2

2.3K 270 5
                                    

"Woy ayok ah kantin!" Ajak Bayu ketika bel istirahat sudah berbunyi, kemudian diangguki ketiga temannya.

"Eh, gue masih penasaran deh sama anak baru itu." Ucap Dino ketika mereka berempat sudah berjalan menuju kantin.

"Penasaran kenapa?" Tanya Daffa tidak mengerti

"Digrup basket juga pada ngomongin, lu tau sendiri kalo ada cewek bening dikit langsung pada heboh." Balas Dino

"Paling juga salah satu fans gue." Celetuk Ale dengan bangga dan membuat ketiga temannya menoleh dengan muka jengah.

"Kepedan lo mentok, anjir." Bayu mendelik geli menghadap Ale

"Meskipun kita bukan artis kayak lo tapi ketampanan kita melebihi lo. Apa lagi Daffa, duh, gue kalo cewek pasti udah naksir berat sama Daffa." Dino bericara sambil mendekat dan mengedipkan matanya genit pada Daffa.

Daffa mendorong Dino menjauh, lalu berjalan duluan didepan mereka. "Sumpah, gue masih normal."

Mereka bertiga tertawa melihat kelakuan Daffa yang paling 'normal' diantara mereka itu.

Sesampainya di kantin para penghuni siswi menatap mereka dengan kagum, ada pula menyapa mereka terang-terangan, terutama Ale, banyak dari mereka yang tersenyum malu-malu pada Ale. Mereka duduk disalah satu bangku yang sudah ditempati Daffa, dipojok dekat pagar pembatas lapangan.

"Mau pada makan apa?" Tanya Dino ketika mereka baru duduk.

"Nasi goreng, gue belum sarapan soalnya." Jawab Ale

Dino mengangguk kemudian mulai memesan sambil membawa pesanan temannya satu persatu.

"Abang gue mau nikah." Mulai Ale ketika semua sedang memakan

Semuanya menoleh pada Ale dengan wajah terkejut.

"Bang Raja?" Tanya Bayu heboh, Ale mengangguk singkat.

"Wah, anjir. Lo di langkahin, Le!" Ujar Dino dan mendapat pukulan di belakang kepalanya oleh Daffa.

"Bego." Balas Daffa singkat. "Jadi sama kak Rachel?" Lanjut Daffa

Ale mengangguk. "Iyalah, siapa lagi. Bucin sampe mati gitu dia sama kak Rachel"

Mereka semua tertawa membenarkan ucapan Ale.

"Kakak cantikku bakal pulang gak?" Tanya Dino dengan wajah berserinya pada Ale

Ale menatap sinis. "Baliklah, bentar lagi liburan dia."

Dino dan Bayu bersorak heboh, membuat Daffa menghela nafasnya lelah.

"Pokoknya kalo lo mau jemput kak Adel lo harus kabarin kita ya?"

"Siapa lo?" Balas Ale sengit

Dino menjulurkan tangannya di depan Ale. "Kenalin, kakak ipar lo."

Ale menepis tangan Dino dan dibalas tawa keras dari Bayu dan Daffa.

"Najis ya gue punya kakak ipar kayak lo. Udah bagus-bagus kakak ipar gue sekarang modelan bang Arga"

"Yailah, lo gatau aja bang Arga bergurunya sama siapa."

"Sama siapa emang?" Balas Daffa menatap Dino geli

"Sama bapaknya lah."

Semua tertawa mendengar jawaban Dino dan membuat mereka semua melanjutkan makannya.

Setelah bel masuk mereka semua berjalan beriringan menuju kelas mereka, di tangga koridor ketika mereka mau naik tangga mereka berpapasan dengan seorang wanita, sebenarnya hanya Ale yang menghalangi jalan wanita itu. Ale menatap dengan muka sombongnya menatap wanita itu.

'Ujung-ujungnya minta foto bareng juga sama gue' ucap Ale dalam hatinya dengan sombong.

Sedangkan Bayu dan Dino sedang saling tatap dengan wajah terkejut, Daffa menatap semuanya dengan tidak mengerti. Ale menatap kembali wanita didepannya yang sudah menghela nafas jengah.

"Bisa minggir gak?" Balas wanita itu yang membuat Ale,Dino dan Bayu melotot kaget

'Mungkin belum liat muka gue.'

Maka dari itu Ale menurunkan badannya untuk menghadap wanita yang lebih pendek darinya itu. Wanita itu menatap tepat ke mata Ale, Ale menyeringai puas melihat wajah cantik plus imutnya wanita didepannya ini.

"Aleandra Pratama?"

Ale tersenyum. 'Nah, siapa yang gak kenal gue.'

"Ya?"

"Minggir. Gue mau lewat."

Ale mengedipkan matanya tak percaya melihat wanita yang melewati dia dengan acuhnya. Baru kali ini seumur hidupmya menjadi aktor remaja dia ditolak oleh satu wanita. Ale mengeluarkan seringaian andalannya dan menggumamkan kata 'menarik' pada wanita yang sudah memasuki kelasnya.

Satu tepukan membuat Ale menoleh dan itu Bayu dengan wajah terkejutnya.

"Gila! Lo ditolak sama anak baru, bro."

Ale mendecak. "Mana ada ditolak, sih."

"Seorang Aleandra Pratama diacuhin sama anak baru." Dino menutup mulutnya menahan tawa.

Daffa tertawa kecil mendengarnya. "Baguslah, seenggaknya itu cewe matanya masih berfungsi normal."

Ale mendelik kesal pada Daffa, sebelum mengeluarkan umpatan suara tawa keras seorang wanita diujung koridor membuat mereka semua refleks menoleh. Maura dengan tawanya yang masih keras berlari menghampiri mereka sambil menggoyang-goyangkan ponselnya.

"Gila, gue gak berenti ketawa." Maura tertawa puas memandang kearah Ale yang kini sudah mendeliknya sinis. "Akhirnya gue punya bahan buat mading." Lanjutnya sambil menunjukan ponselnya kearah empat lelaki itu.

Ale melotot kaget ketika video beberapa menit yang lalu dimana dia diacuhkan satu wanita dan tiga teman lainnya tertawa melihat video tersebut.

"Judulnya 'aktor yang sedang naik daun diacuhkan anak baru'." Dino tertawa dan dibalas anggukan semangat oleh Maura.

"Boleh tuh, No, ide lo."

Ale mendecak sebal dan mulai menaiki tangga menuju kelasnya meninggalkan teman-temannya yang masih menertawakannya, dan sambil memikirkan satu perempuan yang tadi mengacuhkannya dan yang pasti sebentar lagi akan heboh karena akan ada berita di mading sekolah nya. Ale mengacak rambutnya kesal dengan mood yang buruk hanya karna satu perempuan si anak baru itu.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang