat ini.

"Rooooooooo........................!"

Moonaly tersenyum mendengar jawaban dari sang Stone. Stone itu menjulurkan telapak tangannya yang besar kepada Moonaly. Memberikan izin agar Aly naik dan duduk di atas pundaknya yang tinggi dan besar.

"terimakasih" kata Moonaly dengan hormat. Sang Stone hanya mengangguk, lalu mulai melangkahkan kaki besarnya secara perlahan.

Tap... Tap.... Tap...

Sekali langkah Stone tersebut mampu menempuh jarak 700meter. Moonaly tampak takjub dengan apa yang ia lihat. Di pertengahan perjalan ia bisa melihat seekor Serigala merah bata sedang berlari kencang dan seketika berhenti terkejut melihat ke arahnya.

Moonaly tersenyum lalu berbisik pelan kepada sang Stone. Stone tersebut mengizinkan. Ia menunduk lalu menjulurkan sebelah telapak tangannya kepada Serigala merah bata itu seperti memberikan jalan agar naik ke tangannya.

"naiklah..!" perintah Moonaly lembut.

Serigala itu terkejut tapi tak urung ia menuruti perintah Moonaly. Dengan hati-hati ia menaiki telapak tangan yang besar itu lalu di angkat sehingga sejajar dengan tinggi Moonaly dan dengan gesit ia melompat ke bahu sang Stone.

The Alpha King is The Wizard MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang