Malam yang tak terduga

5K 340 20
                                    

Arka memasukkan bukunya ke dalam tas setelah guru bimbelnya keluar kelas. Beberapa temannya menepuk bahunya berpamitan untuk pulang lebih dulu. Baru saja ia akan beranjak dari duduknya, seseorang menghentikan gerakannya.

"Terima kasih bulpennya" ujar seorang perempuan menyodorkan sebuah bulpoin pada Arka.

Arka tersenyum kecil, "Ambil saja" jawab Arka santai lalu melangkahkan kakinya meninggalkan perempuan itu.

"Terima kasih!" teriak perempuan itu dan hanya dibalas lambaian pelan oleh Arka seraya terus berjalan. Perempuan itu tersenyum kecil lalu mencium bulpoin itu dengan rasa bahagianya.

Arka menaiki motor lalu memakai helmnya. Ia berniat langsung ke masjid besar tak jauh dari tempat bimbelnya untuk menunaikan shalat maghrib berjamaah yang selalu ia lakukan setiap pulang bimbel.

Arka memarkirkan motornya di parkiran masjid. Ia menyugarkan rambutnya dengan jari sebelum ia melangkahkan kakinya.

Arka melangkahkan kakinya cepat seraya mengedarkan pandangan ke arah orang yang lalu lalang. Masjid yang berada di pusat kota membuatnya begitu ramai di akhir senja seperti sekarang.

Pandangan dan langkahnya terhenti saat ia tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal berdiri tak terlalu jauh darinya mengarahkan pandangan ke arah masjid dengan memegang tali tas selempangnya, "Bukannya itu Dalia?" gumam Arka menyipitkan pandangannya memperhatikan Dalia.

Adzan yang akan berakhir mengintrupsi dirinya untuk segera mengambil wudhu sebelum ia ketinggalan shalat berjamaah. Dengan berat hati, Arka melangkahkan kakinya cepat seraya membuang rasa penasarannya.

Setelah menunaikan shalat, Arka duduk untuk memakai sepatunya. Ia mengedarkan pandangannya kembali mencari Dalia untuk memastikan dia sudah pergi atau masih ada di sini.

Setelah memakai sepatunya, Arka beranjak dari duduknya mencari sosok Dalia. Ia terkadang sedikit merasa aneh pada Dalia. Ini bukan kali pertama ia tak sengaja melihat Dalia yang hanya menatap masjid dengan tatapan yang sungguh tak bisa ia jelaskan tanpa ada yang dilakukannya.

Langkah Arka terhenti saat menemukan Dalia yang duduk di tempat duduk yang tersedia di pelataran masjid dengan terus menatap ke arah masjid, "Apa gue harus nyamperin dia?" gumam Arka sedikit bimbang.

Arka menghela napas dalam lalu menghembuskannya secara perlahan sebelum ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Dalia. Entah dari mana pemikiran ini, ia seperti tertarik untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh Dalia.

Lamunan Dalia buyar ketika ia merasakan ada seseorang menutupi cahaya lampu yang mengenai dirinya. Ia terkejut melihat seseorang yang sekarang ada di hadapannya sontak membuatnya langsung berdiri.

"Kak Ar......Arka" ucap Dalia sedikit terkejut melihat kedatangan orang yang sama sekali tak terpikirkan olehnya.

"Kenapa lo terus lihatin masjid? Mau sholat?" tanya Arka penasaran.

Dalia menggerakkan matanya ke kanan ke kiri memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada Arka, "Ah, aku hanya pengen aja" alibi Dalia sedikit gugup.

"Ah yaudah, aku pergi dulu" pamit Dalia terburu-buru lalu melangkahkan kakinya menjauh dari Arka.

Arka menundukkan pandangannya sebentar sebelum mengarahkan ondangannya kembali pada Dalia yang akan menuruni tangga pelataran, "Tunggu!" teriak Arka menghentikan langkah Dalia. Dalia memejamkan matanya lalu membalikkan badannya. Arka melangkahkan kakinya mendekat ke arah Dalia.

"Mau pulang?" tanya Arka membuat Dalia sedikit terkejut sampai dirinya hanya bisa terpaku.

"Ayo" ajak Arka langsung menarik tangan Dalia membuat lamunan Dalia buyar. Dalia hanya bisa mengikuti langkah Arka tanpa ada penolakan.

PRINCIPLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang