Jahatnya kehidupan

4.6K 317 7
                                    

Dalia menatap kesal ke arah seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya tanpa diundang saat ia sedang duduk santai di kantin bersama kedua sahabatnya. Lelaki yang tadi pagi membuatnya terpaksa naik angkot.

"Hai" sapa Seana dengan nada genitnya pada lelaki itu membuat Dalia langsung menatapnya tajam.

Lelaki itu tersenyum manis sebagai jawaban atas sapaan Seana, "Untuk apa lo ke sini?" ketus Dalia menatap tajam lelaki itu.

"Kita kan belum kenalan" jawab lelaki itu santai dengan menyodorkan tangan kanannya.

"Udah kenalan sama kita aja. Dalia mah gitu orangnya" cibir Seana seraya menyambut jabatan tangan lelaki itu. Lelaki itu tersenyum kecil sebelum mengarahkan pandangannya ke arah Dalia kembali setelah jabatan tangan terlepas. Ia mengangkat tangannya kembali mengarahkannya pada Dalia.

Dalia mengerutkan dahinya sedikit seraya melirik ke arah tangan lelaki itu bingung. Tak kunjung tangannya dijabat oleh Dalia, lelaki itu langsung menarik tangan Dalia untuk berjabat tangan.

"Apa-apaan sih lo?" kesal Dalia berusaha menarik tangannya. Suara keras Dalia sontak membuat banyak mata memandang ke arah mereka.

"Kenalin gue Jerro Gerald Diatmaja anak kelas XII MIPA 1" ujar Jerro memberitahukan nama dan kelasnya.

Dalia menarik tangannya lalu memalingkan wajahnya ke arah kedua sahabatnya yang sedang menatap kagum ke arah Jerro, "Dalia" ketus Dalia lalu melahap nasi gorengnya.

"Gue udah tahu" pungkas Jerro santai lalu mengambil gelas es milik Dalia. Jerro meminumnya sampai tandas sontak membuat Dalia membelalakkan matanya kesal.

"Itu kan minuman gue!" teriak Dalia memukul keras bahu Jerro membuat gelas itu hampir terjatuh. Untung saja Jerro sigap menangkapnya.

Kejadian ini juga tak luput dari seseorang yang baru saja masuk ke area kantin. Dalia yang merasakan suasana menjadi senyap langsung mengarahkan pandangan sesuai dengan arah pandang Seana yang memberikannya kode padanya.

Dalia merubah mimik wajahnya lalu membalikkan badan membelakangi lelaki itu. Jerro yang bingung dengan sikap Dalia langsung mengarahkan pandangannya.

"Hai, Bro" sapa Jerro dengan nada santainya. Arka yang disapa hanya menganggukkan kepalanya dengan tersenyum datar.

"Gue cabut, thanks minumannya" pamit Jerro dengan tersenyum manis lalu beranjak dari duduknya tak lupa mengacak rambut Dalia membuat Dalia terpaku lalu berdecak kesal.

"Ayo" ajak Jerro pada Arka lalu berjalan lebih dulu. Arka terdiam seraya mengarahkan pandangannya sebentar ke arah Dalia yang sedang merapikan rambutnya dengan gerakan pelan sebelum melangkahkan kakinya mengikuti Jerro.

"Kayaknya Kak Arka merasa kehilangan lo" celetuk Anggi membuat Dalia mengerutkan dahinya bingung.

"Lo nggak lihat apa? Tadi Kak Arka lihat ke arah lo sebelum dia pergi" seru Anggi dengan semangatnya dan diangguki oleh Seana.

Dalia berdecih pelan, "Gue nggak peduli" ketus Dalia lalu melanjutkan menyendok makanannya membuat Anggi dan Seana terkejut dengan tanggapan yang diberikan Dalia.

"Gue rasa dia serius" bisik Anggi pada Seana.

-------

Arka memasuki rumahnya dengan berjalan santai. Alina sendiri tadi dijemput oleh seseorang yang selalu ia sebut sebagai ayahnya dan akan bermalam di sana untuk semalam.

Arka tersenyum mendapati papanya yang duduk santai di ruang tamu dengan membaca majalah. Arka melangkahkan kakinya cepat mendekat ke arahnya.

"Assalamu'alaikum, Pa" salam Arka sontak membuat Rio menurunkan majalah yang sedang dibacanya. Rio tersenyum menyambut kedatangan putera sulungnya. Arka menyalimi tangan papanya sebagai tanda hormatnya.

PRINCIPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang