Pengganggu

4.7K 291 0
                                    

Dalia mempersiapkan kejutannya di koridor arah rooftop sesuai dengan informasi dari Seana yang mengatakan jika Arka dkk ada di sana. Dalia membuka kotak yang berisi kue ulang tahun dibantu oleh Anggi.

“Lo bawain hadiahnya! Jangan sampai jatuh” titah Dalia tegas dan diangguki oleh Seana.

Dalia menghembuskan napas dalam sebelum melangkahkan kakinya. Ia berdoa dalam hati berharap Arka akan menerimanya.

Brakk......

Baru saja melangkah beberapa langkah kaki, suara buku-buku yang terjatuh sontak membuat Dalia menghentikan langkahnya lalu membalikkan badan.

Dalia membelalakkan matanya melihat Seana terjatuh dengan buku-buku yang berceceran di dekatnya, “Maaf maaf” ujar seseorang dengan wajah bersalahnya membuat Dalia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Dalia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Seana membantunya untuk berdiri dibantu oleh Anggi. Dalia tak peduli dengan perempuan yang berusaha menata buku-buku yang berceceran. Dalia mengalihkan pandangannya mencari paperbag yang berisi hadiah yang tadi dipegang oleh Seana, “Di mana hadiahnya?” tanya Dalia pada Seana seraya memberikan kue pada Anggi.

Mereka mengedarkan pandangannya mencari paperbag itu. Mereka langsung terpaku melihat paperbag itu jatuh di selokan yang dialiri banyak air karena habis turun hujan, “Dal” ringis Anggi membuyarkan lamunan Dalia.

Dalia melangkahkan kakinya mendekat ke arah selokan dan melihat paperbag itu sudah basah tercelup ke air. Dalia memejamkan matanya seraya mengepalkan kedua tangannya menahan amarah yang sudah siap dikeluarkannya.

Dalia berbalik lalu mendekat ke perempuan yang mengacaukan semua ini dengan tatapan tajamnya. Ia menarik kuat lengan perempuan itu sampai ia tersentak kaget, “Berdiri!” gertak Dalia menahan amarahnya.

Perempuan itu berdiri dari posisinya dan berhadapan dengan Dalia dengan rahang yang sudah mengeras. Dalia menarik kerah baju seragam perempuan itu kuat membuat Seana dan Anggi kebingungan untuk memisahkannya.

“Lo! Lo enggak tahu siapa Gue? Berani-beraninya lo buat masalah!” gertak Dalia membuat perempuan itu menatapnya dengan perasaan bersalah.

“Gue minta maaf. Gue enggak sengaja” pinta perempuan itu berusaha melepaskan cengkraman Dalia.

“Minta maaf? Dasar anak baru” decih Dalia menatap tajam Zive. Yah dialah Zive, siswa baru yang tak sengaja menabrak Seana.

“Swear, gue enggak sengaja. Gue bawa banyak buku jadi gue enggak bisa lihat jalan” jelas Zive.

“Gue bakal ganti” tambahnya membuat Dalia berdecih. Semua siswa yang melihat kejadian ini hanya diam tanpa berniat untuk membantu, malah seperti tontonan yang mereka tunggu.

Dalia beralih menjambak rambut Zive kuat membuat Zive mengaduh kesakitan. Seseorang mencekal tangan Dalia membuat Dalia menatap tangan itu dengan pandangan kesal. Dalia sontak terpaku ketika ia mengalihkan pandangannya ke arah orang yang berani mengusik hukumannya. Ia tak bergeming melihat seorang Arka berdiri di sampingnya dengan tatapan tajamnya yang begitu menusuk.

“Kak Arka” cicit Dalia merenggangkan cekalannya.

Dalia tersentak ketika Arka menghentakkan tangannya kuat, “Belum cukup?” sindir Arka menatap Dalia tajam.

“Kak, dia yang salah” elak Dalia membela dirinya.

“Semua tindakan lo selalu lo anggap benar. Memang lo siapa di sini? Pemilik sekolahan? Atau seorang ratu?” cibir Arka membuat Dalia terdiam seketika.

“Dia sudah minta maaf. Apa sulit memaafkan seseorang?”

“Tapi dia sudah membuat hadiah Kakak jatuh ke selokan” elak Dalia mempertahankan keteguhannya.

PRINCIPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang