29

1.1K 180 30
                                    

Semenjak terakhir kali Ale menjenguk Abel maka semakin hari mereka semakin dekat, bahkan Nadia dan Maura tidak bisa berbuat apa-apa jika Abel juga masih dengan tangan terbuka menerima Ale kembali. Daffa juga tidak bisa berbuat banyak, dia merasa cukup dengan Abel bahagia juga. Kondisi Abel kini sudah pulih dan seperti sedia kala kembali. Dan juga Abel kini resmi menjadi adik dari Tata, sesuai janji Ayah Tata kepada Abel.

"Gak nyangka gue semuanya udah beres." Ucap Nadia pada semuanya yang kini mereka sedang berada dikantin.

"UN dan ujian praktek done. Tinggal ujian masuk universitas aja." Balas Maura

Kini Abel, Maura, Nadia, Daffa, Dino dan Bayu ada dikantin setelah kemarin mereka menyelesaikan ujian nasional dan sekarang sudah bebas, tinggal menunggu kelulusan dan perpisahan saja. Abel tersenyum mendengar ocehan teman-temannya, sekarang dia merasa hidup kembali, mempunyai keluarga baru, dikelilingi oleh teman-teman yang sayang padanya, masalah yang menganggunya sudah diselesaikan. Abel benar-benar bersyukur diakhir SMA nya tidak ada lagi kejadian buruk yang menimpanya, Abel ingin membuat kenang-kenangan manis terakhir kalinya menjadi siswi SMA.

"Lo mau lanjut kemana jadinya, Bel?" Abel menoleh ketika Bayu bertanya padanya

Abel mengangkat bahunya. "Gatau, rencananya sih kemarin tapi Ayah sibuk mulu. Kayaknya sekarang."

"Barengan sama kita aja, dong." Ucap Nadia sambil cemberut

"I hope too." Balas Abel

"Gue, Dino, Bayu, Nadia sama Ale udah rencana kuliah bareng Kak Adel dan yang lainnya."

"US dong?"

Maura mengangguk.

Abel mendengus. "Harus banget pada samaan semua gitu?"

Nadia sama Maura hanya menyengir lebar. "Kan guemah ada Kakak gue disana." Balas Maura

"Lo juga samaan aja sama kita kenapa sih?" Balas Nadia kesal

Abel tersenyum kecil. "Lah, terus Daffa dimana?"

"Udah keterima di Oxford." Semuanya langsung melongo menatap Daffa

"Bener-bener bibit unggul."

"Otak kopong macem lo, can't relate." Bayu menatap Dino prihatin dan Dino balas menatap sengit Bayu

"Sialan!"

Dino buru-buru bangkit dan menepuk Bayu untuk ikut bangkit juga, Bayu memandang Dino dengan protes.

"Buru, anjir! Ini si Ale rewel minta bantuin buat tugas."

"Ah nyusahin! Lagian segala di remed sih." Bayu ikut berdiri. "Kita duluan ya? Daf gue duluan."

Semua mengangguk dan tidak lama Daffa ikut berdiri, tidak enak hanya ditinggal lelaki sendiri dan kebetulan dia ingin keruang OSIS.

"Gue ke ruang OSIS dulu ya? Duluan."

"Oke."

"Gak kebayang deh kalo Abel sama Daffa pisah sama kita-kita." Nadia dan Abel langsung nengok ke Maura ketika Daffa baru saja pergi

"Kenapa gitu?"

"Ya lo bayangin, yang punya otak diantara kita kan cuma mereka berdua."

Nadia mengangguk setuju. "Bener juga."

Tidak lama ada anak kelas Abel menghampiri Abel dikantin

"Bel, dipanggi kepsek ke ruangannya."

"Ngapain?"

"Gatau, gue suruh nyampein doang. Udah ya." Setelah itu dia pergi dan Maura dan Nadia memandang Abel horor

"Wah, ada masalah apa lo?"

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang