27

1.1K 175 47
                                    

Sore itu bel pulang baru berbunyi dan kelas Abel baru selesai pelajaran olahraga, hari ini Nadia tidak masuk karna sakit, jadi Abel hari ini banyak menyendiri. Tiba-tiba Pak Aryo guru olahraga mereka memanggil Abel, Abel langsung berlari kecil menuju gurunya tersebut.

"Kamu hari ini tugas nyimpen bola di gudang, ya? Sama Bianca." Ucap Pak Aryo

Abel mengangguk dan Bianca menghampiri sambil tersenyum ramah.

"Yok, Bel." Ajaknya

Abel mengeryit ketika Bianca membawanya ke belakang sekolah.

"Loh, kok kesini?" Tanya Abel

Bianca berbalik. "Loh, emang Pak Aryo gak bilang ya?"

Abel menggeleng. "Engga."

"Kan kita disuruh gudang yang belakang sini."

Abel membulatkan mulutnya. "Gue gak engeh." Abel menyengir pada Bianca

Bianca terkekeh. "Yaudah, gapapa."

Setelah sampai digudang belakang Abel menyimpan bolanya diikuti Bianca, tapi tiba-tiba kepala Abel dilempar bola basket dengan kencang dari arah belakang. Abel langsung terjatuh kedepan dengan dahi yang membentur tembok, Abel merasakan darah mengalir dari dahinya akibat benturan keras tadi, baru saja Abel membalikkan badan satu tamparan sangat keras sudah mendarat di pipi nya. Abel meringis merasakan perih dikepala juga dipipinya.

"APA SIH?!" Teriak Abel sambil merasakan bahwa mulutnya baru saja terluka karna tamparan tadi.

Bianca mendecih didepannya. "Najis banget gue pura-pura baik sama lo tadi."

Abel melihat sekeliling dan ternyata dia sudah dijebak oleh Bianca, kini Bianca membawa teman-temannya yang sudah mengelilingi dia.

"Lo tau? Gue bisa laporin kalian ke pihak sekolah." Sinis Abel

Bianca tertawa kencang diikuti teman-temannya. "Wah, takut. Jadi lo juga yang ngadu ke Kak Tata dong ya?"

Abel mengeryit tidak mengerti.

"Gledah tas dia." Titah Bianca pada temannya
Temannya langsung memberikan tas Abel dan mengambil ponsel Abel dari dalam tas, lalu dalam sekejap ponsel Abel dilempar ke tembok hingga hancur. Abel membelalakan matanya dan mendorong Bianca dengan kuat.

"Apaan sih lo anjing?!"

"Gitu dong, daritadi nanya gue maunya apa."

Tangan Abel sudah terangkat ingin menampar Bianca tapi teman-teman Bianca dengan cepat menahan Abel.

"Lo inget Lyra?" Abel langsung terdiam ketika mendengar nama teman disekolah yang lamanya dan juga teman yang memfitnah dirinya.

"Gue kembar gak identik sama dia." Lanjut Bianca

Abel membelalakan matanya.

"Lo udah bikin dia dikeluarin dari sekolah, lo juga udah bikin nama dia jelek disekolah yang lamanya."

"Itu semua dia duluan yang mulai! Lo kalo gak tau apa-apa gak usah main menghakimi sendiri, setan!" Abel langsung meringis kembali ketika Bianca menamparnya kembali kali ini dengan lebih kuat, Abel memberontak dalam cekalan teman-teman Bianca.

"Denger, lo juga udah ngambil Nadia sama Maura dari kita. Sebelum sama lo mereka itu selalu main sama kita! Ah, dan juga lo dengan sok kecantikannya lo mepetin genk Ale terus. Asal lo tau, sebelum lo dateng genk Ale selalu bareng-bareng sama kita kalo lagi istirahat!"

Abel tersenyum miring, meskipun harus menahan perih karna ujung mulutnya yang sudah mengeluarkan darah.

"Mungkin lo gak menarik, makanya lo dibuang sama mereka. Lagian mana ada yang mau sih temenan sama setan macem lo?"

Heart BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang