Dalia memperhatikan Arka yang sedang bermain voli di lantai kelasnya berada. Ia menumpukan dagunya terlalu serius memperhatikannya tanpa peduli Zive yang juga sama memperhatikan Arka.
Ia tersenyum sendiri mengingat peristiwa tadi. Sebuah awal kemenangan untuknya. Seorang Arka menerima hadiah pemberiannya. Suatu anugerah dan keajaiban.
Bel pulang menandakan kelas berakhir membuyarkan lamunan Dalia. Baru saja Dalia akan berbalik, wajah Zive membuat senyumannya buyar seketika.
"Dia lagi" decak Dalia lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas untuk mengambil tasnya tak peduli dengan Zive.
"Apa lo suka sama Kak Arka?" tanya Zive menghentikan langkah Dalia. Dalia berbalik lalu menatap Zive datar.
"Kenapa? Masalah?" sinis Dalia seraya bersendekap dada.
Zive menggelengkan kepalanya lalu berbalik menghadap Dalia, "Kalo gue liat, Kak Arka nggak suka cewek kayak lo" sindir Zive membuat Dalia mengernyitkan dahinya.
"Gue yang kenal dia, bukan lo" tegas Dalia penuh penekanan lalu berbalik dan melangkahkan kakinya meninggalkan Zive yang masih memperhatikannya.
-------------
Dalia memutar matanya jengah melihat Jerro yang menyandarkan punggungnya dengan memasukkan kedua tangan di saku celana di ujung tangga. Dalia menghela napas dalam lalu kembali menuruni tangga. Baru saja ia akan berbelok, ada tangan yang berani mencekal pergelangan tangannya membuat langkahnya terhenti.
"Bisa bicara sebentar?" pinta Jerro dengan nada tegasnya.
Dalia membalikkan badannya seraya melihat ke arah tangannya yang dicekal. Jerro yang melihat ketidaksukaan Dalia langsung melepaskan cekalannya.
"Gue minta maaf masalah kemaren, gue nggak maksud ngomong gitu. Beneran" jelas Jerro mengawali maksudnya.
"Gue tahu, maaf kalo gue terlalu kasar" jawab Dalia membuat Jerro terbengong lalu menampilkan senyuman tak percayanya.
"Udah kan? Gue balik dulu" pamit Dalia lalu berbalik. Baru saja ia akan melangkahkan kakinya, lagi-lagi ada tangan yang menahannya.
"Mau bareng?" tawar Jerro saat Dalia berbalik menghadapnya.
Dalia menggelengkan kepalanya, "Makasih, gue masih ada urusan" tolak Dalia dan diangguki pelan oleh Jerro.
"Gue pergi dulu" pamit Dalia dan diangguki oleh Jerro. Dalia melangkahkan kakinya meninggalkan Jerro yang tersenyum sendu menatap kepergiannya.
Di perjalanan, Dalia memutuskan untuk berhenti di mall. Ia akan mencari hadiah untuk ulang tahun papanya besok. Walau papanya begitu membencinya, dalam hati kecilnya terus berharap jika suatu hari nanti papanya akan memberikan kasih sayang kepadanya.
Dalia menghentikan langkahnya melihat toko-toko yang berjejeran di sekelilingnya. Ia sedikit bingung harus membeli apa, ia saja sama sekali belum memikirkannya.
"Dalia kan?" tanya seseorang mengalihkan pandangan Dalia.
Dalia mengernyitkan dahinya berusaha mengingat perempuan yang berada di hadapannya. Perempuan cantik yang berseragam sama dengannya.
"Oh" gumam Dalia telah mengingat siapa perempuan ini. Yah, dialah anak baru yang begitu dekat dengan Arka.
"Ya, ada apa ya?" tanya Dalia bingung.
Perempuan itu menggelengkan kepalanya pelan, "Ah, tidak. Hanya enggak sengaja liat lo tadi. Jadi, hanya memastikan. Lo kenapa dari tadi diam di sini?" jelas perempuan itu dengan senyuman manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCIPLE
RomanceSeorang perempuan bernama Dalia yang berusaha menghancurkan prinsip yang dipegang teguh oleh seorang lelaki yang begitu ia sukai sejak sekolah menengah pertama. Arka, lelaki yang disukai oleh Dalia berprinsip bahwa dirinya takkan berpacaran dan beru...