9

1.3K 193 0
                                    

Sudah hampir dua minggu ini Ale tidak melihat Abel di sekitaran sekolah, semenjak ulang tahun Maura minggu lalu yang katanya Abel pulang bersama temannya, Ale tidak pernah lagi melihat keberadaan Abel. Bukannya tidak mau menghubungi atau apa, tapi selama dua minggu inipun Ale benar-benar sedang sibuk. Sekolah, shooting yang baru selesai dan membantu  pernikahan Raja. Ale sekarang sedang tiduran di sofa ruang keluarga ditemani bersama kakaknya dan teman-temannya juga Maura yang sedang mengobrol urusan wanita, Ale tidak mau peduli, dia masih sibuk dengan ponsel dan keripik kentang ditangannya. Menimang-nimang apakah harus menghubungi Abel atau tidak, karena sekarang Ale sudah benar-benar bebas dan sedang bersantai. Tapi kalaupun dia mengirim chat memangnya Ale ini siapanya Abel? Teman pun belum bisa dibilang begitu.

"Sok-sokan sibuk sama hape lu! Yang ngechat paling Bayu, Daffa sama Dino doang." Ale menoleh ketika Maura melemparnya dengan pilus ke mukanya. Ale mendecak kemudian turun untuk ikut kumpul bersama yang lainnya.

"Btw, kok Abel gak pernah keliatan, Le?" Tanya Tata

Ale yang sedang memasukan kue kering ke mulutnya berhenti sejenak. "Sibuk, Kak."

"Kangen deh sama Abel. Diakan anaknya gemesin nurut gitu." Sambung Adel

"Aku jugakan menggemaskan, Kak." Maura mendekatkan mukanya pada Adel dengan wajah dibuat seimut mungkin

Citra mendecih kesal. "Songong lo mah. Kecilnya imut-imut, udah gedenya amit-amit."

Maura mencebikan bibirnya kesal saat semua orang menertawakannya, terutama Ale tertawa paling keras.

"Kak, masa aku di bully." Adu Maura pada Syifa, Syifa yang sedang memakan kue nya berhenti sejenak kemudian bergidik ngeri mendengar suara adiknya yang menurutnya sok imut itu.

"Napa si lu dek? Emang menyebalkan lo tuh udah gede." Ucap Syifa. Semuanya tertawa kembali melihat raut wajah kesal milik Maura.

"Bully aja gue terus. Nanti gue sama Abel mau jadi satu tim buat bales kalian." Maura melipat tangannya di dada. "Terutama lo." Lanjutnya sambil menunjuk Ale

"Gue dari tadi gak ngomong padahal."

"Tapi ketawa lo paling gede!"

"Ya muka lo emang pantes dibully." Ale tertawa melihat Maura yang sedang mendesis.

"Fuckboy!" Umpatnya

Syifa memukul mulut Maura. "Bahasanya!" Syifa menatap tajam Maura, sedangkan Maura hanya cengengesan.

Maura memeluk kakaknya kemudian tiduran dipaha kakaknya.

"Lelah gue. Pengen nikah aja." Maura menghela nafas sambil menatap langit-langit

Citra melempar bantal pada Maura. "Sembarangan. Gue dulu, lah."

"Heh! Gue dululah yang pacarannya paling lama." Sela Adel tidak terima.

Tata menghela nafas lelah. "Yang pasti Bang Aja sama Kak Rachel dulu yang nikah."

Mereka semua mendadak diam mendengar jawaban Tata.

"Yaudah, nanti gue suruh Dino buat lamar lu, dah." Ucap Ale

Maura melotot tidak terima. "Apa-apaan?"

Semua mendelik menatap Maura curiga.

"Wah, lo ada apa-apa sama di Dinosaurus ya?" Tanya Citra dengan curiga

Maura langsung menggeleng panik. "Enggak. Beneran deh."

Lalu semuanya mulai mengintrogasi Maura dan Dino sedangkan disana Ale menyeringai puas melihat Maura tersiksa, Maura mendelik tajam pada Ale lalu mengacungkan jari tengahnya. Ale tergelak pelan lalu berlalu menuju kamarnya meninggalkan para wanita yang sedang bergosip.


-----


Abel mendecak kesal sambil memegangi perutnya dan berjalan dibantu Nadia disampingnya menuju UKS. Dihari senin dengan Abel sudah ketiban sial, lantaran sehabis upacara dia merasakan perutnya yang amat sakit lantaran sedang haid, Nadia segera membantu Abel menuju UKS untuk mengistirahatkan diri sebentar, karena Nadia pun tau rasanya sakit saat haid itu seperti apa.

"Mana sih ini penjaga UKS kok pada gak ada?" Nadia mendecak kesal setelah mereka sampai di UKS. "Udah, lo tiduran sini dulu aja. Gue bikinin teh anget, sebentar." Lanjutnya setelah membantu Abel tiduran diranjang UKS.

Abel mengangguk, kemudian Nadia membuatkan teh untuk Abel.

"Nih." Nadia memberikan secangkir teh yang masih mengepul pada Abel, Abel segera menerimanya dan meminum teh nya pelan-pelan.

"Lo balik aja ke kelas, Nad. Gue gapapa kok." Abel menatap Nadia yang memandangnya dengan khawatir

"Beneran, nih?" Tanyanya dengan ragu

Abel mengangguk mantap. "Pelajaran bu Desi sekarang, kan? Udah balik aja gapapa."

Nadia mengangguk pelan. "Yaudah, nanti istirahat gue langsung kesini ya? Lo chat aja kalo mau makan apa, nanti sekalian gue ke kantin beliin."

Abel mengangguk setelahnya Nadia meninggalkan Adel sendirian didalam UKS. Abel menghela nafas kemudian menidurkan dirinya diatas ranjang dan menutup gorden disamping ranjangnya.

Kurang lebih lima belas menit Abel terlelap, dia mengerjapkan matanya ketika ada suara berderit ranjang disampingnya berbunyi, sepertinya ada seseorang yang baru saja datang. Abel melihat sekitar dan tidak menemukan petugad UKS datang, maka dengan berat hati Abel membuka gorden disampinya dengan rasa penasaran. Karena Abel sangat takut bila itu bukan hanya manusia yang mengisinya. Bisa saja penunggu sekolah ini? Didetik selanjutnya Abel membelalakan matanya kaget begitu pula dengan orang yanh sedang berbaring diranjanh sampkngnya yang menatap Abel sama tetkejutnya.

Orang disamping Abel berdehem pelan. "Lo ngapain?"

Detik selanjutnya Abel memutar bola matanya malas. "Dagang sayur." Jawabnya cuek

Ale cengengesan tidak jelas disampingnya.

"Lo sakit apa?" Abel balik bertanya pada Ale.

"Ah, ini gue kurang tidur semalem. Terus sekarang pelajaran matrmatika. Yah, jadi gue numpang tidur disini." Ale nyengir menatap Abel

Abel hanya mendelik pada Ale.

"Lo sakit apa, Bel?"

"Biasa, datang bulan."

Ale membuka mulutnya sambil bergumam 'ah' lalu memnganggukan kepalanya.

"Sakit banget pasti ya?"

Abel memicing curiga. "Kok tau?"

"Iyalah, yang jadi sasaran kak Adel datang bukan kan gue."

Kini giliran Abel yang mengangguk paham. "Kak Adel apa kabar?"

"Baik. Dia nanyain lo terus."

"Masa?" Abel menampilkan raut kaget pada Ale

Ale mengangguk mantap. "Ah! Kata Kak Adel kalo gur ketemu lo, katanya lo disuruh kerumah. Kak Adel kangen soalnya sama Kak Tata."

Abel tersenyum canggung. "Malu gue"

"Gapapa, nanti pulang sekolah aja sekalian bareng gue biar langsung kerumah."

"Bener gapapa?"

Ale mendecak. "Kak Adel sama Kak Tata sendiri loh ini yang bilang."

"Oke." Kemudian Abel mengangguk kecil

Sedangkan Ale hanya mengumpat dalam hati untuk apa dia mengada-ngada cerita kalau Abel disuruh Adel dan Tata kerumah? Memang sih, mereka berdua kangen Abel, tapi tidak sampai disuruh kerumah juga. Semoga kakaknya mengerti dan bisa diajak kerja sama, pikir Ale. Ale menghela nafas pelan, dan kenapa juga di otak dia tiba-tiba ingin Abel untuk datang kerumahnya? Memang siapa Abel? Ale memejamkan matanya segera karena merasa kini otaknya sudah tidak beres, dan juga saat bangun nanti langsung mengabari Adel dan sedikit brrsekongkol dengan Adel dan Tata.

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang