39

1.1K 185 22
                                    

Abel berjalan gontai menuju keluar kantor, hari ini cukup melelahkan dikantor tapi hari ini juga termasuk hari yang membahagiakan untuknya, tepat hari ini Abel berulang tahun yang ke 23 tahun. Sedari pagi ponselnya terus berbunyi berisikan teman dan keluarganya mengucapkan selamat ulang tahun padanya, bahkan Ayah dan Bundanya mengucapkan selamat tepat jam12 malam dan mengucapkan maaf karna disaat ulang tahun Abel mereka tidak ada disana. Abel sangat senang tentu saja, tapi dari semua itu rasanya ada yang kurang, rasanya Abel merasa sedih karna dari pagi sampai sekarang Abel belum mendapat pesan dari Ale sama sekali.

Menghilangkan kegalauan hatinya Abel segera melajukan mobilnya menuju pemakaman, dan berniat untuk ziarah ke makam ibunya hari ini.
Setelah selesai dari makam diperjalanan Abel mendapat telfon dari Tata, Abel langsung mengangkatnya.

"Kenapa Kak?"

"Kamu dimana? Kok belum pulang?"

"Aku dari makam Ibu tadi, mungkin 15 menit lagi sampe rumah."

"Yaudah, hati-hati nyetirnya."

"Iya, Kak"

Setelah sampai Abel langsung keluar dari mobilnya dan melangkah masuk menuju rumahnya, Abel mengeryit karna keadaan rumah saat ini benar-benar sepi. Bukankah baru saja Kakaknya menelfonnya?

"Kak Tata? Kak Bintang?" Panggil Abel sambil mengelilingi rumahnya, tapi nihil Abel tidak menemukan Tata maupun Bintang.

Abel berjalan ke kamarnya mungkin Tata dan Bintang sedang ada keperluan. Saat membuka pintu matanya membelalak dengan mulut terbuka lebar.

 Saat membuka pintu matanya membelalak dengan mulut terbuka lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bahkan disana semua sahabat dan kakak-kakaknya sudah berkumpul sambil berteriak 'happy birthday', Abel pun melihat si kembar, Zi dan Juna ada disana dengan topi ulangtahun dikepalanya, sungguh menggemaskan.

"Aunty! Selamat ulang tahun!" Zi menghampiri Abel dan tersenyum lebar, Abel tersenyum haru lalu memeluk Zi dengan sayang.

"Makasih sayang."

Maura, Nadia dan Elena menghampiri Abel lalu memeluk sahabatnya itu. Dan semuanya langsung memberikan selamat satu persatu pada Abel, Abel tersenyum lebar tapi matanya terus melirik kesetiap ruangan mencari keberadaan Ale tetapi nihil, Abel menghembuskan nafas pelan dan mencoba untuk positif.

"Gimana? Keren gak?" Tanya Maura

Abel mengangguk. "Keren banget, sampe gue shock."

"Tapi kayaknya ada yang kurang nih." Goda Davin

"Oh, sang pujaan hati belum menampakan dirinya." Tambah Dino

Abel mendengus, tapi dengan cepat Tata membalikan badan Abel menuju ke kasurnya. Oh! Abel benar-benar terkejut! Bagaimana dia tidak sadar jika dikasurnya sudah dihias sedemikian rupa? Mungkin karna terlalu fokus pada yang ada sampai melupakan sekelilingnya.


Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang