Permasalahan Hidup

4.9K 327 5
                                    

Arka mengikuti langkah mamanya yang berjalan di depannya dengan mendorong troli belanjaan. Vania sendiri begitu sibuk memilih belanjaannya untuk sebulan ke depan. Arka bukannya bosan seperti anak laki-laki yang lain saat menemani mamanya belanja, malah dia juga ikut belanja.

"Ka, enakan saus yang mana ya?" tanya Vania membuat Arka mengalihkan pandangan ke arah mamanya yang membawa dua botol saus dengan merek sama dengan jenis berbeda.

"Yang pedas enak" jawab Arka memberikan pendapatnya dan diangguki oleh Vania. Vania memilih saos sesuai dengan pilihan Arka lalu memasukkannya ke dalam troli.

Setelah dua jam berbelanja, Arka dan Vania keluar dari supermarket dengan menenteng banyak kantong plastik berisi belanjaan mereka. Vania cukup bersyukur mempunyai Arka yang mau menemaninya berbelanja.

Jika ia mengajak Alina, bukan banyak belanja untuk rumah yang dibawa pulang malah belanja barang-barang kebutuhan Alina sendiri, katanya mumpung gratis. Tapi setiap dirinya memberitahu kelakuan Alina pada suaminya, malah ia ditertawakan membuat dirinya bertambah kesal.

"Cuma ini belanjaannya?" tanya Arka meyakinkan.

"Mau ice cream?" tanya balik Vania mengalihkan pembicaraan. Vania tersenyum kecil lau berjalan mendahului Arka. Arka sendiri langsung melangkahkan kakinya mengikuti langkah mamanya.

Arka mengalihkan pandangannya ke arah mamanya yang duduk tepat di sampingnya sedang fokus memperhatikan jalanan luar yang dibasahi oleh rintikan hujan. Arka fokus kembali pada kemudinya ketika lampu merah sudah berganti hijau.

"Mama tadi ke sekolah Yohan ngapain?" tanya Arka mengawali ppembicaraan.

Vania menghembuskan napas dalam lalu mengalihkan pandangannya ke arah Arka, "Biasa" jawab Vania singkat.

"Dia mukul temannya lagi?" tebak Arka dan dibalas gelengan oleh Vania.

"Ini lebih parah. Yohan kasih lem kuat di kursi guru sampai buat roknya sobek" jelas Vania disambut kekehan oleh Arka seraya menggelengkan kepala tak percaya. Arka sendiri kadang bingung dengan adiknya yang satu itu yang selalu saja membuat ulah dengan hal luar biasanya yang membuatnya sedikit terhibur.

"Mama rasa dia perlu dipondokin biar sikapnya bisa berubah" cetus Vania lalu mengalihkan pandangannya kembali seraya bersandar di kaca mobil. Arka sendiri menganggukkan kepalanya menyetujui. Ia rasa perlu untuk Yohan merubah sikapnya.

-------------

Vania meletakkan semua hasil masakannya di meja makan. Hari ini ia memasak makanan kesukaan Arka untuk merayakan ulang tahun anak sulungnya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Vania juga sudah menyiapkan kue ulang tahun buatannya yang ia letakkan di tengah-tengah meja. Vania mengalihkan pandangannya mendengar langkah kaki menuruni tangga.

"Ayo-ayo!" seru Vania melihat suaminya dan Arka berjalan ke arahnya.

"Mana Alina sama Yohan?" tanya Vania dan dijawab gedikan bahu oleh Arka.

Vania tersenyum melihat Alina dan Yohan yang baru masuk dari arah taman samping. Vania mengambil kue ulang tahun dan mulai menyalakan lilin dibantu oleh Rio.

"Wih selamat ya, Kakak. Lupa kalau Kakak ulang tahun. Mangkanya mama dari tadi sibuk terus" ujar Yohan seraya memeluk Arka.

"Ya, tambah sibuk gara-gara kamu" sindir Vania dan dibalas kekehan kecil oleh Yohan.

"Kan biar seru, Ma" balas Yohan santai membuat Vania memutar matanya jengah.

"Sudah-sudah, ayo tiup lilinnya!" ucap Rio menengahi. Arka melangkahkan kakinya mendekat ke arah papanya lalu memejamkan matanya memohon untuk ulang tahunnya kali ini. Ia membuka matanya lalu meniup lilin sampai padam dan disambut sorak tepuk tangan.

PRINCIPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang