11

1.2K 172 3
                                    

Sudah tiga bulan lebih ini Abel menjadi lebih dekat dengan Ale maupun dengan kakak-kakaknya, dan kini Abel pun disekolah sudah mulai bergabung dengan Maura yang kebetulan teman satu ekskul Nadia, jadilah Nadia menyuruh Abel ikut gabung jika disekolah.

Tepat hari ini dilaksanakannya pernikahan Raja dan Rachel. Semua orang sudah sibuk dari subuh, calon pengantin sudah gugup sedari kemarin untuk hari bersejarah dalam hidupnya itu. Pengantin di acara ini memakai adat jawa, termasuk bridesmaid dan groomsmen, ini sebenarnya kemauan Rachel karena berasal asli dari darah Jawa. Ale yang sudah selesai pertama ketika memakai blangkon, dia keluar untuk mengisi perutnya, dibawah dia bertemu dengan Papanya yang ternyata juga sudah beres.

"Pah, makan apanih? Laper."

Papanya menengok ke arah anak bungsunya. "Makan roti itu dimeja makan."

"Gak kenyang."

Papanya mendecak. "Beli lontong sayur sana depan komplek. Suruh Pak Udin."

"Gak ah, males aku. Udah ganteng makannya ribet."

"Bodo ah, gausah nanya kalo gitu." Dengan kesal Papanya berlalu meninggalkan Ale yang sedang terkekeh.

Ale berjalan lagi keatas dimana kakak laki-laki semuanya sedang berada disini, dan para wanita dirumah Rachel. Ale membuka pintu ruangan groomsmen nya. Ternyata semua sudah hampir selesai, tinggal menunggu Davin.

"Kak, pada laper gak?" Tanya Ale pada semuanya

"Laper nih gue. Pengen makan nasi tapi." Balas Bintang

"Nasi uduk depan sekolah dulu enak kali ya." Ucap Ojan yang diangguki denga cepat oleh yang lainnya

"Beli aja sono pake baju ginian." Arga berujar sambil menunjuk baju blangko yang mereka kenakan

Davin keluar setelah selesai dengan senyum cerahnya.

"Gue tampan parah ternyata pake blangkon gini."

"Udah cocok, jadi pengantinnya." Balas Arga
Semua tertawa dan Davin hanya mendecak.

"Janganlah, nabung dulu gue buat mensejahterakan masa depan gue yang cerah bersama Citra."

"Bacot bener. Kebawah yuk, udah ditungguin." Ucap Ojan dan di angguki oleh semuanya.


-------


"Saya terima nikah dan kawinnya Adinda Rachel Bramasta binti Rafael Bramasta dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Sah?"

"SAH!"

"Alhamdulillah."

Semua mendesah lega ketika Raja dan Rachel sudah sah menjadi sepasang suami istri itu. Adel dan Citra yang melihatnya sudah menangis terharu, apalagi ketika kedua mempelai bersalaman dengan kedua orang tuanya masing-masing yang membuat semua tamu undangan hanyut dalam keharuan.

"Udah jangan nangis, sini aku peluk." Davin menarik Citra yang masih sesegukan karena menangis sedari tadi

"Kamu gamau peluk aku?" Adel sesegukan menatap Arga yang kini balas menatapnya dengan datar. Arga mengelap air mata Adel dengan pelan, kemudian merangkul pinggang kekasihnya tersebut.

"Udah ya jangan nangis, makeup nya luntur nanti." Bisik Arga

Adel refleks memukul lengan kekasihnya, sedangkan Arga hanya terkekeh kecil.

Disebelahnya Ale menghela nafas panjang melihat kebucinan kakak-kakaknya itu, Ale melihat kedepan lagi dan menghapus sedikit air matanya melihat Kakak laki satu-satunya sudah melepas masa lajangnya. Lalu kepala Ale menoleh pada Maura yang sedang menghapus air matanya, Ale hampir tidak berkedip ketika melihat seseorang yang duduk disamping Maura yang sedang tersenyum menghadap depan.


Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang