8

1.4K 208 9
                                    

"Kita gajadi ke salon hari ini, maaf ya? Soalnya Tata mau make up sendiri aja katanya." Ucap Adel pada Abel ketika baru memasuki kamar Tata.

Abel mengangguk mengerti. "Aku gak masalah, kak."

"Denger-denger kata Ale kamu kerja part time di caffe, bener?" Tanya Adel

"Bener kak. Buat tambah-tambah biaya sekolah."

Adel mengeryit. "Orangtua kamu kemana emang?"

"Ibu ada, ibu kerja di toko roti. Kalo ayah aku gatau kemana, udah ditinggalin dari kecil." Abel tersenyum kecil, Adel disana menatap tak percaya pada Abel. Kemudian Adel menepuk pelan bahu Abel.

"Aduh maaf, aku gatau."

"Gapapa, kak." Abel menggeleng kecil dan tersenyum pada Adel

"Kamu anak tunggal?" Abel segera mengalihkan pandangannya ke arah Tata yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka berdua.

Abel mengangguk. "Iya, kak. Makanya aku kerja part time buat bantu-bantu ibu."

"Kamu gak ada sodara lagi?"

"Engga, ibu anak panti asuhan, jadi kalo dari keluarga ibu gak ada. Gatau kalo dari ayah."
Tata dan Adel mengangguk mengerti.

"Tata juga anak tunggal, kayaknya cocok kalo kalian jadi adik kaka." Ucap Adel dengan senyum cerah, memandang Tata dan Abel secara bergantian.

Abel tersenyum malu, sedangkan Tata tersenyum lembut.

"Orangtua aku jarang dirumah, dia sibuk. Kalo kamu butuh sesuatu kamu bisa main kesini lagi, selama aku masih di Indonesia aku siap bantu." Tata tersenyum lembut menatap Abel, Abel yang mendengar ucapan Tata barusan menjadi terharu dan segera mengangguk.

"Makasih banyak kak. Padahal kita baru ketemu dua kali, tapi aku ngerasa nyaman bisa ngobrol sama kalian." Abel menunduk.

Adel dan Tata tersenyum, lalu Adel menghampiri Abel dan memeluknya, diikuti oleh Tata.

"Sama-sama. Selama ini adek perempuan kita paling kecil cuma Maura, tapi Maura itu nyebelin banget dan gak nurut kayak kamu." Ucap Tata, Adel terkekeh kecil dan mengangguk membenarkan ucapan Tata

"Dan kamu satu-satunya perempuan yang dibawa dan dikenalin sama Ale lho ke kita-kita." Lanjut Adel

Abel sedikit terkejut kemudian mengangguk.

"Kalian pacaran gak, sih?" Tanya Adel penasaran
Abel menggeleng. "Engga, kak."

"Terus?"

"Temen, kak."

"Teman tapi mesra." Celetuk Tata

Abel menggeleng kencang. "Aku gak pernah mesra-mesraan sama Ale, kak."

"Kalian barengan terus. Nanti juga cinta karna terbiasa." Goda Tata pada Abel, Abel mencebikan bibir bawahnya yang membuat Adel dan Tata tertawa.

Adel mengalihkan pandangannya ketika ponselnya bergetar. "Syifa sama Citra mau langsung janjian disana aja, Ta." Kata Adel menghadap Tata.

Tata mengangguk. "Yaudah. Kita pilih bajunya dulu aja."

"Gue baju yang kemaren, ya?" Adel cengengesan pada Tata dan Tata hanya mengangguk sebagai jawaban

Tata berjalan menuju lemari besarnya yang ada dikamarnya, Abel yang melihat itu menganga dibuatnya. Tata menengok pada Abel dan menyuruhnya mendekat.

"Kamu pilih aja mana yang kamu mau."

"Eh? Gapapa kak?"

Tata terkekeh. "Dari pada mubazir gak pernah dipake. Kamu bebas mau pilih yang mana aja."

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang